Bagian 11

1.2K 169 23
                                    

Bagian 11

(Ada bagian yang hilang, dan terpaksa ku kenang sendirian)

Jooheon, selalu memiliki aturan hidupnya sendiri. Melakukan apapun yang ia suka dan meninggalkan segala hal ia benci, termasuk Changkyun. Pemuda itu merepotkan, mengikatnya dengan status yang tidak diinginkan, juga mempersulit langkahnya. Awalnya.

Tapi nyatanya, Changkyun tidak melakukan itu semua. Pemuda itu selalu mandiri, tidak pernah mengikat Jooheon, juga tidak pernah mempersulit langkahnya. Jooheon tetap menjadi dirinya, tetap melakukan apapun yang ia suka tanpa harus mendapat protes ini itu dari Changkyun.

Jooheon tidak cinta Changkyun. Selalu ingin menyingkirkan Changkyun sejauh mungkin. Tapi pemuda itu selalu bertahan, lagi dan lagi. Membuat Jooheon cukup tertantang pada kegigihannya.

Sampai pada dimana, ia jatuh. Jatuh ke dasar rasa ketika matanya bertemu dengan mata indah milik Changkyun. Jooheon tidak pernah tahu jika mata milik seseorang bisa memikat seperti itu.

Jooheon mulai berperang dengan hatinya ketika ia memiliki obsesi untuk pantulan dirinya saja di mata indah itu. Bukan pantulan wajah orang lain apalagi kakaknya. Jooheon tahu, Minhyuk mencintai Changkyun sejak awal. Dulu, ia ingin sekali memberikan Changkyun secara sukarela kepada Minhyuk. Tapi sekarang, tidak, tidak akan pernah.

"Tenanglah, ini hanya game" itu adalah kata paling bohong yang pernah diucapkan Jooheon. Jantungnya padahal sudah berdetak tidak beraturan. Bibir Changkyun sepenuhnya memenuhi pikiran juga hati Jooheon. Ia memeluk pinggang Changkyun posesif untuk menegaskan jika ia tidak ingin membagi Changkyun dengan siapapun.

Setelah permainan roda berputar. Jooheon pikir, pikiran liarnya tentang Changkyun ikut selesai juga. Namun pikiran gila untuk berada satu ranjang dengan Changkyun malah menjadi-jadi. Jooheon berinisiatif untuk menghabiskan sekaleng bir dengan Changkyun saja. Memulai sebuah pendekatan setelah sekian lama ia membangun jarak.

Changkyun terlihat manis malam itu dengan piyama motif polosnya yang berwarna biru. Meski gelap. Tapi Jooheon tahu, Changkyun terkadang memiliki rona kemerahan di sekitar pipinya, dan itu menggemaskan.

Jooheon ingin mengulangi ciumannya tadi. Bukan sekedar permainan, tapi dalam keadaan sangat sadar. Tapi bagaimana ia harus memulainya sementara selama ini ia dan Changkyun hanya sepasang suami yang terpaksa bersama?

Dan berakhirlah Jooheon yang menyerah sebelum menjadi tersangka pemerkosaan untuk suaminya sendiri. Meskipun sangat ingin mendekap Changkyun, tapi Jooheon tidak bisa. Akhirnya ia hanya bisa menjanjikan sesuatu, yaitu bertemu orangtua Changkyun. Menjadi pria baik yang ingin memulai dekat dengan seseorang. Adab sebagai menantu yang selama ini diabaikan.

Tapi, Jooheon tidak pernah memiliki kesempatan untuk itu. Ternyata siang itu adalah kesempatan pertama sekaligus kesempatan terakhir yang ia miliki untuk bertemu dengan keluarga Changkyun.

Hari itu, Jooheon dihadapkan dengan banyak masalah fatal. Ia harus bertengkar dengan Minhyuk karena skandal yang dilakukan oleh Jinhee. Skandal narkoba dan Jooheon harus bertanggung jawab karena Jinhee merupakan artis besutannya. Sampai ide gila itu harus muncul untuk menutup skandal narkoba. Membuat skandal baru di karpet merah dengan mengantar Jinhee ke sebuah acara penghargaan.

Jooheon mengumpati dirinya tanpa henti bahkan Jinhee pun mendapat sasaran kemarahannya. Ponselnya tertinggal, ia tidak hafal nomor Changkyun, bagaimana ia harus mengabari dan meminta maaf?

Saat itu merupakan saat terberat untuk Jooheon. Ia ingin memulai semuanya dengan baik tapi sepertinya semesta sedang tidak memberi izin.

Kebodohannya belum berhenti disana. Jinhee mabuk berat. Jooheon sendiri tidak tahu dimana rumah wanita itu. Hingga terpaksa membawanya pulang dan menidurkan di apartemennya. Ia bisa menjelaskan itu nanti dengan Changkyun sekaligus meminta maaf. Tapi lagi-lagi, semua tidak berjalan dengan baik.

HEALING (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang