Seven

10 2 0
                                    

Sudah dua puluh tahun kami menjalin hubungan persahabatan ini. Hubungan persahabatan antara lelaki dengan perempuan yang orang anggap mustahil jika salah satu pihak tidak menyimpan perasaan suka. Tapi kami dengan bangga membuktikan bahwa kami bisa bertahan sebagai sahabat tanpa menatap satu sama lain sebagai lawan jenis dan tanpa timbulnya perasaan yang orang-orang sebut sebagai  cinta. Kami tidak memiliki perasaan semacam itu, kami hanya berpikir bahwa kami sepasang sahabat baik, kami bagaikan saudara, kami seakan berada dalam lingkup keluarga yang sama tanpa memperdulikan mereka yang mengatakan bahwa kami cocok satu sama lain. Tak peduli sekalipun orang-orang menyangka kami menjalin hubungan asmara, kami tetap pada pendirian kami.

Persahabatan antara perempuan dan lelaki yang nampaknya begitu mustahil.

Tanggal 7 bulan Juli tahun 2007, awal pertemuanku dengannya adalah saat musim panas di umurku yang ke-tujuh tahun.

777.

Entah kebetulan atau apa, tapi yang kutahu angka tujuh adalah angka keberuntungan dan tiga angka tujuh adalah lambang dari jackpot—keberuntungan besar dan sekedar informasi, angka tujuh adalah angka favoritku.

Ia datang, menempati rumah di sebelah rumahku dan di saat itu mama mengajakku untuk mengunjunginya karena dia menjadi tetangga baruku. Aku masih ingat sekali di awal pertemuan kami, ia memakai kaus putih tanpa lengan dan training hitam pendek. Kedua lengannya memeluk kotak berisi buku komik, dia tersenyum secerah mentari yang bersinar di hari itu begitu melihat sosokku yang diam mematung di hadapannya tanpa tahu harus melalukan apa.

Aku benar-benar tidak tahu. Sungguh deh. Yang kulakukan saat pertama kali bertemu dengannya hanya mengerjabkan mata beberapa kali dan menatapnya dengan kedua iris mata yang bergetar karena aku bingung harus memulai dari mana. Menyapanya? Menyebutkan namaku? Atau langsung saja menanyakan namanya?

Apa yang harus aku lakukan Ya Tuhan! Aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa.

Aku dua puluh tahun yang lalu adalah pribadi tertutup, pendiam, dan introvert. Aku sama sekali belum punya pengalaman menjalin pertemanan sebelumnya. Sebelum bertemu dengan dirinya, aku tidak memiliki teman satu pun. Tidak berniat pergi luar rumah dan hanya menghabiskan waktu selama tujuh tahun hanya di dalam rumah—bahkan aku tidak masuk ke sekolah umum dan lebih memilih untuk home schooling.

Melihat kebingunganku kala itu, dia tertawa. Ugh rasanya menyilaukan sekali. Tangannya terulur kepadaku diiringi kedua belah bibirnya yang bergerak menyebutkan namanya. Dengan kegugupan yang menjalar, aku menjabat tangannya dan menyebutkan namaku dengan suara cicitan seperti suara lumba-lumba yang tercekik.

"Jangan takut padaku. Aku tidak akan menyakitimu."

Rupanya dia menyadari kalau aku memiliki masalah dengan interaksi sosial. Dengan perlahan-lahan, ia mengajakku mengobrol sembari menemaniku menunggu mama yang sepertinya sangat antusias karena memiliki teman mengobrol baru yang seusia dengan mama.

Rupanya usia lelaki itu hanya satu tahun lebih tua dariku. Dia anak lelaki satu-satunya—lebih tepatnya dia anak tunggal, sama sepertiku. Ia bercerita kalau ia sangat ingin memiliki adik perempuan, tapi ibunya tidak bisa memberikan karena rahim ibunya bermasalah. Akupun juga menanggapi kalau aku ingin sekali kakak lelaki, tapi apa daya karena aku adalah anak pertama dan juga kedua orangtuaku sudah berencana hanya memiliki satu anak saja.

"Kalau begitu, aku akan menjadi kakakmu dan kau mulai sekarang adalah adikku." ucapnya kala itu dengan senyum sumringahnya seakan menemukan harta karun tersembunyi di bawah laut.

Ya, kira-kira begitulah awal kami bisa menjadi sahabat seperti sekarang ini. Ia terus berkunjung ke rumahku sepulang sekolah, mengajakku bermain, belajar bersama, atau hanya sekedar menonton tayangan televisi sembari mengunyah kue buatan mama. Terkadang ia yang mengajakku untuk menghabiskan waktu di rumahnya saat kamarnya tidak berantakan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SaoirseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang