Chapter 1 : Bayangan Hitam

2.6K 122 117
                                    

[01/08/19]
IG : @ameliassi
Revisi : [10/12/20]

***

Happy reading♡

***

SORE yang cerah. Semburat cahaya sang mentari khas senja berwarna jingga kini menghiasi seluruh langit kota dengan indahnya. Semilir angin yang berhembus lembut menerbangkan beberapa helai rambut seorang gadis di tepi danau.

Sambil memandang sunset indah dan memanjakan mata, gadis itu memegang sebuah buket bunga besar yang sangat cantik.

"Matahari selalu kesepian, dia sendiri. Tapi dia selalu setia untuk menerangi seluruh dunia walau tak ada satu pun yang menemaninya," gumamnya tersenyum tipis.

Tak hentinya mata besar nan indah itu memandang sang mentari yang sudah hampir tenggelam di ufuk barat.

"Rachel!" Panggilan seorang lelaki mengalihkan perhatiannya.

Rachel, begitulah namanya. Gadis itu mengalihkan pandangan kepada seorang lelaki yang melambai padanya dari kejauhan.

"Ayo pulang!" teriak lelaki itu lagi.

Rachel tersenyum tipis dan segera berlari menghampiri lelaki itu.

"Kamu duluan aja, Dean. Aku mau ke makam Papa dulu," tolaknya halus.

Dean, lelaki yang dari tadi memanggilnya langsung tersentak kaget saat mendengar penolakan Rachel.

"Ke makam?! Jam segini? Gak takut?" Dean nampak ragu.

Rachel hanya terkekeh melihat ekspresi Dean yang nampak lucu itu, "nggak kok. Ngapain takut, nanti juga kalo kita mati kita bakal dimakamin. Anggap aja itu rumah kita di masa depan."

Dean hanya mendengus sambil memutar bola mata. "Ya udah. Aku ikut ya, aku gak mungkin biarin pacar aku ke makam sendirian," pinta lelaki tampan dengan surai coklat itu.

"Terserah," final Rachel tersenyum tipis.

Dean tersenyum lalu merangkul badan gadisnya dan membawanya berlalu ke tempat peristirahatan ayah Rachel.

Sesampainya di sana, mereka berhenti di samping sebuah makam. Makam yang terawat, tentu saja Rachel yang selalu merawat makam tersebut. Di makam itu terdapat sebuah nisan bertuliskan nama ayahnya.

Adam Rahardian

Itulah namanya. Nama seseorang yang selalu Rachel rindukan, yang selalu menjadi idola, menjadi pelindung sekaligus penyemangat di hidup Rachel. Rachel menyimpan buket bunga tadi di samping nisan. Dengan napas berat dan tatapan nanar, Rachel memejamkan matanya dan berdo'a yang terbaik untuk sang ayah di akhirat sana.

"Papa, Mama sama Bondan pergi gak tahu kemana. Aku sendiri di rumah dan kesepian. Aku gak tahu harus kemana lagi cari Mama sama Bondan. Aku rindu mereka juga rindu Papa," gumamnya bergetar sambil menahan air matanya.

"Aku berjuang hidup sendiri tanpa keluarga. Tapi, Papa gak usah khawatir, aku bisa jaga diri baik-baik, kok," tambahnya berhasil meloloskan air mata.

Lonely Soul Of PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang