Dalam kecepatan cahaya kuda itu terbang meninggalkan sayapnya.
Ia lupa,
Matahari
Terlalu fana untuk di hinggapi,
Terlalu dini untuk di khianati.Katakanlah, angin berbicara.
"Percuma.
Diammu tak membuatku pilu,
Meratapi semua yang kau racuni semauku"
Ia tetap lupa
Bulan
Tidak setampan pesolek yang menari nari dengan galah
Tidaklah pula semanis empedu,
Yang kau peras dari tatapanku.Ingatkah?
Aromamu yang meluluh lantakkan seisi pulau?
Di tinggalkan bergetar,
Bersuara.Mungkin kuda itu sudah lupa.
Seperti apa memanusiakan manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy World
Poetrymuncul ribuan bahasa, yang tidak satu koma pun aku pahami. hanya saja, beberapa yang tanpa maknapun kau tetap cinta jutaan detik kemudian, cahaya itu kerap pergi lalu kembali bersenggama di permukaan bumi