1⚠️

244K 1.1K 6
                                    

(SEBAGIAN DI HAPUS VERSI LENGKAPNYA ADA DI DREAME DENGAN JUDUL YANG SAMA).


•••


Di lain tempat seorang wanita tengah kesal, melihat kondisi apartemennya yang berantakkan. Bungkus snack, kaleng minuman segala macam berserakan di lantai.

"Heh anak Aya! Lo kalau lagi galau bisa enggak, jangan ke aparteman gue? Berantakin doang!" gerutunya kesal, sambil memunguti sampah-sampah yang berserakan di lantai.

"Enggak. kan cuma Lo doang sahabat gue," lirihnya. Siapa lagi yang sedang galau kalau bukan Laura.

Dan wanita yang sejak tadi mengecoh bernama Raisa. Dia merupakan sahabat dekat Laura, yang sudah terjalin sejak mereka kecil.

Raisa kesal dengan sahabatnya yang satu ini. Kalau galaunya kambuh, ditambah tamu bulanannya itu sangat membuatnya repot.

Sudah datang dengan keadaan menangis sesenggukan, setelah itu lapar lalu makan dan akhirnya menguras semua stok makanan yang berada di kulkasnya.

"Iya. Modal sendiri ge, minimal lo bawa makanan atau minuman? ini mah lo habisin stok makanan gue," gerutunya.

"Lo enggak ikhlas?"

Raisa memutar bola matanya malas. Entah drama apa lagi yang akan Laura mainkan.

"Gue tanya lo enggak ikhlas?" tanya Laura sekali lagi.

"Udah lo makan baru nanya gue ikhlas apa enggak? Telat neng!"

"Pelit banget lo." Laura menimpuk Raisa dengan makanan yang tengah dimakannya.

"Udah ngerusuh sekarang ngatain gue pelit?emang enggak tahu diri lo ya! udah sana pergi ah recokin pacar lo gih," ucapnya sambil mencubit pipi Laura.

"Ahh lepasin, sakit Raisa!" pekiknya sambil mencoba melepaskan tangan Raisa dari pipinya.

"Gemes gue."

"Gemes pala lo!"

Raisa terkekeh. Bagaimanapun Laura adalah sahabatnya jadi dia sangat menyayanginya. Laura adalah perempuan yang rapuh sebenarnya, meskipun dia sering menunjukkan sikap galaknya, tapi percaya saja Laura adalah gadis yang manja dan dia bisa menjadi cengeng hanya karena masalah sepele.

Karena Laura dia bisa merasakan menjadi sahabat sekaligus kakak diwaktu bersamaan, Laura seperti anak kecil yang apa-apa harus dijagain, karena ke naifannya itu sering banget disalah gunakan oleh orang lain.

"Sa, kita jadikan liburan?" Raisa merebahkan tubuhnya disamping Laura.

"Emang pacar lo, enggak mau?"

"Jangan bahas dia, gue lagi enggak mood."

Raisa menyipitkan matanya. "berantem lagi?"

Laura mengangguk, "dia kerja mulu." Raisa mengangguk tanda paham.

"Yaudahlah. gue liat jadwal gue dulu."

Laura mengangguk. Raisa itu meskipun masih kuliah tapi sudah membantu memegang perusahaan orang tuanya, yang jelas bukan perusahaan kecil.

Laura sangat bangga dengan Raisa yang sudah bisa memegang peranan penting dalam perusahaan, sedangkan dirinya jangankan pegang perusahaan skripsi aja belum kelar-kelar.




****

TBC

JANGAN LUPA VOTE YA TERIMAKASIH.

KEKASIH DAN SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang