Memories of Love ~END~

02

Selamat membaca..
Maafkan typo ifa na..

Sudah satu bulan lamanya, Saint dan Perth tinggal bersama, tak ada yang berubah, hanya saja Perth semakin sibuk dengan pekerjaannya dan ia tetap melarang Saint untuk bekerja. Perth memang terlihat bahagia, namun seharusnya ia juga memperhatikan batas daya tahan tubuhnya.
Saint sempat heran kenapa Perth terlalu memaksakan diri, namun jawaban Perth hanya satu, ia ngin menjadi orang yang sukses di masa depan nanti, dan tentunya juga bisa membahagiakan Saint.

Perth meringkuk di atas tempat tidurnya, tubuhnya menggigil hebat, keringat dingin keluar dari pelipisnya. Saint sempat panik dan bingung, ia tidak tau harus berbuat apa, karena selama ini Perth tak pernah jatuh sakit seperti sekarang.
Pada akhirnya Saint menghubungi Sing teman baik Perth juga Saint di sekolah, Tak lama kemudian Sing datang dengan mobilnya dan membantu Saint untuk membawa Perth ke rumah sakit.

"Apa yang terjadi denganya?" tanya Sing, saat para suster sudah membawa Perth masuk ke dalam ruang periksa.

"Aku juga tidak tau!! Dia tak mengatakan apapun, dan saat aku terbangun dia seperti itu."
Jelas Saint. Sing hanya mengangguk saja.

Tak lama kemudian dokter keluar dan meminta Saint juga Sing mengikuti nya, dokter menjelaskan jika Perth terlalu kelelahan dan tubuhnya harus banyak istirahat. Dia hanya mengalami demam dan tidak ada yanh serius.
Saint bernafas lega, akhirnya ia dan Perth kembali pulang ke apartemen di antar oleh Sing.

.
.
.
.
.

Kalian tau.. Saat itu aku benar-benar takut, takut terjadi sesuatu yang buruk padanya.
Dan saat dokter mengatakan jika dia tidak apa-apa aku akhirnya bisa bernafas lega.
Dan saat it pertama kalinya seorang Perth jatuh sakit, aku tersenyum sendiri saat mengingat hal itu, sebab.. Ya.. Perth yang tegas dan terlihat kuat itu ternyata tidak suka pergi ke dokter, entahlah.. Aku sempat menertawakannya saat dia merajuk padaku, karena aku membawanya ke rumah sakit malam itu. Dan dia mengatakan padaku..

"Jangan bawa aku ke sana jika aku sakit lagi!! Aku hanya butuh istirahat dan perhatianmu."

Dan saat itu aku masih tidak paham akan ucapannya yang mengatakan jika dia hanya butuh perhatian ku. Padahal selama kami tinggal bersama dia yang tak pernah memperhatikanku.
Namun saat itu aku hanya tersenyum dan mengangguk saja.
Dan hari itu aku datang ke cafe tempat Perth bekerja, untuk mengatakannya jika Perth sedang sakit dan tidak bisa datang hari itu.