Part 4

52 6 4
                                    

    Kucoba melupakan rasa ini dengan tertidur, saat ku pejamkan mataku entah mengapa bayangan sosok seorang gadis melintas begitu saja di pikiranku. Ya gadis itu,YUKINO HATSUZU gadis di masa laluku.

~~~~~~~~~~~

Cip cip cip

Yuki pov

    Seperti pagi sebelumnya semuanya terasa biasa saja. Tempat ini terasa begitu tenang, entah karena apa. Mungkin karena hanya ada aku dan Liu saja yang ada di sini. Jangan tanya kenapa, karena aku merasa ini bukan saat nya untuk menceritakan apa yang terjadi di masalalu.
    Jika ditanya apakah aku bosan? Tentu saja aku bosan, siapa coba yang tidak akan bosan tinggal ditempat seperti ini? Namun sepertinya sebentar lagi rasa bosanku akan hilang. Sebentar lagi aku dan Liu akan pergi dan tinggal di dunia manusia, sebenarnya aku begitu terpaksa. Jika bukan karena sang Noblesse telah bangkit, dan banyaknya mutan berkeliaran aku tak mau pergi ke dunia manusia. Di dunia manusia itu banyak 'mereka' dan 'mereka' itu begitu berisik, dan merepotkan.
    Jika ditanya apakah aku punya keluarga? Tentusaja aku punya, namun aku tidak tinggal bersama mereka. Aku sangat suka hidup sendirian, namun aku sadar aku ini makhluk tuhan tentu saja tak dapat hidup sendiri. Aku juga tidak begitu menyukai makhluk ciptaan tuhan, walau sebenarnya aku juga ciptaan tuhan.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk" ucapku
"Nona... Maaf saya telah mengganggu waktu istirahat anda" kata Liu sambil membungkukan sedikit badannya.
"Tak masalah Liu... Ada apa?"
"Nona semuanya sudah siap, kita siap pergi ke dunia manusia"
"Baiklah mari kita berangkat sekarang"
"Mari nona"

Yuki pov end
~~~~~~~~~~
Frankestein pov

    Entah mengapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang begitu luar biasa hari ini. Perasaan ini sama seperti hari pada saat aku akan bertemu dengan tuan. Apakah kali ini aku akan bertemu dangan orang yang kunanti lagi?

Frankestein pov end
~~~~~~~~~~

Tap.... Tap....
Suara langkah kaki terdengar ditengah ramainya malam itu. Diatas gedung pencakar langit terlihat dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin.
"Kita sudah sampai Nona" ujar si pria
"Tempat ini mengalami perkembangan yang terlalu pesat, aku tak menyangka di tengah malam begini kota ini masih begitu ramai" jawab si wanita
"Anda benar Nona"
"Liu dimana kita akan beristirahat?"
"Mari nona akan saya tunjukan jalannya"
Ya kedua makhluk itu adalah Yuki dan pelayan setianya Liu. Mereka baru saja tiba di dunia manusia, mereka berencana tinggal di dunia manusia selama masih banyaknya kekacauan yang membahayakan dunia.

~~~~~~~~~~~

    Sementara itu disisilain ada seorang pria jangkung bermata sebiru lautan. Ia menatap lurus kedepan, tatapannya begitu kosong. Iya sedang melamunkan sesuatu yang hanya ia yang tahu. Beberapa detik kemudian...
"Bos!!" Panggil seorang pria berambut mangkok kepada Frankestein.
Frankestein? Ya pria bermata sebiru lautan tersebut adalah Frankestein. Dan pria yang memanggilnya adalah Tao, pegawainya yang luar biasa menyebalkan.
"Hm" jawab Frankestein
"Bos aku merasakan ada sesuatu yang aneh tadi malam" ujar Tao
"Sesuatu yang aneh, apa yang kau maksud??" Tanya frankestein
"Semalam aku merasakan energi yang sangat besar terpancar dari satu titik, aku tidak tau apa itu. Namun aku yakin energinya setara dengan milik mu Bos" ujar Tao
"Kupikir hanya perasaan ku saja, ternyata benar, apa ini artinya aku bisa bersamamu terus?? Ah apa yang sedang aku pikirkan? Tidak mungkin ia kembali untuk terus bersamaku, Dia bahkan pergi tanpa memikirkan ku. Namun ku harap Kau masih mengingat ku, dan aku akan sangat bersyukur jika hal itu terjadi" pikir frankestein
"S.. os.. Bos.." sentak Tao sambil menepuk Frankestein dengan pelan
"Ah.. ya?"
"Apa yang kau fikirkan Bos"
"Itu bukan urusanmu Tao"
"Sebenarnya ada apa ini?? " fikir tao
"Lalu apa yang harus ku lakukan bos?"
"Kau hanya perlu melanjutkan pekerjaan mu saja tao, urusan ini biar aku saja yang mengurusnya sendiri"
"Baik bos"
    Percakapan itu berakhir begitu saja, Tao pergi dengan membawa banyak pertanyaan di kepalanya. Sedangkan Frankestein tak bergeming dari tempatnya, dia menatap lurus kedepan dengan pandangan yang begitu kososng.
.
.
.
.
.
.
.
    Waktu terus berjalan, matahari mulai beristirahat, memberikan kesempata bagi sang rembulan untuk bertugas. Lagit berewarna jingga menghiasi kota Seoul saat itu, ribuan lampu menyala menyambut datangnya malam.
     Di salah satu rumah mewah, kawasan Gangnam. Terdapat seorang gadis sedang duduk di sebuah kursi yanya menghadap ke arah jendela. Gadis itu sangat cantik, wajahnya bak boneka, kulitnya sehalus sutra murni. Dia Yukino Hatsuzu gadis yang baru saja menginjakan kakinya di dunia manusia. Wajahnya tanpa ekspresi, terlihat dingin dengan tatapan matanya yang sayu. Tak ada yang tahu apa yang sedang ia pikirkan. Tiba-tiba datanglah pelayannya Liu dengan membawa peralatan minum teh yang biasa digunakan para bangsawan. Liu menungkan teh ke dalam cangkir yang telah disediakan, lalu meletakkannya di meja yang tepat berada di samping kursi yang Yukino duduki.
"Nona ini saat nya anda minum teh" ujar Liu
"Liu"
"Ya Nona apakah ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin tahu, dimana sang Noblesse tingga?"
"Yang saya tahu sang Noblesse tinggal bersama pelayannya, Frankestein. Dan ia tinggal tak jauh dari sini, sang Noblesse sendiri menghabiskan hari-harinya dengan bersekolah di sekolah milik Frankestein."
"Bersekolah? Apakah Frankestein memiliki sekolah?" Tanya Ino
"Begitulah Nona" jawab Liu
"Aku ingin bersekolah disana" gumam ino
"Ya Nona???" Tanya Liu
"Aku ingin bersekolah disana, aku bosan berdiam diri terus disini Liu" jelas ino
"Apakah anda yakin Nona?" Tanya Liu
"Ya Liu lagi pula aku seharusnya bertemu dengan sang Noblesse dan ikut melindunginya dari marabahaya yang bisa saja terjadi kapan saja, bila aku tak ada disekitarnya itu akan menyulitkan ku dalam melaksanakan tugas"
"Baiklah Nona saya akan mengurusnya"
.
.
.
.
.
.
    Keesokan harinya matahari bersinar amat terang, di pusat kota Seoul sendiri jalanan sudah padat dipenuhi dengan aktivitas manusia. Di sekolah milik pria tampan bernama Frankestein, atau tepatnya sekolah Ye Ran sudah terlihat banyah siswa dan siswi yang berlarian terburu-buru, padahal ini masih puku 06:20 waktu yang masih disebut cukup pagi untuk memulai hari.
     Diantara kesibukan para siswa dan siswi yang berlarian agar tidak terlambat, sang pemilik sekaligus kepala sekolah tersebut sedang duduk dikursi kebesarannya. Dengan ditemani bertumpuk-tumpuk lembabaran kertas yang sangat berarti. Di sisi lain tepatnya di kawasan parkir sekolah, terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki kawasan sekolah. Baik para siswa-siswi maupun guru dan para staff yang ada disana dibuat terkagum-kagum melihat kemewahan mobil tersebut. Mobil hitam keluaran terbaru, yang diperkirakan hanya ada 5  di dunia kini terpakir di halaman sekolah Sma Ye Ran.
    Dari mobil itu turunlah seorang gadis cantik berperawakan langsing, wajahnya yang tanpa ekspresi dengan tatapan nya yang sayu membuat orang-orang yang melihatnya terpesona. Matanya yang semerah darah, menatap kesekelilingnya.
    Gadis itu mulai melangkah masuk ke dalam gedung sekolah bersama dengan seorang pria tampan disampingnya, mereka melangkah bersama ke arah ruang kepala sekolah. Disetiap jalannya mereka menjadi pusat perhatian setiap orang.
"Siapa mereka?"
"Apakah mereka bukan makhluk bumi??"
"Omooo lihatlah pria itu sangat tampan"
"Gila siapa wanita itu? Apakah ia seorang model??"
"Entahlah yang pasti dia sangat cantik"
   Itulah kira-kira yang orang-orang itu katakan, namun orang yang dibicarakannya berjalan seolah tidak peduli. Sesampainya mereka di depan ruang kepala sekolah mereka mengetuk pintu, dan masuk setelah diperbolehkan.

PRANG!!!

"KAU!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued

  Yeay🎉🎉🎉
Akhirnya bisa updet lagi, kali ini aku buat jauh lebih panjang dari biasanya. Jadi maaf kalo ceritanya rada ngelantur.

   
   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SNOW BLACK|and the guardian from NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang