Hampir setengah jam lamanya Yoona menundukan kepala sembari terisak, bayangan Ny. Choi yang melemparkan segepok uang terbungkus amplop coklat beberapa menit yang lalu terus berputar diotaknya membuat hatinya kembali serasa di remas, sakit dan perih. Wanita Choi itu telah benar-benar merendahkan dirinya, meminta dirinya menjauhi putranya dengan melemparkan uang sungguh membuatnya sakit hati.Dirinya bukanlah wanita gila harta yang memanfaatkan hubunganya dengan Siwon hanya untuk memenuhi segala keinginanya, dirinya mencitai Siwon, hanya itu yang membuat dirinya bertahan bertahun-tahun bersama pria itu, meski bepuluh kali Ny. Choi "menyerangnya".
"eonni... "
Seohyun berulangkali mengelus pungung Yoona menangkan, keduanya masih berada diruangan seohyun, ruangan yang menjadi satu satunya akses menuju ruangan Siwon. Seohyun membawa Yoona duduk di meja kerjanya setelah keduanya keluar dari ruangan Siwon, menunggu Yoona tenang dan menghentikan tangisnya, dia tak mungkin membiarkan wanita itu kembali keruanganya dengan kondisi kacau seperti ini, karena nantinya akan banyak spekulasi aneh dari karyawan lain yang mungkin akan berpapasan dengan Yoona .
"Seo... Hiks"
Yoona justru semakin terisak, menengadahkan kepala menatap pada Seohyun yang berdiri di hadapanya dengan berlinang airmata.
"eonni..."
Seohyun merasa terenyuh, hari ini untuk pertama kalinya dia melihat Yoona menangis dihadapanya, menangis tersedu-sedu tangisnya yang begitu menyakitkan. Seohyun segera membawa wanita itu kedalam pelukanya, dan isakan Yoona semakin keras terdengar.
Yoona tak bisa menghentikan tangisnya, mengingat kembali ekpresi wajah marah dan kecewa milik Siwon beberapa waktu yang lalu saat dirinya mengatakan untuk mengakhiri semuanya ternyata lebih menyakitkan dari pada mengingat kejamnya seorang Ny.Choi yang telah merendahkan dirinya. Dirinya masih sangat mencintai Siwon, tapi ini harus dilakukan, mengakhiri hubunganya dengan pria itu adalah jalan terbaik.
Siwon keluar dari ruanganya, penampilan pria itu sama kacaunya dengan Yoona . Rambut hitam yang biasanya terlihat rapi kini terlihat berantakan, kemeja putih yang dipakai pria itu terlihat lusuh dengan dasi yang tak terpasang dengan benar, mata merah dan sembab itu menatap pada Yoona yang masih berada dalam pelukan seohyun. Siwon tahu sejak tadi Yoona masih di ruangan Seohyun , dirinya menahan diri untuk tak menghampiri Yoona karena dia tahu wanitanya itu butuh waktu untuk sendiri, begitu pun dengan dirinya.
"seohyun-ssi"
Seohyun segera melepaskan pelukanya kemudian memutar tubuhnya menghadap Siwon, pria itu memanggilnya dengan suara cukup pelan. Sedangkan Yoona segera memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Siwon.
"antarkan Yoona pulang dan temani dia sampai aku kembali... "
Siwon memberikan kertas kecil berisi alamat pada seohyun, meminta wanita itu untuk mengantar yoona pulang dan menemani Yoona hingga dia kembali.
"ne, sajangnim"
Seohyun menerima kertas itu, menganguk mengiyakan perintah atasanya itu. Siwon sempat menatap Yoona beberapa detik sebelum berjalan keluar dari ruangan itu , meski Yoona seakan tak perduli bertahan dengan posisi memalingkan wajahnya.
*****
Seohyun berjalan cukup tergesa di lorong kantor dengan Yoona yang berjalan dibelangnya, wanita Lim itu berusaha menyembunyikan diri dibalik pungung Seohyun , berjalan dengan kepala tertunduk dan tangan yang mengengam erat lengan milik seohyun.
Posisi itu terus berlangsung hingga keduanya memasuki lift yang akan membawa mereka ke besment tempat dimana mobil seohyun terparkir sejak pagi tadi. Beberapa orang didalam lift menatap mereka heran, terutama pada Yoona , mereka merasa aneh karena posisi berdiri Yoona seperti tengah menyembunyikab dirinya dan lagi Yoona yang biasanya menyapa mereka dengan ramah tiba-tiba saja menjadi begitu diam bahkan seperti tak berani untuk sekedar mengangkat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love
FanfictionKetika restu itu tak kunjung datang Ketika waktu tak menjadi jaminan akan datangnya restu Ketika kasta lagi-lagi menjadi penghalang Cinta terkadang egois Cinta terkadang harus merelakan Namun keadaanlah yang membuat rumit ***** Maaf maaf kau malah d...