"Scar, aku minta maaf nggak langsung ke meja lu," Sultan meminta maaf. Scar tau ini tidak sepenuhnya salah Sultan. "Iya... Ngak apa apa," Ia berjalan keluar untuk membeli jajanan. Luna yang sedari tadi hanya terdiam akhirnya berbicara, "Kalau di ngapa ngapain kamu, nanti kita bakalan belain kamu kok." Scar tersenyum kecil, walau ia tahu sebenarnya Luna tidak berani melawan siapapun, mendengar keberanianya membuat Scar senang.
Di kantin, Luna dan Scar duduk berdua di ujung sebuah bangku panjang. Luna melihat Scar yang menjadi pucat. "Udah lah, kamu nggak usah pikirin si Niken," Luna menepuk punggung Scar. Scar hanya menghela napas. Tiba tiba, salah satu teman mereka dari kelas yang berbeda menghampiri mereka. "Hai, kalian sedang apa?" ia bertanya. Gadis dengan mata sipit dan ramput hitam berkilaunya tang dikonde duduk di depan Scar. Ia melihat raut wajah Scar. "Kamu kenapa?" ia bertanya dengan gelisah. Aku ngak kenapa kenapa," ia menjawab. Gadis tadi, Frida merasa tidak percaya akan jawaban Scar.
" Hmmm... Ngomong - ngomong, bentar lagi kan long weekend, kamu ada acara ngak Frida?" Luna mencoba mengganti topik. "Aku sih tetep di rumah, kecuali kalian ada rencana kayak minggu lalu," jawab Frida. Minggu lalu, mereka dan beberapa orang lain memasuki rumah angker. "Mau kesana lagi?" tanya Scar bergurau. "Hahaha, nggak..." Tawa Frida berubah menjadi gelap. "Aku sih mau ke Bogor... Kalau kalian mau, ikut aja!" Scar mengajak teman temannya. " Beneran boleh ikut? kalo begitu, aku ikut!" kata Luna. "Oke, hari jumat ketemuan di rumah aku, ya?" Kata Scar. Sebelum mereka bisa membahas hal lain, bel berbunyi. "Eh, aku duluan ya, abis ini Pak Bambang masuk ke kelasku. Aku nggak mau dimarahin gara gara telat," Frida segera bergegas ke kelasnya. Pak Bambang memang terkenal galak.
Scar dan Lunapun memasuki kelas mereka. Saat mereka sedang membaca buku. Scar mendengar beberapa murid di belakang mereka berbisik bisik. Pada awalnya, Scar tidak menghiraukan mereka. Tetapi, ia mendengar namanya di dalam perbincangaan tersebut. Ia menengok ke belakang. Kedua murid tadi berhenti berbisik dan menghiraukan Scar. Bu Reni, sang guru Sosiologi akhirnya memasuki ruang kelas. Selama pelajaran, Scar mampu menjawab pertanyaan pertanyaan dari Bu Reni. Biasanya, murid lain akan tetap diam atau mulai mencatat saat ia selesai menjawab pertanyaan dari guru. Tetapi, mereka malah melihat Scar dan membicarakan sesuatu diam - diam.
Setelah jam pelajaran sudah berlalu, Scar dan Luna bersiap siap untuk Shalat Zuhur. Saat mereka sudah sampai ke Mushola, Scar berbisik. " Tadi di kelas, kamu ngerasa nggak ada yang aneh?" Luna menggeleng. " nggak sih... Memang kenapa?" " Kayaknya tadi aku diomongin," Luna tampak tidak terkejut. "Kalo begitu, kamu kasih tau guru aja, supaya nggak pada ngelunjak," Guru mereka pernah bilang, kalau terjadi penindasan, harus segera lapor ke guru. Tetapi, ini hanyalah dugaan. " nggak usah lah, ini kan belom pasti. Nanti kita dibilang seuzon," Setelah berkata demikian, azan berkumandang. Sampai selesai shalat pun, mereka tidak membicarakan topik tersebut.
Saat mereka berjalan menuju kelas, Luna tiba-tiba tampak panik. "Jamku ketinggalan!" Ia langsung lari ke arah mushola. Tiba-tiba seseorang menepuk punggung Scar. Itu adalah Niken. Ia tampak marah akan sesuatu. "Aku tadi denger kamu mau lapor ke guru soal bisikan di kelas... Kalo kamu sampe, nanti aku... " "aku nggak bakal laporin sih," Scar menyela. "Nggak sopan tahu, lagi ngomong malah disela. Nggak pernah diajarin apa sama orangtua kamu?! Kalo kamu berani ngelapor, temen - temen kamu bakalan aku ganggu, terutama Luna," Niken langsung membuang muka dan pergi ke kantin. Scar menjadi takut. Niken sangat dipercaya oleh guru-guru. Ia takut jika Luna dan teman - teman lainya di ganggu, tidak akan ada yang percaya Niken lah pelakunya. "Ini akan menjadi tahun yang panjang," ia berkata dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Scar
Teen FictionScar adalah gadis biasa berusia 14 tahun. Ia ceria dan disenangi banyak teman. Tetapi, itu hanya rekayasa. Ia juga sering dibully karena ia terlahir berbeda. Ia terlahir kepada dua orang remaja. Scar berjanji untuk jauh lebit bertanggung jawab darip...