Terkadang, aku harus bertarung dengan rasa rindu yang menyesakkan dada. Datang tanpa perintah, rasa rindu yang kian sangat menjengkelkan.
Dulu sempat terpikir bahwa kitalah keluarga paling sempurnya. Kita berjumlah banyak, berbeda sifat dan watak.
Entah seperti apa pandangan dari orang lain, aku tak tau
Aku ingat dimana kita semua berada dalam satu atap mengisi kekosongan. Kita saling menjerit tatkala kita bertengkar memperebutkan hal hal sepele. Kita saling tertawa terbahak sampai mau mati rasanya. Kadang juga kita saling berdiam satu sama lain saat salah satu diantara kita membuat kesalahan. Dan pada akhirnya kita berbaikan kembali.
Aku tidak tau bahwa momen seperti itulah yang nantinya sangat aku ingat dimasa kapanpun, momen yang bersarang dalam pikiranku.
Ya, semuanya telah berbeda tidak seperti dulu. Kini kita sudah terpisah oleh jarak dan waktu. Kita seperti lahir kembali dalam kondisi tidak saling mengenal. Asing, itulah yang aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak pedih
PoetrySebuah kata dan kalimat yang sampai sekarang hanya tertahan pada ujung lidah.