Chapter 3 - Penthouse

7.8K 229 1
                                    

I'm back ! Maaf banget ya aku slow update.

Aku lagi kurang enak badan dan aku malah mood untuk nulis hahaha

So hope you like it.

Happy reading my loves!

Sekarang Aurora sedang bersama teman-temannya. Mereka baru saja memasuki café sekolah, semua murid berada disana untuk makan. Memang café di sekolah mereka cukup luas dan mewah.

Mereka mengedarkan pandangannya. Mencari tempat untuk duduk, mata Auris berhenti menatap satu meja kosong yang berada di tengah café. Ia menyerngit melihat sekelompok murid yang berjalan kearah meja itu.

Dengan cepat Auris menarik teman-temannya, sedikit berlari untuk menduduki tempat itu.

Sekelompok murid itu menatap mereka terkejut. Lalu geraman seseorang terdengar. Orang itu menatap Aurora dan teman-temannya tajam.

"Apa yang kalian lakukan!" Sentak seorang gadis. Aurora, Zeline, dan Zanna menatap Auris malas. Mereka sungguh malas menghadapi mereka.

"Tentu saja duduk," jawab Auris sekenanya. Dia juga sebenarnya malas menghadapi mereka, tapi ini memang ulahnya.

Gadis itu melotot mendengar balasan Auris. Dia tahu mereka sedang duduk, dan maksudnya bukan itu!

"Aku tahu! Tapi disini tempatku, dan kalian malah menempatinya!" Sepertinya gadis di depan mereka tidak akan diam sampai mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan malas Zeline berdiri menatap gadis yang sedari tadi melontarkan kata-kata protes.

"Kenapa kau sangat berisik, di meja ini masih tersisa beberapa tempat duduk. Apakah sulit untuk kalian menempati tempat duduk yang lainnya?" Desis Zeline tajam. Oke, itu membuat beberapa orang menatap kearah mereka.

"Dan ini bukan tempat milik kalian, ini tempat umum. Semua orang bebas untuk duduk dimana saja." Lanjut Zeline. Membuat gadis itu bersama teman-temannya terdiam.

"Sudahlah Alice lebih baik kita duduk saja. Apa kau tidak malu beberapa orang menatap kita." Bisik temannya, kepada Alice. Alice menatap Bella tidak percaya. Temannya itu baru saja membuat ego nya terluka.

"Bella apa maksudmu? Hati-hati dengan apa yang kau katakan barusan!" Bella terkesiap, dengan cepat Bella menggelengkan kepalanya, menatap Alice ngeri.

"Tentu saja Alice. Aku sedang menyelamatkanmu sekarang. Memangnya kau mau jika orang suruhan daddy mu melihat kita seperti ini?" Mendengar ucapan Bella, tubuh Alice seketika kaku. Membayangkan gimana orang suruhan daddy nya melaporkan perlakuannya di sekolah. Dan berakhir dengan hukuman. Tidak! Ia tidak mau.

"Baiklah, kali ini aku memaafkan mu," Dengan sombong Alice melewati Aurora, Auris, Zeline, dan Zanna. Zeline sudah duduk sedari tadi. Ia menatap Alice dan teman-temannya geli. Ternyata Alice adalah gadis yang penurut. Bahkan dia tidak mengatakan apapun lagi, melewati mereka begitu saja.

"Sayang sekali ternyata gadis cantik seperti dia memiliki otak yang kosong, dan.. penakut," gumam Auris yang tentu saja terdengar oleh teman-temannya.

Mereka menghedikkan bahunya acuh. Bagi mereka gadis seperti Alice hanya gadis pembangkang yang selalu menggunakan harta orang tua untuk mendapatkan apa yang diinginkan tanpa berusaha.

ZAZA's FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang