4

5 2 0
                                    

Senin pukul 08.00

Kaliini bukan mentari pagi yang membangunkanku melainkan suara hujan deras dan udara sejuk dari luarjedela yang menerobos masuk ke kamarku akibat jendela yang terbuka lebar terkena hembusan angin kencang dariluar, perlahan aku bangkit dari tempat diriku terbaring kutatap sekelilingku yang terkesan suram karna lampu kamarku yang padam akibat cuaca yg buruk.

Perlahan aku berdiri dan berjalan menuju jendela kamarku yg tengah terbuka lebar tersebut kutatapi pohon pohon dan bunga bunga yg tertimpa rerintihan hujan.

Dua buah bola mata merahku bergerak kekiri dan kanan hingga berhenti pada suatu sosok wanita dengan rambut panjang terurai dan gaun putih panjang yg terkesan kusam. Wanita itu duduk termenung diatas ayunan sambil sesekali mengyunkan kakinya yg panjang, wanita itu tampak familiar dimataku namun takmampu kukenali.

Tak sadar kedua bola mataku terpaku saat melihat wanita itu sepasang bolamatakami saling bertemu namun dengan cepat aku berpaling menyingkirkan wajahku,

"dek..dek.. Dek.. "

Suara jantungku yang mulai terasa sakit entah apa penyebabnya, yang pasti perlahan kepalaku mulai pusing tubuhku perlahan melemas hingga akhirnya jatuh tersungkur kelantai tepat didepan kaca kamarku.

Pukul 13.00

"Sadarla anakku "

Ucap ibu ratu hawatir

"Bagaimana bisa kau terjatuh? "
Tanya ratu padaku yang masih terbaring lemas diatas ranjang.

Aku hanya diam tak menjawab perkataannya

Wajah nya terlihat cemas dan gelisa tampak tetesan air mengalir dari mata sayunya.

Dia beranjak pindah dari tempat duduknya yg berada tepat disampingku, di pergi tampa berkata apapun lagi ayunan kakinya tampak oleng dan lemas dia pergi keluar dan berbica dengan seorang peria yang tak terlihat jelas wajahnya tersebut, peria itu masuk melangkahkan kakinya yg panjang lalu menutup pintu rapat rapat.

Tak perluh dijelaskan dari sorotmatanya saja sudah jelas dia ayahku kini aku bahkan bisa mengenalinya meski iya menggunakan masker putih di mulutnya.

Ayahku datang mendekat kearahku duduk santai dengan tenangnya di sampingku.

" kenapa kau melihatku begitu ?"

Tanyanya kasar padaku

Aku hanya memalingkan wajahku untuk menghindari amukannya.

" kau sangat hebat baru beberapa hari di istana tapi sudah memikat pangeran "

Ucapnya sambil memberikan seringeyan tipis padaku.

Aku hanya diam tak membalas perkataannya

" aku mau kau membunuh raja dan ratu bukan menikahi pangeran "

Teriak ayahku sambil mencengkaram erat leherku

" kau pikir aku mau menikahinya "

Mendengar perktaanku itu dia segera melepaskan leherku yang barusan dia genggam dengan sangat eratnya.

" bunuh saja dia "
Ucap ayahku santai sambil memainkan Sebuah belati hitam

" orang yg mengganggu rencanaku harus mati. "

Aku yang mendengar perkataannya hanya bisa diam karna kutahu jika aku banta maka artinya akulah yg akan mati.

" aku ingin kau letakkan racun ini pada minuman ratu dan raja "

Ucap ayahku sambil menyodorkan sebuah bungkusan kecil berwarna putih dengan isian serbuk berwarna hitam.

Aku menatapnya sinis miski kutahu tatapanku tak berpengaruh apapun padanya, kuambil bungkusan racun itu dari tangannya dan menyimpannya didalam saku ku.
Tiba tiba hal yang tak terduga terjadi Dia yang tak pernah memperdulikanku mengeluarkan dua pata kata yang membuatku terpaku linglung.

HANYa Untuk Hidupku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang