Six

839 103 19
                                    

Kalian tahu, kisah Minho bukan seperti Goo Jun Pyo dan Geum Jan Di.

Dia bukan seseorang yang mendapatkan kebahagiaan berlebih dari prianya, berbeda dengan Geum Jan Di.

Ia selalu menyendiri dan seakan kuat untuk semua masalah. Minho bahkan dengan telaten meladeni satu persatu member yang mencurahkan isi hati kepadanya.

Itulah Minho, bahkan tak mempedulikan hatinya lagi. Entah hatinya sudah mati, atau dia tak ingin merasakan rasa sakit itu.

"Minho-ah" itu Eomma nya Chan yang memanggil.

"iya, Eommonim?"

"turunlah" suruhnya.

"ne"

Minho mempercepat langkahnya dan menemui Ibu dari kekasihnya itu.

Dia mendudukkan tubuhnya di sofa milik keluarga Bang.

"ada apa, Eomma?" tanya Minho heran.

Jangan tanya kenapa Minho memenggil Ibunya Chan dengan sebutan 'Eomma'.

Minho sedikit terkejut karena perempuan uang dipanggil 'Eomma' itu tiba-tiba memeluknya.

"maafkan, Eomma" lirih Eomma nya Chan.

"kenapa Eomma meminta maaf?" sedikit kekehan keluar dari bibir Minho.

"karena kami dan Chan tak bisa membahagiakan mu"

"apa maksudnya, Eomma? Aku sangat bahagia"

Perempuan itu melepaskan pelukannya dan memandang Minho.

Tangannya terulur untuk membelai surai Minho dan setetes air mata turun dari mata perempuan tersebut.

"Eomma, jangan menangis. Aku sungguh bahagia" Minho kebingungan saat melihat perempuan itu menangis.

"aku tahu apa yang kau rasakan, pasti sangat beratkan?" air matanya mulai meluncur dengan deras. Begitu juga dengan Minho yang menunduk dan mulai menangis.

Baru kali ini, detik ini, dan saat ini ia menangis didepan seseorang kecuali Woojin, Jinyoung, dan Mark.

Tak ada suara dalam tangisan Minho, hanya lelehan air mata saja.

"Eomma janji akan mempersatukan kali" ucap Eomma nya Chan.

Minho hanya mengangguk dan mengiyakan perkataan calon mertuanya itu.

.

"kau harus bersabar" Woojin mengelus punggung Minho.

"ne, hyung"

"kau harus tetap menjadikanku sebagai orang pertama yang mengerti masalahmu" detail Woojin.

"pasti, hyung"

"kau mau jalan-jalan denganku?" tawar Woojin.

"mau" jawab Minho dengan bersemangat.

{Woojin Pov}

Menjalani hidup seperti dia itu adalah hal yang sulit. Melihat wajah palsunya setiap saat sudah membuat hatiku menyayat.

Sebenarnya, aku menyukainya. Sangat menyukainya. Aku selalu bersamanya, walau sebenarnya hatiku sakit. Begitu juga dengan Han yang posisinya sama denganku, tapi yang berbeda adalah Minho selalu bersama Han saat di depan kamera, namun tidak denganku.

Kalian menganggap aku adalah tempat saat Minho bersedih, itu adalah hal yang salah. Justru aku yang menawarkan diriku sendiri. Dia tak pernah memintaku untuk menemaninya.

Aku meraih tangannya dan mulai mengunjungi beberapa tempat indah di Australia, walaupun kami tak bisa bahasa inggris.

"hyung, kau terlihat lucu tadi hahaha" tawanya membuatku menjadi lebih baik.

Happy Ending? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang