LMA (6) : Perasaan

35 12 3
                                    

"Karena kau buktikan untukku
Satu kisah tentang kita
Yang teramat indah
Tuk terlupa

Sempurna bukan milik kita
Namun kau selalu ada untukku
Temani hidupku dengan indah"

Lantunan lagu yang dinyanyikan oleh Woojin terdengar memenuhi kelas yang belum kosong seutuhnya karena masih banyak yang sedang merapikan meja masing-masing sebelum beranjak ke kantin.

Woojin, lelaki pecicilan itu bahkan sudah masuk ke dalam kelas X 5 itu sesaat setelah guru baru saja keluar dari kelas.

Nyanyian Woojin sebenarnya tidak seburuk yang dibayangkan. Suaranya terdengar lumayan untuk ukuran lelaki yang hobi teriak sana teriak sini. Tapi, mendengar Woojin menyanyi berhasil membuat Aera ilfeel setengah mati.

"Apaan sih lu, jin? Diem kek." kata Aera dengan wajah kusut dan mulai marah. Dirinya cukup sensitif hari ini karena dia sedang kedatangan tamu.

"Udah diem kok." jawab Woojin merasa tak bersalah sama sekali. Jihye yang melihat Woojin yang masih duduk di depan Aera itu hanya mendecih sembari menggelengkan kepalanya.

"Gak ada kerjaan ya lo? Sampe-sampe main sama cewek. Main kek bareng Guanlin, Daehwi, Jihoon dan sebagainya." tanya Jihye tak habis pikir. Woojin sudah cukup mengganggu selama ini.

"Mereka semua ninggalin gue. Ya udah, gue ke kelasnya Aera aja, ya kan Ra?" tanya Woojin sembari menaikkan sebelah alisnya lalu menatap Aera. Aera yang yang tadi menatap Woojin penuh kekesalan, tak sengaja bertemu pandang dengan lelaki itu. Langsung saja, Aera langsung menepuk jidatnya.

"Oh my god! Awas lo ya, gue kaduin bang Minhyun." ancam Aera sembari menunjuk ke arah Woojin dengan tatapan horor. Eunha yang duduk di samping Woojin hanya geleng-geleng kepala.

"Tau lo, Jin. Disuruh bersihin toilet ntar, baru tau rasa lo." kata Eunha sembari memasukkan beraneka pena warnanya ke dalam kotak pensil.

Woojin otomatis menghadap ke arah Eunha lalu mengambil salah satu pena warna milik Eunha yang masih tersisa di atas meja.

"Masih aja suka sama pena warna." kata Woojin melihat pena warna yang memiliki tulisan Eunha di bagian tutupnya.

Eunha kemudian mengambil pena itu dengan cepat lalu memasukkannya ke dalam kotak pensil.

"Yuk, kita ke kantin. Udah laper." kata Jihye berdiri dari duduknya sembari mengusap perutnya yang keroncongan.

"Yuk!" sahut Aera lalu mengapit lengan Jihye dengan erat seolah-olah Woojin akan menculiknya.

"Yuk." kata Eunha lalu mengapit lengan Jihye yang satunya. Woojin ikutan berdiri setelahnya lalu mengikuti ketiga gadis itu.

🎡🎡🎡

"Sekarang bukan giliran gue yaa yang ngambil makan." kata Jaehwan menyeletuk di tengah teman-temannya yang sudah duduk rapi di meja kantin. Mereka tampaknya tak mau bergerak dan berharap ada yang rela memesankan makanan ke stand makanan.

"Gue juga gak, gue udah dua hari yang lalu sama Bae." kata Daehwi setelahnya dan terlihat santai. Guanlin yang merasa dirinya yang sudah lama belum dapat tugas, hanya diam-diam saja dan terlihat tengah berpikir.

"Lin, lo belum tugas, kan?" tanya Seongwoo pada Guanlin. Jihoon dan yang lainnya langsung melihat ke arah Guanlin.

"Belum." Jawab Guanlin enteng dan membuat semuanya ternganga. Kalau belum, kenapa masih duduk disini nih bocah?

"Ya lu berdirilah, Rich Guanlin." kata Jaehwan terdengar jengah. "Iya, bergerak sonoh." kata Minhyun setelahnya sembari mendorong Guanlin.

"Masa gue sendiri?" tanya Guanlin tak terima. "Tuh, anak cewek mau ke sini. Ada Woojin juga." tunjuk Jinyoung pada Jihye, Aera, Eunha, dan Woojin yang tengah berjalan menuju meja yang mereka duduki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LETS MEET AGAIN [LAI GUANLIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang