Pagi itu Josie terlihat pucat tapi dia bersikeras untuk pergi ngantor meskipun Jack memintanya untuk beristirahat di rumah. Kay melihat Josie dan geleng kepala.
“Kay, kau sudah terima undangannya? tanya Mega, ibu tiri Josie.
Kay terlihat bingung...
Hari ini adalah rapat evaluasi perusahaan, setiap pemegang saham diminta hadir. Kau sebagai salah satu pemegang saham yang cukup banyak seharusnya hadir dalam rapat nanti jelas Mega.
HP Kay berbunyi, ternyata Danny mengatakan mengenai rapat tersebut.
Hmmm okay, aku akan datang kata Kay setelah menutup telpon.Pada saat rapat, Mega mececar Josie dengan kinerja perusahaan yang tidak menunjukkan peninggkatan setelah jabatan direktur utama diduduki oleh Josie. Josie hanya terdiam saja menerima segala komentar yang memojokkannya. Kay hanya diam dan tidak berkomentar, dia terlihat bosan di dalam rapat itu.
Akhirnya, Mega mengajukan ide untuk melakukan pergantian dirut. Josie sudah bisa menebak akhir dari rapat itu. Pemilik saham yang lain hanya mengekor dengan Mega selaku pemilik saham terbesar. Pemilik saham setuju untuk melakukan pemilihan dirut bulan depan.Kay melihat wajah Josie yang semakin pucat, dia terlihat gugup. Satu per satu para pemilik saham meninggalkan ruang rapat, begitu juga Kay. Ana, sekretaris Josie datang ke ruang rapat dengan tergesa-gesa.
Bagaimana? kata Josie melihat Ana berdiri di sampingnya.
Semua berjalan dengan lancar, setiap pemilik saham sedang menikmati makan siang jelas Ana.
Baguslah kata Josie.
Josie berdiri tapi dia merasa pusing dan tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, untung saja Ana dengan cepat menopang badannya.
Kau baik-baik saja? kata Ana melihat Josie yang berusaha mengumpulkan kekuatan.
Josie melihat Ana... dan berdiri tegap
Hmmm Bu Direktur... ada yang bisa saya bantu? kata Ana gugup dengan tatapan Josie.
Kau tunda semua schedule hari ini, aku ada urusan... kata Josie pergi meninggalkan Ana.Josie duduk di kursi taman, dia termenung sambil memegang kepalanya. Kay yang sedang berjalan di koridor melihat Josie di taman, dia melihat Ana menemuinya dan pergi.
Josie masih memikirkan kata-kata Jack...
Dia benar...aku bahkan tidak ingat kapan aku tertawa...
Bu Director, ini teh hangat...mungkin bisa membuat Bu Direktur merasa lebih baik kata Ana membawa secangkir teh panas.
Josie melihat Ana...
Baiklah...aku taruh saja di sini... kata Ana kemudian berbalik dan pergi.
Hanya beberapa langkah berjalan, Ana kembali lagi...
“Sampai kapan kau seperti ini? Tidak bisa kah kau sedikit santai? Setiap kali bersamamu aku selalu ketakutan kata Ana berdiri di hadapan Josie.
Josie bahkan terkejut mendengar kata-kata Ana.
Kita selalu sekelas sejak kelas 5 SD, tapi kau tidak sekalipun memperhatikanku. Apa kau benar-benar tidak mengenaliku?
Josie melihat Ana dengan kebingungan
Sejak SD kau tidak pernah mau bergaul, apa kau mau terus seperti ini? Aku bahkan sering tersenyum saat berpapasan denganmu tapi kau seperti menganggapku tidak ada disana. Di kantor juga masih sama
Kenapa kau mengatakan semua ini?
Kenapa? Baiklah, selama ini aku bersabar...tapi aku putuskan untuk menyerah. Sejak awal, semua orang mengatakan kau beku seperti es, tapi aku tidak percaya. Aku mencoba untuk mengenalmu, mungkin saat berteman denganmu aku bisa menunjukkan kepada orang lain kalau kau tidak seperti yang mereka katakan. Tapi aku sudah tidak tertarik lagi menjadi temanmu.
Aku juga tidak butuh teman
Kau bukan tidak butuh tapi kau tidak tahu apa itu teman Bu Direktur
HP Ana berbunyi dan dia harus pergi
Maafkan atas ketidaksopanan saya bu direktur, permisi... kata Ana menahan kekesalannya.
Josie hanya terdiam dan...tersenyum...Josie tersenyum mengingat kata-kata Ana. Dia sebenarnya mengingat Ana, dia gadis yang populer di sekolah, dia punya banyak teman dan selalu terlihat ceria dan aktif di sekolah. Bahkan, saat jatuh ketika bermain basket dia masih bisa tersenyum dan menertawakan kebodohannya sendiri.Kay pulang dengan kesal karena ada anak buahnya yang membawa lari uang cash hasil usaha ilegalnya dan beberapa anak buah Kay dipenjara karena melakukan penagihan hutang dengan anarkis. Meskipun menjalankan bisnis ilegal, Kay selalu berpenampilan layaknya pengusaha dengan stelan kemeja dan jas yang rapi dan bersih.
Kay juga sempat berbicara kasar kepada Jack karena menasehatinya untuk menjaga sikap demi citra perusahaan. Kay masuk kamar dan melepaskan jas, dasi dan kemejanya. Kay tidak melihat sosok Josie di dalam kamar. Kay berjalan ke ruang pakaian dan mendapati Josie di dalam. Josie terkejut melihat Kay yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya. Untung saja dia telah selesai berpakaian. Kay cuek saja, seperti tidak melihat Josie ada disana. Dia berjalan mendekati Josie dan membuka pintu lemari yang persis di samping josie. Mengambil baju kaos dan memakainya.
Josie melihat Kay dengan tatapan tajam.
Kau ingin melihatku membuka celana dihadapanmu kata Kay menggoda Josie
Dasar, tidak punya sopan santun kata Josie berjalan menuju pintu.
Kay kesal mendengar ucapan Josie. Kay menarik lengan Josie dengan kencang. Josie sangat terkejut.
Apa yang kau lakukan?
Kau bilang tidak sopan...aku tidak sopan?
Kau memang tidak punya sopan santun
Kau jarang berbicara, tapi begitu buka mulut, kata-katamu bisanya menyakiti orang”
Jadi kau merasa tersakiti?
Menurutmu? Kay mendorong Josie merapat ke lemari
Orang seperti kau hanya bisa menggunakan tenaga fisik, tapi tidak bisa pakai otak. Tidak heran kau seperti ini
Oh ya? Kau mungkin belum pernah disakiti secara fisik dan psikis sekaligus kata Kay dan menempelkan bibirnya ke bibir Josie.
Josie sangat terkejut atas tindakan Kay. Bibir Kay masih menempel di bibir Josie, Kay menatap Josie, tapi Josie hanya diam saja, dia terlihat masih terkejut menerima perlakuan Kay.
Kay menutup matanya dan mencium Josie dengan lembut, dia perlahan melepaskan genggaman tangannya. Josie tidak tahu harus berbuat apa, dia terdiam merasakan bibir Kay yang bergerak lembut dibibirnya.
Kay tersenyum dan mulai menggunakan lidahnya. Josie terkejut merasakan lidah Kay bermain di mulutnya. Dengan cepat Josie mendorong Kay.
Ternyata kau memiliki bibir yang lembut... kata Kay tersenyum sambil memegang bibirnya.
Dasar kau... Josie tidak bisa menyelesaikan kalimatnya saat melihat Kay menatapnya tajam. Josie tidak ingin diperlakukan seperti itu lagi. Josie pun keluar ruang pakaian meninggalkan Kay.
YOU ARE READING
When You Hug Me / Saat Kau Peluk Aku
RomanceHanya karena ingin mempertahankan perusahaan yang diwariskan ayahnya, Jossie memutuskan untuk menikah dengan Kay, pria yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dia bahkan tidak tau karakter Kay seperti apa dan keluarganya bagaimana. Dia hanya but...