3

128K 963 13
                                    

Versi lengkapnya ada di Dreame dengan judul yang sama:)

Sampai di apartemen Eric merebahkan Laura diranjangnya, Eric membantu melepaskan sepatu sedangkan Raisa sejak tadi sudah pamit pulang.

"Istirahat yang cukup jangan dulu aktivitas," ujar Eric memperingati Laura.

Dia hapal sekali kalau Laura sering sekali ngeyel, tak mau mendengarkan ucapannya padahal semua itu demi kebaikannya.

"Jangan pergi temenin aku."

"Manja." Eric merebahkan tubuhnya disamping Laura, dan membawa Laura dalam dekapannya.

"Begini lebih nyaman."

"Sekarang tidur." Eric mengusap kepala Laura dengan lembut dan mengecup kening Laura berulangkali, sampai mereka tertidur dan Eric melupakan janjinya dengan seseorang.

Di Lain tempat seorang wanita duduk dengan gelisah. wanita itu adalah Sarrah yang sejak tadi dia menunggu kedatangan Eric. Sudah hampir dua jam lamanya tapi Eric belum juga terlihat, malam ini mereka ada janji untuk makan malam romantis tapi entah berada dimana sekarang, Sarrah pun tidak tahu karna Eric tidak menghubunginya sama sekali.

"Eric, kamu dimana si? nomor malah enggak aktif?"gerutunya, dia benar-benar kesal karena sudah dibuat menunggu dua jam lamanya, dan itu bukan waktu sebentar namun sialnya Eric benar-benar membuatnya menunggu selama ini.

"Halo, Sarrah." sapa seorang wanita yang entah datang dari mana, langsung duduk dihadapannya tanpa permisi lagi.

Sarrah menatap wanita yang duduk di depannya dengan tatapan bingungnya, Sedangkan wanita itu menatap Sarrah dengan tatapan yang seolah tengah meneliti.

Sarrah dibuat merinding ketika segaris senyum miring menghiasi wajah wanita itu.

Lama mereka ada pada keheningan, akhirnya Sarrah yang memecah keheningan. "siapa kamu?" tanya Sarrah.

Wanita itu menatap Sarrah lama sebelum akhirnya menjawab...

"Kenalkan, Raisa Andrian Rehandi," ucap Raisa dengan wajah yang masih tersenyum sinis.

Sarrah terkejut. Dia kenal dengan Marga Rehandi dan dia sangat tahu. Raisa yang melihat ada keterkejutan di wajah wanita itu hanya tersenyum sinis.

"A-ada apa?" tanyanya dengan nada gugup yang tak dapat disembunyikan.

"Jauhi Eric! Dia sudah memiliki kekasih dan dia adalah sahabatku. aku rasa kamu sudah tahu jika pria itu sudah punya kekasih..."

Raisa menatap Sarrah lebih dalam..

"... Aku tidak tahu dimana letak harga dirimu sebagai seorang wanita. Melihat kamu yang bahagia padahal kamu hanya orang ketiga, Aku jadi berpikir apa hidupmu tidak ada hal yang menyenangkan sehingga menjadi simpanan kamu baik-baik saja, justru aku lihat-lihat kamu sangat menikmatinya sekali."

"Tutup mulutmu! ingat kamu tidak ada hak apapun, dan asal kamu tahu Eric yang mau denganku. Berhentilah ikut campur!"

Raisa sudah menduga wanita seperti Sarrah ini gampang sekali terpancing emosi dan tersinggung, melihat Sarrah yang langsung membentak saat dirinya telah selesai berbicara sudah membuktikan bahwa Sarrah gampang sekali dipermainkan emosinya.

"wow aku tidak percaya model secantik dirimu mau menjadi simpanan."

Raisa mengetuk-ngetuk meja seolah dia tengah berpikir. "Apa jangan-jangan karena dia seorang Eric Braham, si pengusaha kaya raya dan kamu ingin naik derajat lewat dia?"

Raisa menatap Sarrah yang wajahnya sudah memerah akibat menahan amarahnya.

"Atau karena..."

"Tutup mulutmu! aku mencintai dia berhenti berbicara itu!" teriak Sarrah yang sudah tidak mau lagi mendengar kata-kata penuh hinaan dari Raisa.

Memangnya kenapa jika dia menjadi orang ketiga, dirinya dan Laura samakan? Sama-sama mencintai Eric, dan terlebih Eric juga maukan kenapa seolah hanya dia yang salah disini.

"Wow, aku terkejut dengan teriakanmu barusan tapi..."

Raisa mendekatkan wajahnya ke Sarrah lalu berkata, "Kamu tau siapa aku? jangan berani macam-macam denganku, jangan mengusik orang terdekatku ingat itu!"

Apa Raisa pikir dia takut dengan ancaman seperti itu. Wanita bodoh! dia tidak takut sama sekali, dia tetap akan mempertahankan Eric disisinya dan menjadi satu-satunya wanita yang berada dihidup Eric. Itu akan terjadi suatu saat nanti.

"Aku dan Laura sama. Kita sama-sama mencintai Eric lalu apa salahnya?silakan ancam aku, sekuat apapun kamu mengusirku dari kehidupannya tapi Eric tetap akan menarikku kembali, karena apa?karena dia membutuhkan aku!"

Raisa tersenyum dia cukup terpukau dengan cara Sarrah saat membela dirinya sendiri, dia sudah menebak bahwa Sarrah tidak akan mau melepaskan Eric.

"Lebih tepatnya membutuhkan teman untuk dibawa ke ranjang alias pemuas nafsu!"

Plak. Raisa tersenyum sinis saat Sarrah melayangkan tamparan dipipinya, wanita ini ternyata tidak tahu siapa dia.

***
TBC

jangan lupakan vote dan komen.

DAN DISINI AKU MAU KASIH TAHU BAHWA CERITA AKU INI KONTEN DEWASA⚠️KALO YANG GA SUKA GAUSAH BACA GITU !!!...

TERIMAKASIH

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEKASIH DAN SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang