3. Origami

21 5 0
                                    

Takk.. Tukk.. Takk.. Tukk..

Seorang gadis sedang berjalan menggunakan high heels hitamnya di trotoar jalan. Heels 1 cm meternya tampak beradu dengan trotoar dan menimbulkan bunyi takk-tukk yang menggema di sunyinya jalanan malam. Gadis itu mengenakan dress hitam tanpa lengan, dengan panjang bagian bawah dressnya selutut, rambutnya dia gerai dan dia juga mengenakan lipstick agak tebal. Penampilannya agak terlalu dewasa di umurnya yang terbilang masih terlalu muda.Jalanan tampak sepi, tak ada orang lain yang berjalan di sekeliling gadis itu.

“Tunggu!” teriak seorang laki - laki dari kejauhan, dia sedang berlari berusaha menyusul gadis itu.

Gadis itu tak mempedulikan, dia terus saja berjalan mengabaikan laki - laki di belakangnya yang terus saja meneriakkan namanya.

“Alcya!” laki - laki itu menggenggam lengan gadis yang ternyata bernama Alcya, nafas laki - laki itu tampak terengah - engah, tapi dia terus saja mencoba berbicara kepada Alcya

“Kenapa? Lo mau alesan apa lagi?” jawab Alcya ketus, mukanya tampak sebal

“Gue minta maaf, gue udah ngecewain lo. Tapi satu hal, plis jangan batalin rencana kita malam ini”

“Gue gak butuh maaf dari lo, gue gak suka laki - laki yang gak bisa nghargain cewek kek lo” Alcya menghempaskan tangan laki - laki itu kasar dari tangannya, lalu berlalu pergi begitu saja. Tapi laki - laki itu belum menyerah, dia masih berusaha mengejar Alcya dan terus meminta maaf

“Alcya tunggu bentar!” laki - laki itu menyodorkan setangkai bunga anyelir kuning kepada Alcya, Alcya pun tak langsung menerima bunga itu, dia hanya memandangi bunga itu penuh tanda tanya

“Maaf gue telat ketemuan sama lo, itu karena gue nyari bunga ini kemana - mana tapi gue cuma dapet satu. Lo tau kan makna bunga anyelir kuning ini apa? Jadi gue–”

“Gue nolak lo” potong Alcya

“Eh.. G-gue belum selesai ngomong”

Alcya langsung merebut bunga anyelir kuning itu dari tangan laki - laki itu dan membantingnya ke trotoar. Tak hanya itu, dia juga menginjak - injak bunga itu dan membuatnya tak berbentuk lagi. Laki - laki itu hanya menunduk memandangi bunga yang hancur itu sehancur perasaannya.

“Lo pikir gue bodoh? Lo pikir gue sepolos yang lo kira? Mana ada cewek yang mau nungguin cowok 1 jam apalagi cowoknya culun kek lo. Harusnya lo sadar diri, lo lagi berhadapan sama siapa? Segitu gampangnya ya lo telat dan udah bikin gue nunggu lama abis itu seenaknya aja minta maaf dan to the point nembak gue? Pake bunga setangkai lagi. Lo tuh gak punya malu hh? Lagian ya, harusnya lo mikir, percuma aja lo terang - terangan nembak gue kek gini emangnya gue mau nerima lo hh? Lo tuh beda level sama gue, lo cuma cowok tersingkirkan di sekolah. Lo gak punya derajat apapun buat berada di samping gue. Cowok famous di sekolah aja gue tolak apalagi lo yang cuma sampah sudut kelas. Lo tuh gak ada apa apanya!” ucap Alcya penuh penghinaan, sementara laki - laki itu sebisa mungkin berusaha menahan amarahnya dan bersikap sabar terhadap perkataan yang keluar dari mulut Alcya

“Gue gak nyangka mulut lo seiblis itu. Padahal gue ngasih bunga itu punya makna tersendiri. Anyelir kuning, gue yakin kalo lo bakal kecewa sama gue, nolak gue pas nembak lo, dan nghina gue setelah lo nolak gue. Gue yakin hal itu bakal terjadi makanya gue kasih lo bunga anyelir kuning”

“Kalo lo udah tau hal itu bakal terjadi ngapain lo buang - buang waktu gue buat nglakuin hal sesuai ekspektasi lo itu hah?”

“Karena gue harap lo buang semua arti bunga anyelir kuning itu dan cuma nerima perasaan gue”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Loudest SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang