Awal memutuskan untuk pergi

14 0 0
                                    

PRRRAAAANG.........

Sebuah piring melayang menghantam tembok dan serpihan nya jatuh mengenai tangan seorang gadis.

"Mamah kan sudah bilang, kalau kamu ingin melanjutkan pendidikan mu silahkan. Tapi mama udah gak bisa buat bayarin kuliah mu nanti. Kamu juga tau, saat ayah mu bangkrut kita sudah tidak punya apa-apa lagi. Apalagi uang 50 juta yang kamu bicarakan sekarang." Ucap seorang ibu setengah baya yang sedang berdiri tepat dihadapan anaknya.

"Mah tapi ini universtas bagus, masa iya jeje harus sia sia-siain? Apa mamah gamau liat anaknya sukses nanti?" ucapnya menjelaskan.

"Siapa orang tua yang gamau liat anaknya sukses je, tapi mama sama ayah bener-bener ngga punya simpanan untuk bayar uang muka kuliah mu yang sebesar itu."

Jeje menghela nafas panjang dan kemudian beranjak menuju dinding ruang tamu.

"mama ngga adil sama jeje!! Ini kan anak yang mama bangga-banggain?" jeje meraih sebuah foto di dinding. Nampak di foto itu seorang perempuan memakai topi toga yang di balut dengan pakaian wisuda.

"ini kan anak yang mamah bela-belain untuk kuliah di perguruan tinggi swasta, dengan biaya yang lebih mahal daripada aku. Anak yang udah mamah perjuangin pendidikannya, sekarang kemana mah? Dia malah pergi gitu aja ninggalin kita."
Ucapnya kesal seraya menahan air mata yang sudah ingin keluar.

"Cukup je. Mama gamau kamu ungkit ungkit itu lagi."

"Tapi mah, ka nat benar-benar gatau diri!" ucap jeje dengan nada tinggi.

Ctaaarrr!!! Sebuah tamparan mendarat di pipi jeje yang berubah menjadi kemerahan itu. Jeje hanya diam menatap mamanya, air matanya keluar begitu deras. Ia hanya tak menyangka kalau sampai saat ini mamanya masih saja membela ka nat yang sudah pergi 2 tahun lalu karena hal konyol.

"Meskipun natali sudah pergi, kamu tidak pantas menghinanya seperti itu. Natali masih anak kandung mama sampai sekarang!"
Gertaknya seraya meraih foto itu dari tangan jeje.

Air mata jeje jatuh deras mendengar ucapan mamanya yang meninggi.

"terus jeje selama ini apa mah, jeje bukan anak kandung mamah?" ungkapnya dengan menyapu air mata yang terus keluar membasahi pipi gadis tersebut. Jeje benar benar sedih dengan sikap mama nya yang masih membela ka nat. Ia memutuskan untuk pergi keluar rumah meninggalkan mamanya untuk sementara, hingga suasana hati nya membaik.

Jeje berjalan menyusuri taman di dekat rumahnya. Ia teringat peristiwa kepergian ka nat yang masih membuat nya kesal. Tepatnya 2 tahun lalu selapas wisuda kak nat, Ia pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas sehingga, ayah dibuatnya terkejut dan sakit jantung. Saat itu jeje masih kelas 3 SMP, jeje tidak tau apa-apa, hingga akhirnya saat masuk SMA jeje menemukan sepucuk surat di bawah kasur ka nat.

DEAR Natali.

Hi darling, aku ingin memberi tau kamu bahwa aku diterima s2 di jepang.

Maaf nat aku rasa hubungan kita sampai sini saja. Kecuali, jika kamu ikut denganku kesana nat,

Aku tipikal cowo yang gak bisa bertahan dalam suatu hubungan jarak jauh nat dan kamu tau itu bukan?

Natali sayang, aku akan sangat senang jika kamu menemani ku s2 disana. Kita akan hidup bersama dan menjalani hari hari berdua saja.

Aku akan membiayai semua kebutuhan mu disana, percayalah.

Jika kamu menerima keputusan ini, aku menunggu mu di bandara setelah kamu selesai wisuda.

Tapi, jika kamu tidak ikut aku sangat minta maaf harus mengakhiri hubungan ini.

Your Beloved Boyfriend

My Hero In JapanWhere stories live. Discover now