Long Distance Relationship 😔

6 0 0
                                    

Setelah satu minggu lamanya, yang sehari dua hari biasa saja, makin hari sampai hari ketujuh biochat kita lancar dan akupun menikmatinya. Sepertinya aku memang mulai terbawa suasana. Kita mulai saling kenal, saling bercerita, saling telefon bahkan saling perhatian satu sama lain. Padahal ketika itu, aku berada di kota Jember dan Kak Rudy berada di Malang. Dia bertugas untuk penyetaraan kemampuan ternak unggas di Farm Malang selama tiga bulan lamanya.
Lalu salam-salam pagipun selalu menyapaku lewat notif wasap yang berdering cukup kencang.

Kak Rudy : Assalamualaikum, selamat pagi dek..

Seketika senyum terlukis dibibir :)

Gue : Waalaikumsalam, selamat pagi Kak, semangat pagiiii untuk memulai aktivitas ya 💪 (begitulah balasku)

Kak Rudy : Iya kamu juga, jangan telat makan loh :)

Gue : Hmmmm iya kak, kakak juga ya :))

Itulah percakapan kita pada masanya, masa dimana kita saling mengumbar sapa, canda dan perhatian. Kak rudy memang jauh lebih dewasa dariku, usianya terpaut tujuh tahun denganku, namun dia selalu menyetarakan sikapnya dengan usiaku ..
Ternyata kota Malang menjadi saksi, bagaimana awal Kak Rudy selalu menyapa pagiku, bagaimana lembutnya dia mengucap salam padaku dari Via telepon, bagaimana dia selalu memperhatikanku ditengah kesibukannya.
Kalau bukan Allah yang merancang skenarionya, pasti semua takkan seindah ini :)

Tiga hari dengan perlakuan yang sama, Kak Rudy mulai menyampaikan niat baiknya. Bahwa selama dia bersikap, ada tujuan yang pasti sudah dia rencanakan, dengan niat ingin mengkhitbahku.
Kagetku gubrak bukan main, rasanya ini tidak mungkin. Ah lelucon apa ini? Fikirku.
Belum dua minggu, dan itupun hanya via story wasap, mana mungkin dia sudah seyakin itu terhadapku. Padahal kita tidak pernah bertemu apalagi saling mengenal.
Sejujurnya, akupun sangat ragu akan niatnya yang begitu tergesa. Kembali dalam percakapan via wasap :

Gue : Apa yang buat Kakak yakin untuk mengkhitbahku? Padahal belum dua minggu kita bertukar cerita. Kenapa ada niat seyakin itu kak? Kenapa sangat tergesa?

Kak Rudy : Apakah waktu itu menjamin kepastian? Apakah semuanya harus menunggu waktu lama?
Allah yang menganugerahkan cinta, lantas jika kau tanya semua dari mengapamu itu? Aku tak tau, tanyakan saja pada yang memberi cinta, untuk selebihnya, aku hanya ingin berniat baik, karena disini aku bukan mencari sosok pacar, namun aku butuh sosok pendamping. Untuk mendampingiku dengan apa adanya aku, dengan segala kurangku. Ya begitulah..

Gue : Hmmmm.. Kita ta'aruf dulu kak, terima kasih atas niat baiknya. Aku hargai itu. Semoga Allah meridhoinya :)

Kak Rudy : Iya Aamiin, kembali pasrah saja dengan Allah. Jalani saja dulu. Mungkin bisa lebih mengenal dan memahami.

Sejak saat terlontar niat baik dari Kak Rudy, aku kaget bukan main, berfikir keras dengan apa yang terjadi. Mencoba meyakinkan hati seyakin yakinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Adamku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang