Chapter 1 - Senior High School

10.9K 279 10
                                    

Happy Reading!
Vote and comment!
Love you!

New Zealand, Auckland Senior high school at 07.00 am.

"Iya mom, nanti aku telfon lagi ya sehabis kelas," Aurora menghela nafas, pagi ini dia akan masuk senior high school

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya mom, nanti aku telfon lagi ya sehabis kelas," Aurora menghela nafas, pagi ini dia akan masuk senior high school. Aurora sudah menanti saat seperti ini tiba, bebas dari kekangan orang tuanya.

"Oke fighting! kau pasti bisa Aurora," Aurora mulai memasuki halaman sekolah nya dengan senang hati, dia mencari seseorang yang katanya sudah berada didalam. Aurora melihat sosok yang ia kenal, lalu dengan senyum kecil ia seger menghampiri orang tersebut.

"Hi, ris" Auris yang mendengar sapaan langsung memutar tubuhnya dan terbelalak kaget siapa yang berada di depannya.

"Sky!" Pekik Auris sambil memeluk Aurora erat. 

"Long time no see ris," Auris melepaskan pelukannya dan tersenyum hangat kepada Aurora, lalu sedetik kemudian ia menyerngitkan matanya menatap curiga Aurora.

"Wait, bagaimana bisa?" Aurora menghela nafas lelah. Ia mengerti jenis pertanyaan yang dilontarkan Auris.

"As you can see, berkata kepada mereka jika aku akan bersama Kenzo atau berjanji aku akan meneruskan perusahaan mereka menurut kau yang mana?" 

Mereka berjalan melewati setiap lorong sekolah mencari kelas yang sudah diberitahu oleh kepala sekolah. Sambil menatap siswa siswi yang beralu lalang.

"Um, aku yakin yang pertama, tidak mungkin kau akan menyetujui kemauan mereka untuk meneruskan perusahaan itu," 

"Right, tapi aku tidak akan tinggal bersama Kenzo, biarkan saja dia hidup dengan caranya sendiri," 

"Kau selalu membiarkan dia hidup seenaknya, sampai kapan sky?" Auris mendengus, Auris tentu tahu apa yang dilakukan kakak nya Aurora. Ia tidak menyukai nya karena Kenzo selalu berbuat seenaknya dan Aurora lah yang bertanggung jawab.

"Tidak lama lagi, i'm pretty sure dia akan segera berhenti dan berubah, aku mengerti mengapa dia bertingkah seperti itu, menjadi calon pemimpin perusahaan tidaklah mudah ris, untuk itu aku akan bertahan sedikit lagi untuknya,"

"Baiklah, jika kau sudah seperti ini apa yang bisa ku lakukan?" Auris tersenyum hangat.

"By the way, dimana Zeline dan Zanna? aku tidak melihatnya," 

"Mereka sepertinya akan telat, aku juga tidak mengerti mengapa dua manusia itu selalu datang terlambat,"

Aurora mengedikkan bahunya bertanda dia tidak tahu, lalu menatap teman-teman yang akan menjadi teman sekelasnya. Kelas dengan design yang modern dan mewah itu sudah dipenuhi dengan siswa siswi baru.

ZAZA's FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang