PROLOG

95 12 2
                                    

Kalau saja angin bisa menyergapku laksana seerat pelukanmu, dengan senang hati aku menyambutnya. Namun, ini terlalu dingin. Sehingga badanku menggigil ngilu.

Kutatap wajahmu. Kadang kamu bisa menjadi hangat dan menyimpan sejengkal rindu.

Kedua sisimu, gelap dan petang. Hadir menggapai hatiku yang lemah. Karenanya, izinkan aku membenci angin sepertimu. Secepat itu kamu datang, secepat itu pula kamu pergi.

Sampai hari itu juga, di tengah derasnya hujan, angin hangat melingkupi jiwaku. Walau tidak nyata, senyuman yang hangat, disertai aroma kayu dari tubuhmu, serta mata bersinar yang meneguhkan janji, kamu tetap datang melindungiku.

Kesatria angin, selamat datang pada duniaku yang senyap. Cintamu yang apa adanya, mengundang fajar di timur menaungiku. Saat kamu pergi, kehangatanmu tetap kunanti.

- HORIZONA -

Ehemmmm ganti cover saja kali yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehemmmm ganti cover saja kali yaaa.

Ehemmmm ganti cover saja kali yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HORIZONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang