Attack of the Adorable Kid: President Daddy's Infinite Pampering

83-86

Babak 83: Zhizhi, Kamu Begitu Cantik

Bo Shaoxiu menatap wajah cantik Nan Zhi. Sudah empat tahun, dia telah tumbuh dewasa dan ada jejak feminitas dalam fitur-fiturnya yang indah, seperti mawar yang mekar yang memancarkan aroma yang menawan.

Bo Shaoxiu melemparkan buku harian dan korek api di atas tempat tidur dan berjalan di depan Nan Zhi.

Dia tampak polos dan cantik tanpa semua riasan. Itu adalah perubahan yang baik dari Zhizhi di masa lalu yang sarat dengan lapisan rias. Dia tidak bisa menahan diri dari membelai wajahnya, kulitnya selembut sutra, halus dan tanpa cacat.

Nan Zhi menurunkan pandangannya, bulu matanya yang panjang dan tebal seperti dua penggemar kecil melemparkan bayangan kecil di wajahnya. Di mata Bo Shaoxiu, dia tampak sangat pemalu.

Di mata berbentuk almond Nan Zhi yang ditutupi oleh bulu matanya yang panjang, ada jejak dingin.

Dia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum menawan. "Shaoxiu, aku merasa agak panas ..." Dia meraih tangannya yang membelai wajahnya, tatapannya menjadi berkabut.

Bo Shaoxiu meraih tangannya, meletakkannya di bibirnya dan mencium punggung tangannya.

Dia mengenakan cincin pengadilan bergaya retro di jari tengahnya. Ketika dia mencium jari tengahnya, dia mencium aroma yang samar.

"Zhizhi, kamu semakin dan semakin cantik." Dia menatapnya dengan cara menggoda dan mendekatkannya padanya. Tubuhnya agak panas, pikiran-pikiran di kepalanya kacau.

Nan Zhi dengan senyum menawan, mendorongnya ke tempat tidur, mematikan lampu utama ruangan, hanya menyisakan lampu dinding kuning. Di bawah cahaya lembut, dia seperti succubus yang mempesona, menyihirnya sampai dia kehilangan satu ons kontrol. "Shaoxiu, beri aku beberapa menit, aku akan mandi."

Bo Shaoxiu menelan ludahnya, matanya penuh hasrat bernafsu. "Zhizhi, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

"Lima menit." Suaranya seperti madu, manis dan memabukkan.

"Oke, bersihkan dirimu untukku."

Melihatnya memasuki kamar mandi, Bo Shaoxiu berbaring di tempat tidur, matanya panas dan napasnya cepat dan tak terkendali. Dia menatap langit-langit dan mendengar dirinya meneriakkan namanya berulang kali. Itu agak berat dan tidak jelas, setiap kata melilit ujung lidahnya.

Tak lama, dia mencium aroma samar dan merasakan lengan wanita itu mengangkatnya dari tempat tidur. Rambutnya yang panjang dan basah berserakan, pipinya merah seperti bunga poppy yang sedang mekar.

"Zhizhi, kamu sangat cantik."

Dia menggenggam pinggang rampingnya, tangannya tidak sabar untuk merobek handuk yang telah dia lilitkan di tubuhnya.

Panas naik dari perut bagian bawah, dan setiap sel tubuhnya menjerit-jerit liar. Dia sedikit berjuang di lengannya, tubuh mereka terjalin, kulitnya panas. Dia meraih bagian belakang kepalanya dan menciumnya dengan kasar. Handuk terlempar ke tanah.

Itu seperti seseorang yang hampir mati kehausan di padang pasir akhirnya bertemu dengan mata air yang manis.

Dia terengah-engah dan menekannya.

Dia menggerogoti bibirnya yang lembut dan mendesah puas. "Zhizhi, jangan salahkan aku karena tercela, aku tahu aku hanya bisa membuatmu seperti ini."

Berjalan dari bibirnya yang cemberut ke lehernya yang cantik, dia menekan tubuhnya ke bibirnya, mengerang ketika keinginannya meningkat dengan cepat.