Bismillah
***
Kehilangan seorang yang disayang, yang dirindukan, seorang yang paling dekat dengan kita di dunia iniMereka adalah orang tua, sosok yang selalu membanggakan anaknya, merahmati dan menyayangi anaknya apapun kelakuan anaknya.
Terasa sekali hati hancur saat kehilangan mereka, ternyata Allah berkehendak lain, mereka pergi sebelum sang anak dapat sepenuhnya berbakti, belum dapat sepenuhnya membahagiakan.
Saat terberat bagi sang anak, hari-harinya tak bisa lagi dia melihat senyum ibundanya, tak bisa lagi membuatkan kopi untuk ayahnya.
Kesedihan tak bisa ditahan, air mata tak mampu dibendung, namun takdir tak bisa diundur, kematian tak bisa ditunda saat waktu itu telah tiba
Lalu apa yang harus dilakukan?
Bukan tak boleh bersedih, bukan tak boleh menangis, Rasulullah menangis saat putra beliau Ibrahim meninggal diwaktu kecilTengok kisah ini tatkala lahir Ibrahim maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan penuh gembira mengabarkannya kepada para sahabat.
وُلِدَ لِيَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْمَ
"Malam ini aku dianugerahi seorang putra, aku menamakannya dengan nama bapakku, Ibrahim" (HR Muslim no 3315)
Akan tetapi kegembiraan dan kebahagiaan ini tidak berlangsung lama karena tatkala Ibrahim berumur 16 atau 17 bulan iapun sakit keras hingga meninggal dunia (lihat Al-Minhaaj Syarah Shahih Muslim karya An-Nawawi 15/76).
Anas bin Malik berkata:
أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ عَلَى ابْنِهِ إبْرَاهيمَ - رضي الله عنه - ، وَهُوَ يَجُودُ بِنَفسِهِ ، فَجَعَلَتْ عَيْنَا رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - تَذْرِفَان . فَقَالَ لَهُ عبدُ الرحمانِ بن عَوف : وأنت يَا رسولَ الله ؟! فَقَالَ : (( يَا ابْنَ عَوْفٍ إنَّهَا رَحْمَةٌ )) ثُمَّ أتْبَعَهَا بأُخْرَى ، فَقَالَ : (( إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ والقَلب يَحْزنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا ، وَإنَّا لِفِرَاقِكَ يَا إبرَاهِيمُ لَمَحزُونُونَ ))
"Rasulullah masuk (*di rumah ibu susuan Ibrahim) menemui Ibrahim yang dalam keadaan sakaratul maut bergerak-gerak untuk keluar ruhnya. Maka kedua mata Nabi shalallahu 'alaihi wa sallampun mengalirkan air mata.
Abdurrahman bin 'Auf berkata, "Engkau juga menangis wahai Rasulullah?". Maka Nabi berkata, "Wahai Abdurrahman bin 'Auf, ini adalah rahmah (kasih sayang)". Kemudian Nabi kembali mengalirkan air mata dan berkata, "Sungguh mata menangis dan hati bersedih, akan tetapi tidak kita ucapkan kecuali yang diridhoi oleh Allah, dan sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim"(HR Al-Bukhari no 1303)
Semoga Allah memberikan kesabaran, karna tidaklah Allah memberi pemberian seluas kesabaran
KAMU SEDANG MEMBACA
PEJALANSUNNAH #NASEHAT
EspiritualPersangkaan yang keliru dan fatal dari seorang yang mencari kedekatan dengan jalan-jalan yang tidak benar