Mari Berteman!

2 0 0
                                    

Kila sedang bersenandung riang di kamarnya, dia baru saja selesai mandi untuk menyegarkan dirinya. Kila segera melesat ke laptopnya dan mengaktifkan kan laptopnya, tiba-tiba ada sebuah notifikasi dari blog yang dia buat bahwa blognya di komentar oleh seseorang.

"Blog yang bagus, tulisan berjudul Dream sangat menarik, sukses untuk blognya, semangat!!"

Kila mencermati kalimat itu dengan seksama. Matanya yang bulat dengan kornea coklat itu mengerjap, tidak mampu menyembunyikan kegembiraan dalam hatinya sudah lama tidak ada yang berkomentar di blognya, tangannya bersiap mengetikkan sebuah balasan. Sejenak Kila merapihkan rambut di dahinya.

"Terimakasih, aku sangat berterimakasih karena Lucas Wijaya sudah mau mampir di blog ini. Salam kenal." Ketik Kila semangat.

Kila meneliti pengirim komentar itu. Komentar dari orang bernama Lucas Wijaya itu di kirim dua hari yang lalu, tepat jam 2 pagi. Ada alamat email yang tercantum di sana, hati Kila tiba-tiba menjadi lebih gembira, ada bahagia kecil yang meletup-meletup di hatinya, entah mengapa. Dengan senyum mengembang, Kila mengetikkan alamat email tersebut di social media dan TA-RA!! Kila menjentikkan jari pertanda dia berhasil menemukan apa yang dicarinya Kila menimbang-nimbang apakah dia akan mem-follow orang baru tersebut atau tidak.

Kila memutuskan untuk mengetahui mengenai Lucas Wijaya terlebih dahulu baru ia akan mem-follownya. Kila mulai meneliti profil Lucas Wijaya, fotonya beresolusi rendah sampai-sampai sama sekali tidak terlihat wajahnya membuat Kila berpikir dua kali dan menelan ludah karena takut berbahaya tetapi dia sangat penasaran dengan seseorang yang bernama Lucas Wijaya.

Lucas Wijaya menuliskan kata di profilnya 'incompleted without my guitar' yang membuat hati Kila menjadi tertegun sesaat terbawa ke ruang khayalnya. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan oleh seorang lelaki bernama Juno Sebastian, lelaki pujaannya siang dan malam, yang sangat mahir bermain gitar, yang sangat pemalu, yang wajahnya selalu membuat hati Kila berdebar saat menatapnya, yang senyumnya membuat Kila tidak dapat menahan tawa karena begitu anehnya ekspresi Juno saat tersenyum. Walaupun kini Kila berada sangat dekat dengan Juno dalam arti yang sebenarnya, dekat karena mereka satu kantor, satu ruang kerja dan mereka hanya dipisahkan jarak kurang lebih 1 m, namun Kila merasa sangat jauh dari Juno. Padahal bisa dibilang dahulu mereka cukup dekat dibuktikan dengan Juno yang sering mengajak Kila makan di luar, menonton konser gitaris kesukaan-nya, selalu mengirimi sms-sms lucu pada Kila, namun sekarang Kila tidak lagi mendapatkan itu semua. Malah, saat Kila sudah satu kantor dengan Juno mereka menjadi sangat jauh.

Kila tidak akan pernah bisa memungkiri bahwa Juno adalah seseorang yang dianggap malaikat dalam hidupnya. Saat Kila menjadi pengangguran karena keluar dari tempatnya bekerja yang sebelumnya, Juno sebagai sahabatnya datang menawarkan bantuan untuk bisa bekerja di kantornya, karena kebetulan Juno adalah adik kandung pimpinan perusahaan. Kila sangat bersyukur karena dapat bertemu dengan seseorang seperti Juno Sebastian. Selama hidupnya, baru Juno lelaki yang sangat tulus perhatian dan kasih sayangnya. Kila sangat ingin tidak menyalah-artikan segala perhatian yang diberikan Juno padanya, namun seperti banyak hati yang bijak mengatakan bahwa hati tidak memilih namun hati dipilih. Dan, pada hati Juno-lah semua impian dan harapan besar Kila bermuara. Pada saat Kila kesulitan karena masalah tempat tinggal, sekali lagi Juno mengulurkan bantuannya untuk tinggal di tempat yang disediakan oleh kantor bagi karyawan yang membutuhkan. Padahal Kila sangat tahu, Juno tidak perlu melakukan itu, tapi Juno seakan dikirim padanya untuk selalu membantunya.

Kila bahkan selalu merepotkan Juno namun bagi Juno itu bukanlah suatu masalah besar. Kila bahkan menamainya 'my dreamland' karena kehadiran seseorang Juno seperti mimpi di hidupnya,  terkadang Kila masih merasa dirinya bermimpi bertemu orang sebaik Juno. Mungkin itulah gunanya Juno dihadirkan ke dunia ini, untuk membantu orang-orang sulit seperti dirinya dan memberi kebahagiaan yang tiada ternilai. Namun, Kila telah merasakan pula perubahan sikap Juno setelah mereka berada dalam satu kantor. Tidak ada lagi hangat dan senyum aneh, yang ada hanya kekakuan dan kebekuan yang tidak terpecahkan.

Kila selalu menebak-nebak dan tebakannya tidak akan pernah berakhir. Kila sangat tahu bahwa Juno sangat dituntut untuk memajukan perusahaan dan juga menjadi harapan perusahaan sehingga beban Juno sudah semakin berat dan banyak karena itu. Kila tahu Juno tidak terlalu mempikirkan persoalan percintaan, itu berarti pula Kila juga tidak ada dipikirannya. Ini membuat Kila tersadar dimana seharusnya dia menjejak, paham akan hal itu Kila menarik nafas panjang dan menatap kembali layar komputernya, masih menahan kursor di tengah kata 'follow'.

Baru saja Kila hendak mengubah kata itu menjadi berlatar warna biru, satu notifikasi masuk di akunnya. Hati kila kembali melonjak.

"Mencari Kila Permata di sini dan langsung ditemukan semoga di follow kembali"

Lucas Wijaya!

Kila langsung tertawa senang sekali. Orang itu bahkan juga berusaha menemukannya! Dengan hati riang Kila menekan tanda follow. Kila berterimakasih pada Lucas Wijaya karena telah mengembalikan semua semangatnya hari ini. Hari ini wajah Juno sangat murung sehingga membuatnya turut pula gelisah. Kata-kata Kila pun tidak ditanggapi dengan baik oleh Juno di percakapan tadi siang. Kila sangat merasa terganggu karenanya. Di tengah segala kepenatan ini, Kila bersedih dan berdoa semoga Tuhan menurunkan satu manusia yang bisa memahami dirinya dengan baik.

Selama tiga tahun Kila bertahan demi seorang Juno Sebastian, namun sampai saat ini sedikitpun hasil bahkan tidak terlihat adanya kemajuan, bahkan Kila merasakan Juno semakin jauh saja, seakan Kila terlempar ke dunia yang tidak terlihat oleh Juno. Kila memejamkan matanya dan mengacak rambutnya yang tergerai sebahu. Merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Kila membenamkan wajahnya diatas bantal berbentuk kepala kucing berwarna perpaduan putih dan hitam yang sangat disayanginya. Di umurnya yang sudah sampai di persimpangan ini, banyak yang harus Kila benahi. Terutama kebiasaannya yang mandi hanya sekali sehari dengan alasan mengirit air. Kila semakin membenamkan wajahnya. Bekerja sebelum melanjutkan kuliah telah Kila lakukan, bekerja sambil menempuh pendidikan tinggi telah lalui, menderita dalam mencintai orang lain karena selalu berujung penolakan telah Kila telan, sekarang berkutat dalam mimpi yang disebut Juno Sebastian juga harus bisa Kila lalui.

Sampai kapan? Kata sahabatnya Sera Tandri. Sampai kapan Kila akan terus bermimpi seperti ini? Hidup dalam ketidakpastian sikap Juno yang tidak jelas.

"Dari beberapa kegagalan yang telah aku alami di belakang, untuk sekarang dan saat ini, jika aku sedang menyukai seseorang, aku hanya menunggu waktu saja, entah menunggu untuk apa" ucap Kila dengan wajah tersenyum menerawang. Sera mengomentari, "Tapi, lama-lama akan timbul pertanyaan begini Kila, sampai kapan?" Kila terdiam beberapa saat. Dan tersenyum sangat samar. lya. Sampai kapan? Sera yang sudah mengenal Juno lebih lama dari Kila saja tidak bisa memahami sikap Juno, apalagi Kila yang sebelumnya benar-benar tidak mengenal Juno. Kila sebenarnya memcoba untuk memahami sikap Juno lebih dari Kilamemahami dirinya sendiri, namun semua itu tidak bisa diungkapkan sepenuhnya kepada Juno. Karena Kila takut mengganggu keadaan Juno, Kila takut Juno akan menghindari dirinya karena merasa tidak nyaman, Kila takut kehilangan Juno, maka daripada itu Kila memilih untuk diam seribu bahasa.

Sera pernah mengatakan "Aku tidak mengerti jalan pikiran Juno seperti apa. Menurutku Juno sangat-sangat introvert. Tebakanku pun sering meleset untuk mengartikan tindakannya. Aku tidak bisa menunjukkan kepadamu arah mana yang harus kau tuju, Kila. Karena ini adalah hidupmu, pilihanmu, keputusanmu. Tapi sebagai sahabatmu aku akan menguatkanmu selalu, Kila. Seperti yang aku bilang, "Sometimes we need to take a risk for something we don't know but we deserve it." Take a risk for someone we loved someone we desired, someone we ough to be. Don't be affraid to take a risk, Kila. Tapi, untuk sebuah "risk" itu kau harus mampu untuk tetap bertahan. Aku tahu kau ini cerdas, Kila dan pasti kau bisa melewati ini semua dengan baik. I called it "a heroic chapter of our storybook" We-as strong as this-for some dreams we've created. I'm struggling with you Kila Permata."

Kata-kata dari Sera terngiang kembali di telinganya. Sera sudah jauh dimata, sahabat yang sangat mengerti dirinya lahir dan batin pindah ke pusat kota mengikuti sang suami yang bekerja di sana. Kila seketika terkejut saat mendengar satu notifikasi masuk lagi di akun social medianya. Satu direct-messages telah diterimanya.

"Hai, ini aku Lucas Wijaya. Bolehkah aku tahu nomor ponselmu? Maaf, mari kita berteman"

Hope Is A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang