Kayla's POV
Sejak obrolan panjang dikala itu, ia semakin dekat denganku, walau hanya sebatas "pesan diterima"
Hari-hariku dimasa awal SMA mulai dipenuhi oleh sosok kakak kelas itu. Semakin dia mendekat, semakin aku menolak dan menyuruhnya pergi menjauh.
Bukan memandang materi apalagi jual mahal. Kepahitan di masalalu tak mau lagi kuulang di SMA. Biarlah masa SMA ku berlalu dengan materi pelajaran membosankan dikelas dan menyibukkan diri di OSIS. biasa saja? tentu.
Bisa dibilang, perasaan memulai kisah dengan seseorang sudah lama mati, dibunuh oleh kekecewaan dan rasa sakit di masa lalu.
Tidak semenyakitkan kekasih yang ditinggal pergi selamanya. Kata sayang yang berubah menjadi kata hinaan membuatku trauma untuk membuka hati, pada siapapun, termasuk Kak Rakka:)
Menyukai bagiku, hanya sebatas "aku menyimpan rasa padamu."
Tidak perlu kuutarakan, terlalu lebay untuk menyatakan perasaan pada cowo terlebih dahulu. Bukan gengsi, kadang menyukai secara diam-diam kurasa lebih menarik daripada mengutarakan, lalu malu, karna ditolak.Kembali pada kaka kelas itu, biar ku perjelas. Namanya Kak Rakka. Postingan di instagram sangat mewakili dirinya adalah seorang photographer, terlebih pada caption yang menjelaskan mengenai detail foto.
Hari berlalu, dan dia semakin dekat. Ah, aku berharap tak jatuh hati padanya. Aku hanya ingin menghormatinya sebagaimana adik kelas terhadap kakak kelas.
Kita sama sama sedang berusaha, kau berusaha mendekat, dan aku berusaha membatasi perasaanku padamu-
KAMU SEDANG MEMBACA
A WALK TO REMEMBER
Teen FictionAku ingin bertanya pada semesta. apakah bisa bersama dengan segala perbedaan yang bersatu untuk memisahkan kita? apakah matahari dan bulan akan bersama walaupun dipisahkan oleh malam dan siang? atau sebaliknya saling melengkapi?