- noldua

1.9K 363 130
                                    

perlakuan manis, dibalas dengan perlakuan dingin.

enak kan? kayak es krim, contohnya. dingin, tapi manis. bikin ngilu, tapi nagih.

hangyul masih tetap duduk tegak, tanpa memberikan ekspresi apapun, baik itu meringis, atau merintih pelan. benar-benar diam, datar, dan dingin.

pantes aja dikira maling.

"yang di jidat ini memar kena apa? lebam banget kayaknya," celetuk pemuda asing itu, yang hanya dibalas dengan tatapan tajamnya.

ah, itu lagi.

pemuda itu dibuat kaku karena tatapan hangyul. harusnya, orang-orang biasa akan merasa terintimidasi atau mungkin merasa takut.

sebaliknya dengan pemuda ini, yang malah menahan wajah gemasnya, untuk tidak menerkam hangyul kapan saja.

"btw, lo hangyul kan?" tanya pemuda itu, basa-basi. hangyul gak mau ribet, cuma ngangguk aja.

"gue seungyoun, kakak tingkat lo yang paling ganteng."

hangyul mengernyit, lalu memutar kedua bola matanya tidak acuh.

"oh iya, kenapa lo bisa babak belur gini? dikejar ayam?"

hangyul malas meladeni, alhasil ia berdiri, mengambil kotak p3k, dan pergi meninggalkan seungyoun yang masih bengong.

"dizolimin aja gue bahagia, gimana dideketin ya."




"HANGYOOOOOOL, GILA LO YA?!" pekik yohan, membuat seisi kantin memperhatikan keduanya dengan tatapan sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HANGYOOOOOOL, GILA LO YA?!" pekik yohan, membuat seisi kantin memperhatikan keduanya dengan tatapan sengit.

hangyul terlihat tenang, sambil terus mengaduk kuah baksonya.

yohan berjengit kesal, lalu mengacak surainya sendiri, merasa frustasi dengan sikap hangyul yang kelewat santai.

"sihoon mutusin lo, lo sesantai ini? wah gila, mau lo apa sih sebenernya?!" celetuk yohan sambil menarik mangkuk bakso milik hangyul, membuat si empu memandangi yohan dengan sinis.

"gue yang punya masalah, kenapa lo yang repot?"

yohan terdiam seribu kata. selalu saja kalah bacot kalo sama hangyul mah.

"ya udah. jawab gue dulu, mau lo apa sekarang?"

hangyul menarik kembali mangkuk bakso dari tangan yohan, serta mengangkat kedua bahunya, tidak acuh.

"sendiri gini enak juga. sampe mati sendiri juga, gue mah bodo amat."

yohan pusing sendiri meladeni-nya. ia menarik ponselnya sendiri, dan mengetuk tombol guna menghubungi teman satu gengnya.

"chan, ke kantin fakultas buru!"

hangyul masih tenang, melahap bakso yang tinggal seperempat bagian mangkuk, lalu meneguk jus alpukatnya.

"abis ini gue ada kelas. lo cabut duluan aja---"

yohan mendelik malas, lalu merotasikan kedua bola matanya.

pain; seungyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang