Begini ceritanya

31 2 0
                                    

Tak ada kopi, teh pun jadi.

Terlambat dua hari sejak hari itu, sepulang dari rumah sakit terlalu lelah nampaknya mataku untuk melanjutkan bercerita, karna tertimpa lelah dan malas ya akhirnya nyawa ku baru terkumpul lagi untuk melanjutkan menulis kisah ini.

Pagi ini aku sudah terbangun di Kota tauco, Cianjur. Menikmati sepiring nasi kuning yang ditemani sate maranggi juga lengkap dengan segelas teh panas. Ok, baik... Mari kita buka kisah lama itu.

"Asiikk Ayah pulaaaaang..." Teriak Gisel kecil menyambut kepulangan sang Ayah yang baru saja menyelesaikan pekerjaan nya di luar kota. Sontak teriakannya membuat Ibu dan Kaka nya ikut berlarian menuju ruang keluarga untuk menyambut Ayah yang baru saja pulang. Seperti biasa, Ayah selalu membelikan aku dan Kaka ku oleh-oleh, kali ini Ayah bawakan dua set barbie untuk kami berdua, ini mungkin terlalu kekanak-kanakan untuk kaka ku yang sudah berusia 16tahun. Tapi karna memang dasarnya Kakakku adalah anak yang baik, dia selalu saja memberikan sikap yang baik saat diberi apapun oleh Ayah yang selalu menganggapnya sebagai Putri kecilnya. Setelah menyambut Ayah, Ibu pergi ke dapur dan kembali sambil membawakan secangkir kopi juga langsung menyiapkan peralatan mandi untuk Ayah. Ini weekend, dan kami selalu menghabiskan waktu bersama untuk jalan-jalan atau bahkan sekedar menonton film di rumah yang disulap menjadi bioskop ala-ala.

Sering sekali aku mendengar candaan-candaan receh yang anehnya selalu membuat aku tertawa, tidak hanya aku, tapi ya keluarga ku, mungkin memang kadar humor kami sangat rendah, ntahlah.

Kami juga sering berkemah depan rumah, membuat tenda, dan membuat konser ala kami, karna Ibu adalah penyanyi yang sangat hebat dan Ayah adalah gitaris yang sangat keren, mereka memang pasangan yang serasi bukan? Aku dan Kakak ku? Kami jadi penonton terheboh pastinya.

Ya seperti itulah keluarga ku, aku sangat bahagia setiap kali menatap wajah Ibu, Ayah dan Kaka ku. Oh iya aku lupa memperkenalkan nama mereka ya? Ibu ku Ratih Winarti, Ayahku Syah Reza, dan Kaka ku Alia Natusya Putri. Ok, lanjut.

Kami sering pergi ke luar kota hanya untuk menghabiskan waktu bersama, tapi yang paling kuingat saat kami pergi ke kota Garut untuk berwisata ke Candi Cangkuang juga Situ Bagendit, mengapa tujuannya itu? Karna ternyata itu tempat Ibu dan Ayah bertemu untuk pertama kalinya, kami kesana untuk merekaadegan bagaimana pertama kali Ayah dan Ibu berkenalan dan jatuh cinta, karna ini Anniversary pernikahan mereka. Dan aku ingat betul saat itu aku malah mengacau dengan menangis minta dibelikan mainan terompet kecil yang bisa menghasilkan suara seperti bayi menangis, yayaya pengacau memang hahaha. Begitulah resiko kencan membawa anak, untung Ayah Ibu dan Kaka ku sabar menganggapku bagian dari keluarga😅

Yaa sebahagia itulah keluarga kami...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang