"Perjumpaan pada kisah asmara bukan hanya tentang sekedar padangan pertama. Tapi juga tentang benang-benang yang terasa masih mengikat setelahnya"
-AntaraBintang
*****
Alunan music berdentum dengan keras. Menyemarakkan suasana yang semakin ramai dengan jiwa bergelora kumpulan manusia yang menari-nari di tengah-tengah dance floor. Tak jauh dari situ, Sasti duduk didepan bar sambil meminum bloody mary cocktail ketiganya. Menikmati minumnya ditengah hiruk pikuk di Jumat malam.
"Shit, kepala gue mulai pusing!" Sasti mengedarkan pandangan kesekelilingnya. Melihat euphoria yang melanda disekelilingnya. Melihat orang-orang menari-nari seperti tanpa ada beban, mendorongnya untuk melangkah dan bergabung bersama orang-orang itu. Sasti menari dan mengikuti musiknya. Menari bersama orang-orang disekelilingnya. Meliuk-liukan badannya dan menari sambil menutup matanya. Hingga sepasang tangan mendarat dipinggir pinggangnya yang ramping.
"Do you mind if I join ?" bisik pria didepannya sambil menggoyangkan badannya. menikmati music yang berdentum dentum. Mengikuti rhytm music dan Sasti yang menari-menari sambil memejamkan matanya.
"It's depends on what's your reason" Sasti membuka matanya dan menatap pria didepannya. Menilai tentu saja. Sasti memfokuskan matanya ditengah lampu yang berkerlap-kerlip menghiasi tempat itu. He is gorgeous. Tanned Skin. Tall enough. Rambutnya yang hitam dipadu dengan hidung mancung dan sepasang mata tajam hitam yang jernih dengan alis yang tegas. Memakai kemeja yang digulung sampai siku. Ia melepaskan tangan pria itu. Memutari pria itu sambil menelusuri bahu pria yang telihat tegas itu. Menggoda sambil menari mengelilingi pria itu.
"I just see a beautiful woman dance alone. And I just can't let it be." Pria itu menarik tangan Sasti dan membuatnya menari bersama.
"Touche, trying to be a gentlemen ?" Sasti menatap pria itu dengan tatapan menantang. Menatap bibir pria didepannya. Efek pusing semaking membuatnya ingin mencium pria didepannya. Sasti tertawa-tawa dengan imajinasinya yang mendominasi pikirannya. Pria didepannya mengerutkan kening lalu tersenyum dan meletakkan kembali tangannya dipinggang Sasti.
"So ? Do you mind ?" Pria itu menatap Sasti dengan pandangan tegas namun nakal. Gemuruh suara musik semakin membuat keduanya larut dengan tarian dan teriakan jiwa yang bergelora.
"Just let's make a deal first, I want you to kiss me and I let you beside me for tonight" Sasti tertawa dan meletakan tangannya di bahu pria itu. Pria itu tersenyum dan menarik Sasti mendekatkan tubuhnya.
"My pleasure to makes you happy"
Dan pria didepannya mencium Sasti semangat dengan Sasti yang membalas ciuman itu dengan sama bersemangatnya. Hingga Sasti mendorong pria didepannya karena kehabisan nafas. Ia terengah-engah sambil berfikir dan mengerutkan kening.
"What should I call you,hmm ?" Sasti semakin pusing dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu smabil menghirup nafas..
"Abi, just Abi" Abi menarik dagu Sasti dan menatap wanita dihadapannya itu. Matanya menatap Sasti dengan tatapan tegas yang serasa membakar tubuh Sasti. Menggoda Sasti hanya dengan tatapannya.
"Hello Abi, call me Sasti, just Sasti"
"Okay Sasti, I still want to kiss you now with or without your permission"
Dan Sasti tertawa kembali yang kemudian terbungkam oleh ciuman Abi yang sangat memabukkan dengan musik yang berdentum-dentum. Abi menciumnya seperti tidak akan ada hari esok. Merapatkan tubuh mereka ditengah Refrain musik yang menggelegar. Sasti dan Abi tidak memedulikan sekelilingnya. They focus each other. Berusaha saling memuaskan hasrat satu sama lain.
Bukan malam yang buruk!
****
A/nHalo semua!! AntaraBintang disini. Mencoba menulis cerita-cerita karena betapa gregetnya akan fantasi-fantasi yang berkelana dalam kepala ini saat membaca sebuah cerita. Untuk Prolog ini masih sekitar 560 words. Pendek kan? Akakaka. Kedepannya akan diusahakan untuk lebih oanjang perchapternya. Semoga kalian menikmati tulisan ini. Kasih dan cinta untuk kalian.
Salam Hangat
AntaraBintang
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Just You and Me
Roman d'amourPrasasti bukan wanita sangat alim, bukan juga wanita yang sangat nakal. Dia wanita seperti pada umumnya saja, kadang berfikir waras, kadang emosi dan kadang melakukan kesalahan. Prasasti ? Cantik ? Relatif. Semua tergantung selera. *** Abiyaksa bias...