Mentari Senja menembus lewat kaca pesawat, awan awan berkumpul seperti domba yang siap di hitung untuk membuat seorang tertidur. Tak terasa 5 jam perjalanan sudah di lalui, ruang pesawat yang semakin dingin dan riak suara manusia yg mulai memenuhi isi ruangan.
Sore itu jeje mendengar hembusan nafas yang merambah perlahan lewat telinganya. Matanya masih terpejam namun fungsi otaknya sudah mulai bekerja. sedikit demi sedikit jeje mencoba membuka matanya yang sangat berat itu. tarikan nafas panjang yang di hembus secara perlahan, membangun kan jeje di waktu senja yang begitu indah.
jeje menyadari bahwa ia terbangun di posisi yang salah. seharusnya, kepalanya tidak lemas yang menyebabkan ia bersandar di pundak hiro. tak berapa lama ia mengangkat kepalanya dan melihat helaian sapu tangan berada di pundak hiro. tapi tunggu dulu, sapu tangan itu memiliki bercak air! mata jeje terbelalak melihatnya. apa lagi jikalau bukan air liur yang keluar deras dari mulutnya. sontak dengan cepat jeje meraih sapu tangan itu dan menyembunyikan di balik saku celananya.
batin jeje berdecak "ah sial, nempel di bajunya lagi." setelah cukup banyak kejadian memalukan yang di lakukan sebelumnya, kenapa ini harus menjadi tambahan lagi? gumamnya seraya melipat bibirnya ke dalam.
tak berapa lama, jeje di buat terkejut dengan posisi badan hiro yang sedikit berubah arah. ia akan sangat malu jika hiro sampai mengetahui kubangan air tersebut. belum sempat memikirkan cara untuk menutupi bekas tersebut, hiro membuka matanya perlahan.
Mata je membulat sempurna memperhatikan wajah hiro, ia sangat takut dan malu jika hiro melihatnya. dengan reflek je langsung menaruh sikunya di pundak hiro, untuk menutupi bekas air liurnya itu.
"eh, emm lo udah bangun ya" ucap je gugup seraya melumat bibirnya.
hiro hanya memandang sinis wajah je, yang kemudian mengalihkan penglihatannya ke sikut je yang sudah berada di pundaknya sejak ia bangun.
hiro kemudia mencoba menyingkirkan sikut itu dengan elakan tanngannya, tapi anehnya je malah tambah terkejut dengan elakan tersebut. sontak saja je berpura pura menepuk bahu hiro, yang sedari tadi sangat bingung dengan tingkah aneh gadis itu.
"ngapain sih lo, jangan pegang pegang." ucap hiro penasaran dengan tingkah gadis itu
"emmm engga, baju lo bagus ya, beli dimana?" sahut je seraya menepuk nepuk bahu hiro.
hiro menyadari bahwa ada sesuatu yang janggal oleh sikap gadis itu, sontak saja ia menarik pundaknya ke arah berlawanan dan melihat wajah gadis itu terkejut seraya membungkam mulutnya. hiro mengkrenyitkan alisnya menatap mata gadis itu yang terbelalak melihat area pundaknya.
sontak saja hiro sangat terkejut melihat ada bekas kubangan air menembus baju putih bersihnya itu.
"A... A, apaan ini?" lontarnya seraya melihat ke arah bajunya itu.
wajah jeje sangat merah dan panik "ma... maa, maaaafffff" sahutnya merundukkan kepala, seraya memohon maaf atas perbuatannya.
"gue gak sengaja ngelakuiin itu, gue juga gak gak bermaksud nyandar di pundak lo hiro." lanjutnya dengan nada yang semakin pelan.
hiro tersenyum lebar melihat gadis itu, yang menunduk dan memohon padanya. ia sama sekali tidak marah, karena yang menaruh kepala gadis itu di pundaknya adalah ia sendiri. betapa lucu nya wajah jeje yang cemberut itu sehingga membuat hiro tertawa seketika.
jeje mendongakkan kepalanya memandang hiro "kok lo malah ketawa si?" ucapnya cemberut.
"abisnya lo lucu." sahutnya tersenyum
"lucu gimana?"
"udah deh ga usah di bahas. terus gimana nih baju gue? bau iler tau!" lontarnya seraya mentoyor jidat je dengan jari besarnya .
YOU ARE READING
My Hero In Japan
RomanceCerita ini berkisah tentang seorang remaja perempuan yang mencari kakak nya di negeri sakura. Namun selama pencarian tersebut ia mengalami banyak sekali masalah akibat kecerobohannya, sampai ia bertemu dengan laki-laki yang membantunya menghadapi ke...