Part 7

815 58 19
                                    

Tzuyu melangkah meninggalkan rumahnya dengan kesal setelah menghadapi Ibunya yang sangat Ia benci sejak 8 tahun yang lalu. Ia bersumpah dalam dirinya bahwa Ia tidak akan memaafkan So Eun setelah So Eun membuat Appanya menderita disaat-saat sebelum kematiannya.

Tapp....tapp....Happ....

Langkah Tzuyu terhenti ketika tiba-tiba Kai menghadang jalannya.

"Mau apa lagi Kau?...." Ucap Tzuyu ketus menatap tajam Kai. Kai mengernyitkan alisnya bingung melihat sikap Tzuyu yang ketus . Biasanya Tzuyu selalu menanggapi Kai dengan santai bahkan cenderung menggoda. Selama 2 minggu ini Kai selalu mengawasi dan mengikuti kemanapun Tzuyu pergi. Tzuyu yang awalnya terkejut namun menanggapi dengan santai bahkan seringkali menggoda Kai dengan bersikap layaknya sepasang kekasih. Mereka pergi makan bersama, menonton bersama bahkan terkadang mereka hanya berdiam diri hingga ketiduran di taman bersama.

"Naik motorku...." Sahut Kai datar mencoba mengabaikan perbedaan sikap Tzuyu.

"Sudahlah... Kau tidak perlu mengawasiku lagi... Bukankah Aku tidak pernah menemui Kakak Iparmu lagi?..." Ucap Tzuyu masih dengan sikap kesalnya.

"Aku tidak yakin jika Kau sendiri tanpa pengawasan..."

"Ck... Aku bersumpah hari ini tidak akan menemui siapapun... Aku hanya ingin sendiri sekarang...Aghhkk..." Tzuyu nampak semakin kesal dan frustasi. Kai mengamati sesaat sebelum akhirnya menarik Tzuyu untuk menaiki motornya. Tzuyu yang malas melawan hanya pasrah mengikuti.

"Kau mau membawaku ke mana?..." gumam Tzuyu dengan nada datar.

"Ketempat yang tidak membosankan seperti saat Kau membawaku...." Sahut Kai tidak kalah datarnya.

"Ke hotel?... Baiklah... Kurasa Kau ingin bersenang-senang...." Tzuyu terdiam sesaat sebelum mengeluarkan suara yang kembali penuh godaan sembari memeluk Kai yang mulai mengendarai motornya. Kai hanya menyeringai mendengar kata-kata menggoda Tzuyu.

~o0O0o~

"Rapikan mejamu.... Kita pergi..." Suara Xiao Nai yang tiba-tiba berhasil mengejutkan Sarang yang tengah melamun memikirkan apa yang sedang Xiao Nai lakukan dengan So Eun.

"Tuan.... Anda... Tapi kita akan... Kemana?... Saya telah membatalkan semua pertemuan Anda hari ini..." Ucap Sarang mencoba kembali bersikap profesional.

"Hmm... Jam lemburmu sudah selesai... Sekarang Kau ikut denganku..." Ucap Xiao Nai dengan gaya santai namun tegas dan kini sedang duduk di meja Sarang dan menghadap Sarang.

"Kemana?.... Anda tidak menemui... Eomma?..." Sarang merasa ada yang aneh dengan kalimatnya, namun Ia benar-benar bingung menyebut So Eun saat Ia sedang bersikap profesional. Xiao Nai mengernyitkan alisnya menuadari hal itu. Namun terlihat tatapan geli juga atas sikap Sarang.

"Aku sudah bertemu So Eun... Dia baik-baik saja.... Dan sekarang Kau hanya perlu merapikan mejamu lalu ikut dengan saya..." Ucap Xiao Nai dan Sarang hanya bisa mengangguk dan menundukkan kepalanya tidak mau wajahnya terlihat Xiao Nai karena kini bibirnya sedang mendumel tanpa suara. Xiao Nai yang jeli tentu menyadari hal itu namun hanya tersenyum geli.

"Kenapa Kau melakukan itu?... Ap...Apa Kau berlatih bersikap layaknya seorang ayah...?" Ucap Sarang terkejut saat tiba-tiba Xiao Nai mencium pucuk kepalanya. Xiao Nai tersenyum tipis.

"Aku tunggu diparkiran..." Ucap Xiao Nai kemudian berlalu ke arah lift. Sarang masih diam di tempat, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup cepat.

~o0O0o~

"Oppa kira Kau sudah pergi....hhh..." Kim Bum bernapas sedikit terengah sembari mendekati So Eun yang berada di dapur. Kim Bum melupakan sesaat rasa sakit dikakinya yang masih di gips.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang