01. Pertemuan

4.3K 205 11
                                    

Prang !!!
Pyar !!!

"Ayah hentikan!!" teriak Kanaya sambil berlari menghampiri Ibunya yang tengah berbaring di ranjangnya sambil menangis.

"Ayah cukup, aku sudah muak dengan sikap Ayah yang kasar seperti ini!"

Tamparan keras mendarat begitu sempurna di wajah mulus Kanaya. Sang ayah yang menjadi pelaku penamparan itu menatap tajam kearah Anaknya yang beberapa detik yang lalu berani meneriakinya.

Sambil menyentuh pipi nya yang terasa sangat perih, Kanaya bangkit berdiri. Tanpa takut Wanita itu membalas tatapan Ayahnya. "Tampar Aku lagi!! Tampar Aku lagi sampai Ayah puas!!" Teriaknya kemudian.

"Dasar Anak tidak tahu diri!!" Ayah Kanaya sudah mengangkat tangannya guna melayangkan tamparan keduanya. Namun belum sempat Pria paruh baya itu melakukannya, Istrinya yang tidak lain adalah Ibu Kanaya turun dari ranjang dan langsung memeluk lututnya.

"Hiks hentikan hiks jangan sakiti Kanaya. Kamu boleh memukulku asal jangan menyakiti Kanaya."

"Ibu."

"Ckk Ibu sama Anak sama saja! Tidak berguna!" Teriak Ayah Kanaya menendang Istrinya sebelum kemudian melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan rumah sederhana yang dulu Ia tinggali bersama keluarga kecilnya.

Tepat setelah Ayahnya pergi, Kanaya segera menghampiri Ibunya dan langsung memeluknya erat "Hiks apa yang Ibu lakukan, Kenapa Ibu mengatakan hal itu. Bagaimana jika Ayah benar-benar memukul Ibu?"

"Sudahlah Kanya, Kamu jangan pernah melawan Ayahmu lagi. Ibu tidak mau kamu di sakiti Ayahmu. Biarkan Ibu saja yang di sakiti."

Sambil menggeleng Kanaya semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sang Ibu "Hiks Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Ibu termasuk Ayah. Hiks Aku akan bekerja lebih keras lagi agar bisa mengobati Ibu dan membawa Ibu pergi dari sini."

Kanaya terlahir di keluarga yang bisa terbilang kurang mampu, hal itu membuatnya harus bekerja keras untuk membiayai keluarganya. Ibunya memiliki penyakit mematikan yang membuatnya hanya bisa berbaring di ranjang sedangkan Ayahnya adalah orang yang sangat kasar. Setiap hari yang dilakukan nya hanya mabuk dan berjudi. Pria itu selalu menyakiti istri dan anaknya jika mereka tidak mau memberinya uang untuk berjudi. Selain itu Kanaya juga mempunyai seorang Adik yang bernama Dimas. Dimas sekarang duduk di bangku SMA kelas 3. Dimas jarang sekali pulang kerumah, alasannya adalah Karena Pria itu muak melihat keluarga nya yang seperti ini.

,,,,,,,,,,

"Lagi lagi kalian yang membuat onar!! Kalian tidak bosan setiap hari selalu membuat onar?!" tanya Pak Hakim kesal pada 2 murid didepannya yang sudah babak belur.

"Sudah marah-marah nya ? Kalau begitu Saya pamit, Pak," Sahut Dimas sebelum kemudian melangkahkan kakinya pergi begitu saja dari ruang BK.

"Dimas! Dasar anak tidak sopan! Besok bawa orang tua mu ke sekolah kalau tidak kamu akan di keluarkan!"

"Maaf Pak, Apa Saya sudah boleh keluar juga?" Tanya Bayu, Pria yang terlibat perkelahian dengan Dimas.

Menghela nafasnya kasar, Pak Hakim hanya diam tanpa ingin menjawab pertanyaan muridnya. Tampaknya Pria paruh baya itu sudah sangat lelah menghadapi Dimas dan Bayu yang sering membuat onar disekolah.

,,,,,,,,,

"Bayu dan Dimas berkelahi lagi. Ckk sebenarnya mereka ada masalah apasih, kenapa setiap hari berkelahi?" Tanya salah satu gadis pada temannya yang merupakan teman sekelas Dimas dan Bayu.

"Apa mereka menyukai orang yang sama ? Maka dari itu mereka bertengkar ?"

Detik itu juga salah satu gadis lainnya langsung tersedak makanan yang baru saja masuk kedalam mulutnya.

"Astaga Bella, Pelan-pelan dong. Kamu gapapa kan?"

"Gapapa. Lagian kalian ngapain sih pagi-pagi udah gosip aja. Sudahlah Aku mau ke toilet dulu," ucap Bella sedikit kesal sambil beranjak pergi dari kantin.

Saat dalam perjalanan menuju kamar mandi, Bella tidak sengaja melihat Bayu tengah mendudukan dirinya disalah satu bangku luar kelas. Gadis itupun memutuskan untuk menghampirinya. "Bayu, Kamu gapapa? Aku dengar Kamu habis berkelagi lagi sama Dimas?"

Melihat kedatangan Bella, Bayu pun segera beranjak berdiri. Pria itu langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"Ckk Dia kenapa sih? Kenapa setiap Aku datangin pasti pergi. Menyebalkan!"

,,,,,,,,,,,,,,

"Kalau saja Ibu tidak membuat masalah, Aku pasti tidak akan terlambat seperti ini!"

Tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, Adrian sempat berdebat dengan Ibunya yang bilang akan menjodohkan Pria itu dengan anak teman nya. Hal itu tentu saja membuat Adrian harus berangkat terlambat dari biasanya.

Sambil terus menggerutu, pria itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat sampai kantor. Namun naasnya dia tidak melihat jika ada seseorang yang hendak menyebrang. Hampir saja Ia menabrak orang itu kalau saja terlambat mengerem mobilnya.

Dengan tergesa-gesa Adrian turun dari mobil guna melihat keadaan orang yang hampir saja Ia tabrak. "Kamu Gapapa ? Maaf Aku tadi tidak hati-hati," Tanyanya pada seorang Wanita yang kini terduduk diatas aspal jalan.

"Uh kakiku."

"Aku benar-benar minta maaf. Hmm apa perlu Aku antar ke rumah sakit ?" tanya Adrian lagi.

"Tidak, Aku Gapapa. Aku harus ke kantor sekarang karena sudah terlambat," Balas Wanita itu sambil berusaha berdiri.

"Jangan! Sepertinya kakimu terkilir. Aku akan membawamu kerumah sakit!"Tanpa meminta izin Adrian langsung mengangkat tubuh Wanita itu dan membawanya kerumah sakit.

,,,,,,,,,

"Tulang Pergelangan kakinya sedikit bergeser, tapi tidak terlalu parah. Saya sudah memberinya perban agar kakinya kencang dan bisa mempercepat tulang nya kembali ke posisi semula. Untuk beberapa hari kedepan Saya harap pasien jangan terlalu banyak berjalan dulu," Jelas sang dokter yang baru saja memeriksa Kanaya.

Setelah Dokter itu pergi, Kanaha sudah ingin beranjak berdiri namun dengan cepat Adrian menahannya. "Kamu mau kemana sih? Kamu tidak lihat kakiku sedang cidera?"

"Ini semua karena mu! Kalau Kamu tidak bisa menyetir jangan mengemudi dijalanan umum. Itu bisa membahayakan orang lain. Sudah menyingkirlah, Aku harus berangkat ke kantor sekarang!"

"Tunggu! Aku antar. Aku tidak suka penolakan. Ayo Aku bantu," Sahut Adrian. Lagi-lagi tanpa menunggu jawaban Kanaya, Pria itu sudah lebih dulu bertindak.

,,,,,,,,,,

Bella menghela nafasnya kasar, lagi dan lagi Dia harus berurusan dengan 2 Pria yang membuatnya frustasi. Bayu dan Dimas, mereka selalu saja membuat masalah. sebenarnya Bella masa bodo dengan apa yang mereka lakukan tapi setiap mereka melakukan kesalahan Bella lah yang harus bertanggung jawab. Lebih tepatnya bertanggung jawab untuk menghukum mereka karena Bella di beri tugas oleh Pak Hakim untuk menghukum mereka berdua jika melakukan kesalahan.

"Kenapa masih diam ? Ayo cepat bersihkan kamar mandinya !" teriak Bella pada Bayu dan Dimas

"Cckk dasar cerewet," gumam Dimas sambil berjalan masuk kedalam kamar mandi.

"Apa? Aku mendengarnya Ya !!" teriak Bella kesal. Gadis itu beralih menatap Bayu. Yang di tatap pun langsung masuk kedalam kamar mandi menyusul Dimas untuk menjalankan hukumannya.

"Aish lama lama Aku bisa gila kalau seperti ini."

You're My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang