bab 2

14 4 1
                                    

Seperti hari biasa, aku selalu terbangun lebih pagi dari kedua orang tua ku dan juga Steve. Kemudian aku beranjak keluar rumah untuk menghirup udara segar dan juga berlatih beladiri. Silat. Aku masuk di perguruan silat dari aku menginjak usia 8 tahun. Dan itupun tanpa diketahui oleh Steve dan juga kedua orang tuaku. Katakan lah aku nakal, dan itu memang benar.

Aku berjalan terus tanpa terasa aku sampai di taman kompleks. Aku duduk di bangku putih yang memang disediakan di taman ini. Aku melihat bulan yang masih menetap di langit sana. Putih sedikit merah dibagian pinggir nya. Ah mengapa bulan itu indah sekali. Kemudian aku pun melakukan pemanasan dan segera berlatih. Saat di tengah latihan. Aku melihat ada seseorang berjalan kearahku, menggunakan pakaian serba hitam dan juga penutup kepala warna hitam. Apa ada ninja disini?

Orang itu semakin dekat. Akupun melakukan persiapan kalau kalau dia menyerang ku. Ternyata dia memang mau menyerang ku.

"Siapa kau" Dengan ragu aku bertanya

"Kau tidak perlu tau siapa aku nona, yang perlu kau lakukan adalah melawan ku" Orang itu menjawab dan ketika selesai berbicara dia pun melompat kearahku dan terjadilah perkelahian sengit diantara kami.

Serangan demi serangan ku hadapi sampai dia merasa kewalahan. Jangan remehkan aku paman. Begini begini aku itu jago silat. Saat aku lengah bahu kiri ku terkena tendangan lumayan keras alhasil aku terjatuh.
"Cih" Aku berdecih dan menyunggingkan kan senyum devil ku. Ku tak pernah kalah seperti ini. Dan apa ini mengapa aku tak bisa mengontrol pergerakan diriku. Aku bergerak melawannya seperti membabi buta. Aku tak bisa berhenti. Astaga aku tak ingin melukai seseorang. Tuhan tolong aku kumohon.

Sepertinya orang itu sudah terluka dibagian mana saja. Dan dia pun menyerang kaki ku. Aku pun terjungkal kebelakang dan menutup mataku jika aku akan mendarat dengan sangat tidak cantik. Eh kok tidak jatuh juga. Apa ini mengapa ada tangan melingkar dipinggang, dan tangan ini sepertinya aku familiar.
Cup
Aku pun membuka mata ku dan kulihat orang tadi yang mencium ku. Kaki ku langsung melemas seketika untung saja orang itu masih memegang ku dan dia membawa ku duduk di bangku taman tadi. Aku masih melongo dan memegang bibirku saat orang itu sudah pergi meninggal kan ku.

"Astagaaa mamaaa. First kiss ku diambil orang ituu" Aku teriak seperti orang gila di taman ini. Benar benar gila kurasa

😸😸😸😸

Gara gara insiden pagi tadi aku jadi terlambat pergi sekolah. Aku sengaja pergi sekolah naik ojek online agar tak kena macet karna ini sudah siang. Setelah aku turun dan membayar ojek itu, segera aku lari masuk kedalam gerbang sekolah.
"Awh "  Aku meringis kesakitan saat bahu kiri ku tadi tertabrak oleh seseorang. Dan ternyata orang itu adalah
"Maaf Pak saya tidak lihat jalan, saya sedang buru buru tadi" Yang ku tabrak adalah pak Darren, sepertinya dia kaget jika dilihat dari ekspresi nya tadi.
" Iya yovanka maaf kan saya juga tadi saya tidak melihat jalan" Setelah mengatakan itu dia langsung pergi ke ruangan dewan guru. Eh luka itu?  Ada luka di punggung tangan pak Darren, apa kah pak Darren orang nya?  Ah mana mungkin, untuk apa pak Darren yang melakukan nya.

Sesampainya di kelas pelajaran pun segera dimulai. Tidak ada hal yang istimewa saat pelajaran dimulai. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi

"Yovanka itu kau sudah di tunggu oleh Edward di depan kelas" Kata daisy dengan menyenggol bahuku.
"Apa kau tak ingin ke kantin bersamaku daisy?
" Ah sepertinya tidak, aku ada janji bersama James " Jawabnya lagi sembari tersenyum dan meninggal kan duluan

Oh iya soal Edward, dia menyukai ku sejak dibangku kelas 10,begitupun denganku, tapi tidak ada ikatan diantara kami.
"Apa kau sudah lama menunggu Ed? " Tanyaku oada Edward saat sampai di depan pintu
" Ah belum lama sih, sekitar 5 menit yang lalu. Ayo ke kantin nanti keburu penuh" Ajak nya lagi dengan menggenggam tangan ku. Akupun tak menolak.

"Awh" Itu bukan suaraku. Itu suara Ed yang ditabrak dari belakang oleh seseorang, dan orang itu adalah pak Darren
"Maaf kan aku Ed aku sedang buru buru tadi" "Dan juga tak baik berpegangan tangan di sekolah bukan muhrim " Eh koridor ini masih luas dan juga ada apa dengan nya, mengapa dia memisahkan tangan kami, dan kami pun hanya tersenyum kikuk dan melanjutkan jalan kami ke kantin.

Kami pun makan dengan khidmat alias tenggelam di pikirkan masing.

"Kenapa sikap pak Darren seperti itu?  Tangannya juga ada bekas cakaran. Seingatku tadi aku mencakar punggung tangan orang tadi. Ini kebetulan yang kebetulan atau?  Argghhh aku pusing" Batin ku sambil menikmati gado gado dan jus taro.

"Yov apa kau sibuk nanti sepulang sekolah? " Tanya Edward padaku yang sedang menikmati minuman ku
"Em tidak juga, memang ada apa Ed? "
"Bisa kah kau memanggilku dengan Edward?  Jangan Ed, aku merasa kalau nama ku berubah jadi edi " Keluh Edward dengan nada yang sangat manja padaku, sampai aku dibuat tertawa
" Ups maafkan aku Edward, kembali ke topik kenapa memang nya kalau aku tak sibuk? "
" Aku ingin mengajak mu jalan jalan, apa kau mau? "
"Tentu saja aku mau, jemput aku jam 4 nanti ya "
"Siap tuan putri" Aduh pipi ku merona dibuat nya

"Ehm boleh saya gabung disini, tempat lainnya sudah penuh" Suara yang sangat familiar ini, aku pun mencari sumber suara dan ternyata pak Darren ada disebelahku. Tentu saja aku tak akan membuang kesempatan
"Eh tentu saja silahkan pak" Jawabku seramah mungkin. Dan ia pun segera duduk di sebelahku. Dan apa ini apa pak Darren dan Edward sedang beradu pandang. Jika tatapan bisa membunuh seseorang mungkin mereka berdua telah mati di tempat.

"Em pak kenapa tangan bapak terluka"
" Eh ini anu.. Em tadi.. Kucing,  ya saya di cakar kucing tadi pagi "
"Aneh" Gumamku uang entah mereka dengar atau tidak
"Saya duluan ya pak, Edward aku masuk duluan" Pamit ku kepada mereka berdua. Aku berjalan ke arah taman belakang sekolah, disana ada danau yang sangat indah.

Aku duduk di pinggiran danau sambil melempar batu kecil kecil ke arah danau. Pikiran ku saat ini mengarah pada mimpi itu. Mengapa mimpi itu sangat nyata.
Angin berhembus lumayan kencang hari ini, saat aku menengok kan kepalaku ke atas aku melihat ada batang pohon yang bergoyang goyang. 'Sepertinya akan jatuh ' kata ku dalam hati.  'Astaga akan jatuh?
"Arrrggghhh" Teriak ku saat batang pohong itu jatuh menimpa kepalaku, tanganku refleks berada di atas kepala ku dengan telapak tangan menghadap ke atas.
Eh kenapa tidak terjadi apa apa. Apa aku sudah di rumah sakit atau?. Aku pun memberanikan untuk membuka mata ku perlahan.
Astaga apa ini?
Ini sangat mustahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Destiny ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang