Part 3

80 11 1
                                    


         Dalam kesunyian gadis itu berkata sambil melihat indahnya bulan di langit malam " Ya, tak lama lagi aku akan mendatangimu saudariku. Tepat saat kalian membutuhkan sebuah bantuan, sebuah bantuan yang bahkan pernah kau dan mereka tolak dengan begitu mudahnya " suaranya terdengar begitu dingin, namun berbeda dengan tatapan matanya yang seolah menyampaikan kesedihan yang begitu mendalam.

# # # # # # # # # # # # #

Prang!!!

         Benda yang terbuat dari kramik itu pecah berserakan di lantai, membuat gadis berambut hitam yang berdiri di tempat kejadian berdecak kesal.

"Hah aku akan dimarahi lagi"

          Gadis itu mengerang malas, kemudian detik berikutnya terdengar sebuah suara derap langkah seseorang disusul dengan suara bantingan pintu.

Drap...drap...drap... BRAK!!!

"Nona apa terjadi sesuatu?" Tanya seorang pria dari ambang pintu,dengan wajah paniknya.

"Ya" Jawab gadis itu

"Yaampun nona Yukino, ini sudah ketiga kalinya anda memecahkan sesuatu"

"Tak usah berlebihan Liu ini hanya ketidaksengajaan" jawab gadis yang tadi dipanggil Yukino oleh pria yang disebut Liu.

"Ya, tapi apakah anda baik-baik saja"

"Hmm aku baik-baik saja, cepat bersihkan dan segeralah keluar dari ruangan ku!"

"Tentu nona"

Yukino POV

        Cerewet, itulah kata yang cocok untuk mendeskripsikan Liu. Pelayanku yang amat tampan itu selalu mengomel jika aku berbuat kesalahan, aku jadi bingung sebenarnya yang majikannya di sini siapa sih? Oh... tentu saja aku majikannya. Liu ini adalah robot, jadi dia bukan manusia. Aku menciptakannya sendiri, beberapa tahun yang lalu setelah tragedi yang membuat aku harus hidup sendirian. Ok cukup menceritakan Liu-nya, sekarang waktunya memperkenalkan diriku.

        Namaku Yukino Hatsuzu, aku memiliki rambut hitam yang menjuntai sampai ke pinggang, mata bulat dengan pupil berwarna merah. Dan... oke ini cukup memalukan untuk diceritakan, aku punya kulit yang berwarna putih pucat. Aku tinggal di sebuah rumah yang bertempat di dunia entah berantah, bukannya aku tidak tahu dimana aku tinggal saat ini. Tapi aku terlalu malas untuk mendeskripsikannya, namun bisa ku pastikan ini bukanlah dunia tempat kalian tinggal.

        Oke cukup perkenalannya, setelah Liu selesai membersihkan kekacauan yang tadi aku buat. Ia segera pamit undur diri, setelah Liu pergi aku segera membaringkan tubuhku di atas kasur. Ahh sepertinya aku akan tertidur lagi, menunggu hari ini berakhir tanpa melakukan apapun membuat tubuhku lelah.

        Jadi aku memutuskan untuk bermimpi, dan nanti terbangun untuk berusaha mewujudkan mimpiku itu. Yaa itu juga bila mimpiku adalah hal normal yang masih mungkin aku lakukan, kalau tidak? Ya aku hanya bisa menjadikannya bunga tidur semata.

Yukino POV end

        Tak butuh waktu yang begitu lama, gadis yang bernama Yukino itu sudah terlelap di atas tempat tidurnya. Di lain tempat terlihat Liu si pelayan Yukino itu sedang sibuk di dapur, ia sedang menyiapkan hidangan untuk makan malam.

        Di lain tempat terlihat seorang pria dewasa berambut blonde, pria itu duduk tenang di depan layar monitor besar di sebuah ruangan seperti laboratorium. Pria itu adalah Frankestein, dengan memakai jas lab Frankestei terlihat sangat menawan.

        Frankestein terlihat begitu serius menatap monitor di hadapannya, keningnya kadang-kadang berkerut. Matanya yang berpupil biru sebiru lautan itu menatap tajam apapun yang ditampilkan oleh monitornya. Setelah beberapa saat Frankestein terlihat merenggangkan otot punggungnya, ia juga terlihat menguap dan matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 11:00 malam. Setelah mematikan monitor di hadapannya, ia melangkah keluar laboratorium menuju kamarnya.

Frankestein POV

       Ahh... sungguh melelahkan hamper seharian ini aku berdiam diri di laboratorium, tentu saja untuk menyelesaikan data-data tentang kesehatan anak-anak. Aku bahkan harus menyerahkan tugas melayani tuan kepada Seira, dan anak-anak lainnya. Aku khawatir mereka tidak dapat melayani tugas dengan baik, walau sebenarnya mereka itu labih dari cukup untuk melayani tuan.

       Tulangku rasanya seperti remuk semua, aku ingin memejamkan mataku saat ini. Yah mungkin aku akan tidur, lagi pula ini sudah hampir larut malam. Tapi entah mengapa aku merasakan sesuatu, ini aneh ini bukanlah perasaan yang sama dengan yang aku rasakan saat aku sedang bertarung bersama musuhku. Ah ya ini rasa rindu, aku pernah merasakannya saat aku merindukan mendiang orang tuaku. Tapi anehnya ini bukan tertuju kepada mereka, lalu kepada siapa?

"shh ini memusingkan" desahku pelan.

       Kucobamelupakan rasa ini dengan tertidur, saat ku pejamkan mataku entah mengapabayangan sosok seorang gadis melintas begitu saja di pikiranku. Ya gadis itu,YUKINO HATSUZU gadis di masa laluku.

SNOW BLACK|and the guardian from NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang