Happy Reading
.
.
.
.
.
"AKU AKAN TETAP DI SINI SAMPAI PAMAN JUJUR TERHADAP PERASAAN PAMAN SENDIRI!!"
Jimin berteriak sekuat tenaga menentang derasnya hujan. Dengan bibir yang mulai bergetar dan tubuh menggigil itu mulutnya tetap lantang meluapkan emosi. Tangannya terkepal erat menahan dingin, kakinya membatu menolak tarikan dari Yoongi.
"Ya Tuhan Jimin-"
"Aku tidak mau kembali!!!!"
Untuk ke tiga kalinya Jimin kembali menepis tangan Yoongi. Keduanya telah sama-sama basah kuyup, payung yang di pegang Yoongi telah terjatuh lalu terbang diseret angin. Sedangkan hujan semakin ribut, dan karena terjadi pada malam permulaan bulan April tentu tetap menusuk tulang membuat hanya ada satu pilihan saja, cepat-cepat bebas dari guruyannya mengeringkan diri lalu menikmati minuman hangat.
Pilihan itu dengan mudah dapat Jimin lakukan jika dia bukanlah seorang remaja yang keras kepala. Jika dia bukan sosok belia yang mencintai teman pamannya sendiri, dan jika dia bukanlah seseorang yang tahu benar bahwa rasa cintanya dibalas serupa.
"Aku tidak mau kembali sampai Paman-"
Yoongi sudah muak.
Lebih tepatnya sudah terlalu letih untuk membohongi diri sendiri.
Kekeras kepalaan Jimin memang tak ada duanya, bocah itu bisa saja nekat meloncat dari gedung puluhan lantai jika Yoongi tetap berusaha menampik perasaan cinta di antara mereka. Jimin pernah mogok makan, Jimin pernah menangis keras di tempat umum, Jimin sengaja pindah sekolah ke kota yang sama dengan tempat Yoongi tinggal dan bekerja, Jimin juga pernah nekat nyaris mencium bibir Yoongi di depan pamannya sendiri.
Dan kenekatannya yang terakhir sungguh benar-benar terjadi pada detik ini di mana Yoongi meraih lehernya. Di mana Yoongi mempertemukan belah bibir mereka. Di mana Yoongi memanjakan hasrat Jimin dengan sebuah ciuman panjang.
Dua namja berbeda usia itu mengecap bibir satu sama lain di bawah naungan langit yang menyemburkan air tanpa ampun. Tak peduli pada alam yang ribut karena lebih memilih menyecap manisnya orang yang dicintai.
"Kau benar-benar keras kepala seperti bocah makanya aku tidak mau-"
"Jika aku tidak keras kepala Paman tidak akan menciumku sekarang."
Dingin tak dapat mereka sembunyikan namun senyuman jelas terpatri di wajah keduanya. Jimin bahkan tertawa kecil, matanya yang sudah menyipit karena guyuran hujan jadi kian menyipit tertutup sempurna. Sedangkan Yoongi cepat-cepat menautkan jemari mereka untuk menarik Jimin mengikuti langkahnya menuju apartemen Seokjin dan sang kekasih. Mereka berlari secepat mungkin dan akhirnya berhenti sebentar setelah sampai di depan pintu masuk gedung, mengatur napas dan mengeringkan pakaian sebisa mungkin.
"Paman."
"Hm?"
"Apa aku sudah resmi menjadi kekasihmu?"
"Well jika kau memang maunya begitu."
"Hihi. Jadinya bertepatan dengan pertunangan Jinnie-samchon dan Namjoon-hyung dong."
"Siapa yang tiba-tiba kabur di tengah acara hm."
"Habis aku tidak tahan melihat cewek genit itu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE GAP [COMPLETED]
FanfictionKisah mengenai pasangan beda usia, Min Yoongi si pegawai kantoran dan Park Jimin, si anak sekolahan. Yoonmin & Taekook Slight! Namjin Ada smutnya ya. Tapi ga di setiap chapter, ada warningnya kok.