Part 2

27 9 3
                                    

Sekarang sudah pukul sebelas malam dan Zara baru pulang sejak dia meninggalkan rumah tadi pagi, tadinya dia pikir dia akan aman saja mengingat papa dan mamanya berkata tidak akan pulang malam ini karena itu dia berani untuk pulang malam meskipun kemaren baru saja dimarahi papanya untuk hal yang sama.

Namun sayang sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepada Zara, baru saja menginjakan kaki dirumah sebuah suara langsung menghentikan langkahnya.

"dari mana saja kamu ?" tanya sebuah suara dengan nada datar yang biasa dia dengar saat dia melakukan kesalahan.

"mati gue, bukannya bokap ga dirumah kok ada disini" umpat Zara dalam hati saat mendengar suara papanya.

Zara yang baru akan menaiki tangga berbalik menghadap sang papa sambil menampilkan cengiran berharap papanya tidak akan memarahinya lagi.

"eh papa, a-nu Zara itu... hehehe papa bukannya harus dibandung ya sekarang sama mama kok udah pulang aja ?"

Zara mencoba mengalihkan pembicaraan berharap dia tidak akan ditanyai lebih lanjut, tapi sepertinya dia tidak akan lolos karena sang papa kembali bertanya padanya

"kamu dari mana ? jawab jangan buat papa marah !" tegas sang papa meminta penjelasan.

"a-nuuu Zara tadi habis belajar kelompok pa, iya itu belajar kelompok sama Mita Sisil" jelas Zara memberi alasan.

"jangan bohong, kamu pikir papa percaya ha.... ini masih hari pertama kamu mulai sekolah guru kamu ga akan kasih tugas kelompok"

"Zara kamu benar-benar ya, mau jadi apa kamu anak gadis pulang malam begini apalagi kamu masih belum tujuh belas tahun. Kalo ada apa-apa bagaimana ?" marah sang papa.

Mengetahui dia tidak bisa berkelit lagi Zara hanya bisa menunduk mendengar papanya marah. Ya, dia tidak perlu menjawab ini bukan pertama kalinya Zara dimarahi. Cukup menunduk dan tunjukan wajah takut juga pasang ekspresi menyesal maka semua beres begitulah pikirnya.

Setengah jam kemudian....

setelah merasa cukup untuk memarahi anaknya sang papa menyuruh Zara masuk kekamar " sudah masuk sana kekamar mu, langsung tidur jangan main hp lagi" perintahnya pada anak gadisnya itu.

"iya pa... Zara masuk dulu ya pa"

"good night" ucapnya sambil mencium pipi sang papa.

Dikamar...

"untung cuman stengah jam ceramahnya gue pikir bisa ampe sejam lebih kaya kemaren" katanya lega karena tidak perlu mendengar ceramah sang papa terlalu lama.

Zara bersiap-siap berganti baju untuk tidur, saat akan memejamkan matanya tiba-tiba dia kembali teringat pada laki-laki itu pelayan sombong yang kata teman-temannya merupkan anak pintar disekolah.

"ganteng sih... tapi sok banget udah ditanya baik-baik gitu malah pergi gitu aja. Jadi males gue liatnya" gumam zara sambil menerawang kejadian di restoran tadi.

"Damar, hmmm orangnya ganteng" gumam Zara.

Seketika dia sadar dan menggeleng cepat karena pikiran tak jelasnya tentang Damar " haduh gue mikir apa sih. Ngapain tu cowok songong dipikirin, mending gue tidur deh"


Pagi hari disekolah...

Zara pov.....

Hari ini aku sengaja berangkat pagi banget karena semalem habis dimarahin papa, aku harus bangun cepat biar ntar papa ga lanjutin ceramahnya kalo telat bangun.

Aku emang selengean dan suka seenaknya, papa mama kayanya juga udah capek nasehatinnya, ceramah yang kemaren malem itu bukan seberapa biasanya beeehhh...bisa ditahan ampe sejam lebih buat denger ceramah papa gara-gara akunya ngulah mulu.

Pembuktian Untuk Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang