Minggu Pagi

900 86 92
                                    

Blaze mencelupkan kain pel ke dalam ember berisi cairan pembersih, memerasnya, lalu mulai mengepel lantai yang sebelumnya sudah disapu. Biasanya Gempa dan Halilintar yang melakukan pekerjaan rumah tapi kali ini dua orang itu sedang keluar.

Halilintar diajak lari pagi oleh Ying, sementara Gempa pergi ke pasar kaget yang diadakan di lapangan sekolah, mengincar diskon jengkol yang katanya enak. Awalnya Blaze ingin menolak saat diminta mengepel lantai, tapi setelah 'dibujuk' Gempa, akhirnya dia menurut.

Bukan hanya Blaze yang mendapat tugas. Ada Taufan yang sedang membersihkan jendela dapur dan Thorn yang menjemur pakaian di halaman belakang. Ice mendapat tugas membersihkan kamar mandi, tapi sepertinya dia sudah terlelap di dalam bak mandi, soalnya suara dengkurannya keras sekali.

Solar? Tulisan 'Sibuk bereksperimen' yang cetar membahana terpampang nyata di pintu kamar, seperti jargon fenomenal milik artis negara tetangga, jadi dia enggak ikut bersih-bersih.

Lama kelamaan, Blaze merasa jenuh melakukan pekerjaannya, apalagi hanya ditemani suara dengkuran Ice yang enggak enak didengar. Terlintas sebuah ide brilian dalam pikiran Blaze.

"Kak Ufan, Blaze mau pinjam laptopnya," pinta Blaze.

"Boleh," sahut Taufan dari dapur. "Tapi untuk apa?"

"Mau putar musik, Kak. Bosan mengepel ditemani suara dengkuran Ice," jawab Blaze sambil cengengesan.

"Wah, boleh juga idemu!" seru Taufan. Dia segera mengambil laptop dari kamar lalu duduk di meja dapur, diikuti Blaze. Tangannya menekan tombol down pada keyboard laptop, memilah-milah lagu yang akan diputar. Mendadak Blaze mengernyitkan dahi.

"Lho, kok ada lagu India?"

"Itu dari flashdisk Gopal, punya Om Kumar katanya," jawab Taufan. "Coba dengar, deh."

Blaze enggak pernah mendengarkan lagu India sebelumnya, tapi sepertinya bisa dijadikan musik pilihan untuk mengusir rasa jenuh. Sesaat setelah Taufan menekan tombol kiri mouse, musik khas ala India terdengar.

Thorn yang tadinya menjemur, tiba-tiba muncul di jendela sambil mengibarkan sarung hijau di atas kepala, lalu mulai bergoyang ke bawah dan ke atas. Sekilas kelihatan seperti adegan iklan komersial. Blaze dan Taufan melongo.

"Thorn, kamu ngapain?" tanya Taufan heran.

"Enggak tahu, Kak! Pas Thorn dengar lagunya, mendadak kepikiran untuk melakukan ini," jawab Thorn polos. Sepertinya dia kerasukan penari latar film Bollywood.

"Tapi lagunya memang enak didengar," komentar Taufan. Dia mulai mengangguk-anggukkan kepala, menikmati alunan lagunya sambil kembali mengelap jendela dapur.

Blaze meninggalkan dapur, hendak melanjutkan pekerjaannya sambil bergoyang mengikuti irama lagu. Saking asyiknya bergoyang, kaki Blaze enggak sengaja menyenggol ember berisi cairan pembersih.

"Tumpah seember."

Taufan muncul dari balik pintu sambil bernyanyi, mengikuti irama lagu. Karena enggak tahu lirik aslinya, Taufan memutuskan untuk membuat plesetan lalu bernyanyi sambil menggoyangkan kepala ala orang India.

Hari MingguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang