(1) Pertemuan Pertama

43 9 2
                                    

Hidup ini milik kita, mengapa harus pedulikan orang lain yang tidak kita kenal.


Sehun P.O.V

Temanku, Kai sibuk dengan barang bawaannya yang tak seperti biasanya itu. Kali ini dia membawa banyak barang dan kostum. Bahkan sebagian penumpang pesawat pun sibuk dengan barang masing-masing. Tapi, tak berlaku untuk satu penumpang yang sudah duduk lebih dulu sedari tadi di kursi yang dekat dengan jendela dan lebih tepatnya ia duduk di kursiku. Seorang wanita yang berpakaian serba sederhana yang terus saja  menatap keluar jendela pesawat. Bahkan sangat terlihat jelas dari raut wajahnya, jika ini adalah perjalanan pertamanya.

"Permisi!! Bisakah Anda pindah. Kursi itu milik Saya," ucapku sesopan mungkin padanya.

"Oh. Begitukah?? Maafkan Saya," ia membungkukkan kepalanya tapi wajahnya terlihat jika ia kecewa ketika aku memintanya pindah.

"Kau ingin tukar tempat duduk??" ucapku. Di dalam hati aku mengerutu kesal dengan mulutku ini.

Kenapa kau menawarinya seperti itu Oh Sehun? Bodoh! Bukankah kau juga menyukai duduk disamping jendela. Apa yang terjadi padamu –gerutuku kesal pada diriku sendiri.

Wajahnya terlihat senang lalu ia mengangguk tanda ia memang menginginkan hal itu. Tentu saja duduk disamping jendela pesawat memanglah sangat menghibur dan akan menghilangkan stres.

Lalu, karena itu aku duduk disampingnya. Terasa nyaman ketika tubuhku bertemu dengan bantalan kursi pesawat. Maklum saja aku tidak ada waktu istirahat yang cukup. Apalagi dengan adanya Konser Besar SM Entertaimant.

Kurebahkan tubuhku senyaman mungkin. Agar sesampai ditempat tujuan aku tidak down.


Sewoo P.O.V

Puasku termenung mengingat takdir hidupku. Kini baru terasa jika perjalanan ini terasa membosankan. Terlebih lagi aku tidak ada orang yang menemani untuk perjalanan pertama ku keluar negeri.
        
"Ini semua karena Kak Rayeol," gumamku kesal mengingat kejadian pagi tadi.

~~~

"Sewoo~a, kau dimana?? Bisakah kau kemari?? Aku di Bandara Incheon...aku–" telpon langsung terputus, suara Kak Rae terdengar sangat panik.
         
Segera ku ambil mantel hitamku yang tergantung disisi tempat tidurku. Pikiran negatifku muncul. Aku takut hal-hal buruk terjadi pada Eonnie saat itu. Ku naiki mobil hitamku menuju Bandara Incheon, kutancap gas secepat mungkin. Agar segera sampai.
        
Sesampai disana, banyak orang ribut karena ada tabrak lari yang membuat seorang wanita terluka parah. Pikiranku kembali kacau. Kutekan kontak di handphoneku, kucari nama Eonnie.

Kak Rae: "Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau sedang berada diluar jangkauan. Silahkan...." suara operator. Kutekan tombol merah yang berada dilayar handphoneku. Pikiranku semakin kacau, kuberanikan diri untuk bertanya.

"Bi, ada apa disana??" kuhentikan seorang wanita paruh baya yang sedang bergandengan tangan dengan anaknya.      

"Ada seorang wanita cantik tertabrak sebuah mobil. Kepalanya bersimbah darah. Sekarang mereka sedang menunggu ambulance datang menjemput," ucap Bibi itu.
       
"Kasihan ya, Mah!! Padahal dia wanita yang sangat cantik. Aku kira dia adalah seorang idol. Karena wajahnya terlihat tidak asing," anaknya angkat bicara. Tetapi ucapan anak itu tidak membuat hatiku tenang, justru membuat pikiranku semakin kacau.
       
"Terima kasih banyak," ucapku berterima kasih sembari membungkuk pada Bibi itu.
       
Kulihat dari kejauhan, apa yang diucapkan Bibi tadi memang benar. Darah wanita itu mengalir deras di aspal jalan. Kupecah gerumbunan orang yang menonton dengan handphone di masing-masing tangan mereka. Tubuh wanita itu telungkup menghadap arah mobilnya yang hancur. Mobil itu mirip dengan mobil Kak Rae. Dibalut baju putih dengan lengan panjang yang membuat darah semakin terlihat di sekujur tubuh wanita itu. Tubuh wanita itu terlihat cukup tinggi. Tas tangan yang nampak mirip dengan tas yang kuberikan dulu, saat Ayah pergi ke Thailand, sebagai hadiah kuberikan tas itu yang memang aku tidak menyukai desainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You, My Anti Fans [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang