🍒1

11.3K 1.1K 48
                                    

.

.

.

.

.

[Sebelum ini mulai, saya akan memberitahu kalau story ini akan menjadi story dengan update yang sangat singkat mungkin hanya antara 500-1000 word per-update dan mungkin lebih banyak narasinya]

"Kau akan dijodohkan dengan seorang pria berinisial J dari keluarga Choi"

"J dari keluarga Choi?"

"J? J yang mana? Ada tiga J dalam keluarga Choi"
_____________

Lisa membuka apron miliknya dengan cepat saat dilihatnya jam sudah menunjukan pukul lima kurang dua puluh menit.

Diluar hujan masih cukup deras meski tidak selebat dua puluh menit yang lalu.

Ditutupnya panci berisi sop hangat yang sudah matang, dan setelah itu Lisa sedikit berlari ke arah pintu rumahnya sambil menguncir rambut panjangnya.

"Aku terlambat" gunamnya.

Lisa segera menyarung sweater merah muda yang disiapkannya diruang tamu rumahnya sejak tadi dan meraih dua buah payung dari balik pintu rumahnya.

____________

"Bukankah sudah ku katakan untuk jangan menjemputku?" Lisa tetap tersenyum hangat pada pemuda yang berbicara dengan nada dingin padanya.

Pemuda yang baru saja turun dari bus dengan menggunakan seragam bola kaki dan menggendong tas punggung. Lisa tidak memperdulikan nada dinginnya dan menyodorkan paksa payung lain yang dipegangnya agar diterima oleh pemuda itu.

Dengan malas, payung itu diambil olehnya dari tangan Lalisa.

Senyuman Lisa terbit.

"Aku hanya kebetulan pergi ke supermarket untuk membeli ayam, Jeno" ujar Lisa sambil menunjukan kantong plastik berisi ayam segar dengan logo supermarket yang berdiri tidak jauh dari halte bis itu.

"Kau pergi membeli ayam dengan membawa dua payung?" gunamnya dingin sambil membuka payung itu dan memakainya.

Jeno sedikit menunduk dan menarik kantong plastik berisi ayam tadi dengan sedikit paksa dari tangan Lisa, lalu melangkah meninggalkan gadis itu. Lisa terdiam, tapi senyumannya tertarik dan langkah kakinya bergerak menyusul pemuda berpunggung tegap itu.

Sudah menjadi kegiatan rutinnya lima bulan terakhir, atau tepatnya sebulan belakangan sejak memasuki musim hujan untuk menjemput pemuda itu dihalte.

Tepatnya sejak semua fasilitas pemuda itu ditarik oleh orang tuanya, pasca keputusannya untuk terjun menjadi atlet olahraga bola kaki lima bulan yang lalu. Keputusannya membuat kedua orang tuanya benar-benar kecewa dan menghukumnya.

Lisa selalu menjemput pemuda itu selama sebulan terakhir dihalte, karna takut jika pemuda itu akan pulang dalam keadaan basah, karna enggan membawa payung.

Biar bagaimanapun, Lisa sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri karna mereka tumbuh bersama sejak masih anak-anak.

Meski Lisa berada diusia yang sama dengan kakak lelaki Jeno, tapi Lisa lebih dekat dengan pemuda tampan itu.

Menurut perasaannya, karna Lisa rasa Jeno tidak menganggapnya begitu.

Hujan sudah tidak sederas tadi, dan tersisa rintik yang berjatuhan dengan indah dari langit sore yang semakin menggelap. Memberikan efek kontras yang cantik melengkapi lampu jalanan yang menyorot dibeberapa sisi jalan.

[ON GOING] JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang