--oOo--Meisya resmi menjadi anak SMA. Seragam birunya berganti menjadi abu-abu dan senyum merekah tak bisa lepas dari wajahnya. Bagaimana bisa Meisya cemberut di hari pertama masuk sekolah yang ia inginkan. Apalagi menyadari bahwa sekolah ini mempunyai jalur untuk kuliah di luar negeri secara gratis.
Angin tampak bertiup lembut, membuat beberapa helai rambutnya bergoyang dan menjadi agak berantakan. Meisya mendongak menatap langit yang tampak cerah. Namun, dari kejauhan Meisya dapat melihat ada awan mendung yang menggantung diangkasa.
"Mendung." Gumam Meisya tanpa sadar.
Seorang pemuda berhenti berjalan dan mengikuti fokus Meisya. Meisya menyayangkan apa yang ia lihat. Padahal pagi ini langit tampak begitu cantik dengan warna birunya serta awan putih yang seperti ingin berkumpul satu sama lain. Ah, kenapa harus ada awan mendung dihari secerah ini?
"Bukannya bagus kalau hujan? Kita ngga upacara." Guraunya.
Meisya menggerutu, "Ini hari pertama kita..." Meisya menggantungkan kalimatnya ketika ia menoleh dan melihat siapa lawan bicaranya. Ia terpaku sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Kita... di SMA."
--oOo--
Babys breath, 07 Agustus 2019
{Flowerproject}
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BREATH
Teen FictionSemua orang berhak untuk mencintai dan dicintai. Kamu berhak untuk terus mencintai meski orang itu yang tidak pernah mencintaimu. Dan kamu juga berhak dicintai oleh orang yang mencintaimu.