Kisah tentang anak manusia yang kini dalam usia dewasa.
Dia terbiasa hidup mandiri.
Tidak sebatang kara, hanya saja dia lebih suka menyendiri.Dalam lubuk hatinya dia ingin memiliki seorang kakak yang maha menyayanginya, maha menasehatinya, atau setidaknya kakak yang merasakan hal sama dengannya diwaktu yang sama.
"Aku resah, harus kubagi dengan siapa rasa ini ?" Katanya pada diri sendiri.
"Kenapa tak kau bagi saja resahmu dengan kedua orangtuamu." Sisi dirinya yang lain menjawab.
"Haha. Aku benci melihat mereka berdua yang tak pernah akur."
"Jangan begitu. Mereka orang tuamu."
"Iya aku sangat tahu itu. Tikakah kamu tahu mereka penyebab resahku ?"
"Kenapa mereka ?"
"Hey ayolah... Bisakah mereka terlihat akur barang sebentar ? Bahkan ketika esok hari anaknya ini akan menghadapi hari terbesarnya. Akurkah mereka ?"
Dia menangis, lalu tertawa, menangis lagi, tertawa lagi. Terus begitu berulang-ulang sampai akhirnya dia melakukan keduanya dalam waktu yang sama.
"Kamu gila" Jawab dirinya yang lain.
***
PENERIMAAN
Tidak ada manusia yang tak punya masalalu.
Kamu punya masalalu,
Beri tempat terbaik untuknya, simpan sudah disana.Dia pun memilikinya.
Masa lalunya adalah rahasianya.
Dan jika pun kalian saling berbagi, maka yang perlu kalian lakukan adalah saling menerima.Jangan menyiksa dirimu sendiri dengan teori-teori gila yang ada dalam otakmu tentang masalalu pasanganmu.
Ingat, masalalu adalah bagian dari proses manusia menuju versi terbaiknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNIAKSARA
RandomHanya sekumpulan aksara, yang rindu merangkai kata. Semoga kamu menyukainya. Beri Vote jika kalian suka yaaa. Biar aku tambah semangat nulis di sini. Terima kasih ☺️