Siapa? (2)

4 0 0
                                    

"Pokonya Anasia gak mau tidur sendiri mah! Anasia bisa lihat hantu!!"

Baru saja Yohan turun dari kamarnya untuk sarapan sebelum ke kampus, ia sudah melihat adik dan Mama nya sedang bertengkar.

Papa nya? Mungkin karena terlalu lelah jadi Papa nya memilih untuk membaca koran saja, membiarkan istri tercintanya itu yang menasehati anaknya.

"Kamu itu udah besar sayang, gak bisa terus-terusan tidur sekamar sama orangtua, apalagi sama kakak kamu, bagaimanapun juga kakak kamu itu laki-laki".

"Yaudah kalau gitu Anasia mau tinggal sama kakek nenek aja!"

"Nas, kak nenek kamu kan di Bogor, kamu mau gak sekolah gara-gara lebih milih tinggal sama kakek nenek?" tanya Mama nya dengan kesabaran yang sepertinya sudah hampir habis.

"Kan mama bisa pindahin sekolah aku ke sana!"

"Emang kamu pikir di Bogor itu gak ada hantu apa?" tanya Yohan yang ikut nimbrung pertengkaran kecil ini.

"Hantunya itu ada di rumah ini kak! Di kamar aku!"

"Palingan dia juga nanti ikut ke Bogor sama kamu, kemaren kamu bilang hantunya cowok kan? Naksir kali dia sama kamu!" timpal Yohan sambil memakan roti bakar yang sudah disiapkan Mama nya.

"IH KAK YOHAN GAK SAYANG SAMA AKU YA? KAKAK UDAH GAK PERCAYA SAMA AKU?" Anasia sudah tidak bisa menahannya, ia menangis, di rumah ini tidak ada yang percaya tentang apa yang Anasia lihat.

"Sssut sayang bukan gitu, kakak kamu cuma becanda, udah mending sekarang kamu siap-siap ke sekolah, ini kan hari pertama kamu sekolah lagi setelah kecelakaan," ucap Mama nya sambil mengelus rambut Anasia.

"Biar kakak yang anter kamu," ucap Yohan dengan mulut penuh dengan roti.

"Gak usah! Anas benci sama kakak!"

"Lah, terus kamu mau pergi sama siapa? Sama Rangga? Emang nya kita gak tau kalo sebelum kecelakaan itu kamu sama Rangga udah putus?" Yohan menjulurkan lidahnya sambil menaham tawa, melihat ekspresi adik kesayangannya yang hampir kehabisan kesabaran itu.

"IH!!!"

Akhirnya Anasia mau saja diantarkan oleh kakaknya ke sekolah, walaupun dengan hati yang masih jengkel.

Rangga? Kenapa Anasia baru mengingatnya, memang benar sebelum kecelakaan, Anasia sempat mengutarakan ingin putus dari Rangga, dan Anasia menceritakan hal itu kepada Sisi, sahabatnya. Anasia ingat sekarang, bahkan, karena terlalu serius bertelepon dengan Sisi, akhirnya Anasia mengalami kecelakaan.

Kepalanya terasa sakit tiba-tiba. Ia mengernyit, setiap kali mengingat kecelakaan itu, tiba-tiba saja kepalanya sakit.

Mungkin benar kata Mama, ia mengalami trauma dan masih dalam masa pemulihan.

"Kamu gak apa-apa Nas?" ucap kakaknya yang kini terlihat khawatir namun tetap berusaha fokus dengan jalanan.

Anasia hanya menggeleng.

"Nanti pulangnya kakak jemput ya".

"Aku sama Sisi aja," jawab Anasia yang masih tidak mau menatap kakaknya dari mulai mereka masuk mobil tadi.

"Sisi sama kamu itu sama, sama-sama masih anak sekolah, ngejalanin mobilnya belum bener".

"Sisi dianter pacarnya kok, yang nyetir itu pacarnya," nada Anasia sudah mulai meninggi.

"Pacarnya juga masih anak SMA Anas, udah deh kamu nurut aja sama kakak, kakak kaya gini juga karena sayang sama kamu!" kali ini Yohan tidak ingin dibantah. Saat mendengar kabar adiknya kecelakaan, Yohan sedang berada di bioskop dengan pacarnya, tanpa mempedulikan pacarnyanyang masih ingin menonton film, Yohan segera menarik pacarnya keluar dari gedung bioskop dan langsung menuju rumah sakit.

I WILL BE FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang