LMA (5) : Nomor Telepon

48 18 3
                                    

"Siapa, Lin?" tanya Woojin saat ia melihat Guanlin mendekat ke arah tribun dimana ia berada dengan Jihye. Jihye spontan melihat ke arah Guanlin dengan raut penasaran.

"Iya, Lin. Yang tadi siapa? Pacar lo?" tanya Jihye mencecar Guanlin dengan pertanyaan. Guanlin hanya diam dan memilih duduk di samping Jihye. Terdengar ia menghembuskan napas dengan kasar.

"Bukan siapa-siapa." jawab Guanlin sedikit murung sembari memperhatikan kotak persegi yang dipegangnya. Terlihat raut kecewa di wajah Guanlin.

"Sedih banget lu kelihatannya, Lin. Cerita dong ke kita." kata Woojin memancing Guanlin. Guanlin kemudian bersandar pada sandaran tribun.

"Gak mau gue." jawab Guanlin menolak. Woojin langsung tak terima dengan jawaban teman setimnya itu. Jihye yang mendengar jawaban Guanlin, hanya memilih diam dan memperhatikan ekspresi Guanlin dengan lamat-lamat.

Ada apa dengan Guanlin? Tumben sekali lelaki ini tidak mau cerita.

Apa jangan-jangan, Guanlin jatuh cinta?

"Lo suka sama tu cewek yaa?" tuduh Woojin sembari mengeluarkan senyuman setannya. Guanlin spontan melirik Woojin dengan tatapan malas. Tapi, Guanlin akui Woojin memang benar.

"Gue gak mau jawab." balas Guanlin kukuh dengan pendiriannya.

Kecurigaan Jihye semakin menjadi-jadi saat mendengar jawaban Guanlin barusan. Sudah pasti, sudah pasti lelaki itu sedang suka dengan seseorang. Kemungkinan besar dengan siswa cantik tadi.

"Cerita aja, Lin. Kan biasanya lo juga cerita ke kita, kan?" Jihye mulai mengeluarkan suaranya lagi.

Guanlin lalu tersenyum dan menatap langit senja di atasnya.

"Ntar kalau gue ketemu sama cewek itu lagi, gue bakal ceritain ke kalian." kata Guanlin lalu memejamkan matanya.

Woojin yang melihat Guanlin yang tengah sok kegantengan itu, langsung berekspresi seolah-olah ingin muntah.

"Gaya lu, Lin. Sok kegantengan lu!" kata Woojin geli.

Guanlin tiba-tiba saja membuka matanya lalu menatap Woojin dengan tatapan mematikan.

"Gue emang ganteng, taik kucing."

🎡🎡🎡

"Nih, helmnya." kata Jihye sembari menyodorkan helm yang baru saja dikenakannya selama perjalanan dari sekolah.

"Iyaa, sama-sama." balas Guanlin yang tak nyambung sama sekali. Jihye langsung mengangkat sebelah alisnya mendengar Guanlin barusan.

Nih cowok kadang tingkat kegeerannya bener-bener.

"Gue belum bilang terima kasih kali, Lin." kata Jihye. Guanlin tiba-tiba saja tertawa ringan dan itu malah semakin membuat Jihye heran.

"Apaan sih lo, ketawa gak jelas gitu. Kaya orang gila tau." Ujar Jihye dengan tatapan ngeri sembari memukul pundak kiri Guanlin. Guanlin hampir saja jatuh bersama dengan motor gedenya jika ia tidak menahan motornya dengan benar.

"Hampir jatuh nih gue." kata Guanlin lalu mengelus pundaknya yang barusan dipukul Jihye.

"Lo suka sama cewek tadi, kan?" tanya Jihye frontal. Guanlin langsung berekspresi seolah-olah baru saja bangun dari koma, tidak tau apa-apa.

"Hah? Apa? Maksud lo?" tanya Guanlin balik.

Jihye memutar bola matanya dengan malas mendengar balasan dari Guanlin. Kemudian gadis itu membelalakkan matanya.

Gue serius, tiang listrik.

Guanlin langsung tertawa ringan menanggapi pelototan Jihye.

"Gue pulang dulu ya, udah kemaleman nih. Anak gadis gak boleh pulang kemaleman." kata Guanlin menghidupkan mesin motornya.

LETS MEET AGAIN [LAI GUANLIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang