Luka dan derita melebur menjadi asap, merubah yang mengganjal di hati menjadi polusi.
Luka dan derita di seduh kurang lebih menuju dini hari merubah yang hangat menjadi ampas.
Luka dan derita menjadi
lupa dan cerita saat gelas di putar searah jarum jam.Cara ada ciri.
Setiap otak yang punya raga yang diatur rasa selalu tak pernah se arah.Saat mendekati dipakai otak
Saat mencintai dipakai rasa
Saat melupakan otak dan rasa merusak raga.Semua punya cara,ciri dan curi ketika mencintai.
Meski di caci sosial.
Meski di dakwa sudut pandang.
Meski di eksekusi sepihak.
Biar dia mati tergusur sebuah unsur, dipaksa mundur disuruh melebur.Ujung malam sudah di injak, mentari sebentar lagi lahir dalam wujud yang sama, malu jika ditemukan jasad yang masih diombang ambing rasa.
Tegukan terakhir ku jadikan simbol sebagai mana, melupakan mu aku mampu.
Malapetaka aku memilih dosa, malam petaka aku lupa dan terus melupa.