🍒7

6K 921 296
                                    

.

.

.

.

.

Happy Monday!!!
Nikmati awal pekanmu ❤️

Lisa menatap isi kamarnya dengan senyuman yang tidak bisa disembunyikan. Kamarnya sedang dalam kondisi berantakan. Namun penyebab berantakan dikamarnya yang membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum. Beberapa dus besar memenuhi kamarnya, berisi pakaian bayi, bak mandi bayi, ranjang bayi, dan beberapa perlengkapan lainnya.

Namun fokusnya terganggu kala indranya merasakan kehadiran orang lain dalam ruangan itu. Lisa berpaling dan mendapati Choi Jeno yang memasuki pintu kamarnya yang terbuka dengan senyuman tipis, yang lagi-lagi membuat Park Lalisa terpukau untuk sejenak.

"Hei" Lisa berusaha untuk meredakan gugup yang merontak dalam dadanya, dan membuatnya nyaris tidak mampu menanggapi sapaan pemuda itu.

"Uhm ya. Ada apa?" Jeno menatap ke sekeliling kamar dan berakhir dengan menatap Lisa--- yang belum berganti pakaian. Lisa menjilat bibirnya pelan.

"Aku ingin memasang wallpaper dan box bayi miliknya sekarang. Apa bisa?" Mata Lisa refleks melebar.

"Tapi ini sudah malam. Aku pikir kau masih lelah karna kau baru saja pulang dari cafe dan kita berbelanja cukup lama tadi" Jeno tersenyum sambil melangkah memasuki kamar itu dengan memegang sebuah kotak, yang Lisa ketahui sebagai kotak yang dipakai untuk menyimpan peralatan kerja seperti palu, paku, solder dan lainnya sejak keduanya pindah dan menempati rumah minimalis itu.

"Aku benar-benar antusias sekarang. Aku ingin memasangnya sekarang mumpung besok aku mendapatkan libur. Kau bisa berbaring diranjang dan beristirahat, aku berjanji tidak akan berisik"

"Eum baiklah"

Lisa terdiam dan tidak lagi mampu melontarkan bantahan. Sehingga yang dilakukannya adalah mundur dari posisinya berdiri untuk memberikan ruang seluas-luasnya pada pemuda tampan itu adar bisa memasuki kamarnya dengan perlengkapan kerjanya.

Choi Jeno dengan cepat menata barang-barang yang akan dikerjakannya, dimulai dari menyiapkan wallpaper dan perlengkapan untuk ranjang bayi pada sudut kosong dikamar yang ditempati oleh Lisa. Setelah itu dengan tenang, pemuda itu mulai memasang wallpaper dengan motiv yang terlihat ceria disudut kamar setelah membersihkan jendela kamar itu. Cukup lama berkutat, Jeno akhirnya selesai dan merapikan perlengkapannya memasang wallpaper ditembok itu dan mulai membuka dus berisi ranjang bayi untuk dipasangnya disitu.

Tapi keningnya mengerut tatkala berpaling dan mendapati Lisa yang duduk diatas ranjang dengan memunggunginya.

"Kau sedang apa?" Lisa berpaling tanpa memutar posisinya dan mengangkat baju hangat kecil ditangannya dengan senyuman hangat.

"Aku merapikan pakaiannya. Karna kau sudah memasang ranjang dan perlengkapan lainnya" Choi Jeno sama sekali tidak tersenyum meski Lisa tersenyum dengan sangat hangat akibat lonjakan perasaan bahagianya.

Matanya terus menatap Lisa, terlebih setiap Lisa menyebut "bayi itu", "dia", "nya" saat mereka membicarakan tentang anak yang tersemayam rapi dalam perut wanita berparas barbie itu.

"Hmm ya, lakukanlah"

Lisa terdiam karna tanggapan Jeno setelah dirinya berbicara panjang lebar barusan. Senyum mirisnya tersungging tipis menatap Jeno yang kembali bekerja memasang wallpaper dengan tenang setelah tanggapan singkat pemuda itu yang tidak sesuai dengan harapannya.

[ON GOING] JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang