Bagian 16

1.1K 132 8
                                    

italic = flashback

Bagian 16

Ketika mereka masih kecil, Minhyuk sangat ingat bagaimana Jooheon menarik-narik celana sekolahnya. Jooheon tidak mau berpisah dengan Minhyuk bahkan ketika kakaknya itu harus sekolah.

Jooheon kecil yang bermata sipit, semakin terlihat sipit setelah tersedu-sedu penuh drama. Tapi Minhyuk selalu berhasil membujuk dengan menjanjikan sepulangnya nanti akan menceritakan kegiatannya selama berada di sekolah.

 Tapi Minhyuk selalu berhasil membujuk dengan menjanjikan sepulangnya nanti akan menceritakan kegiatannya selama berada di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap jam tidur malam, Minhyuk akan mendongeng banyak hal hingga adiknya itu terlelap. Kemudian Minhyuk mengecup kening adiknya sebelum pergi ke kamarnya sendiri.

Jooheon memang keras kepala, apapun keinginannya harus terpenuhi saat itu juga. Minhyuk tahu itu, karena ia sayang Jooheon. Maka apapun yang diminta adiknya akan diberikan dengan suka rela.

Tapi untuk Changkyun, bukankah Minhyuk pernah mengalah di kesempatan pertama? Apa ia harus mengalah lagi untuk sesuatu yang sama kemudian hatinya lagi lagi terluka?

Minhyuk mengangkat tinggi cincin yang sebenarnya diperuntukkan pada Changkyun di hari ulang tahunnya hari ini. Cincin bertahtakan satu berlian sederhana berwarna ungu. 

Tapi urung diberikan karena Changkyun sudah terlanjur antusias, untuk ijin makan malam bersama Jooheon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi urung diberikan karena Changkyun sudah terlanjur antusias, untuk ijin makan malam bersama Jooheon. Minhyuk berbaring di dalam kamarnya yang gelap. Kemilau cincin sederhana itu memantul menyakiti mata dan hati Minhyuk sekaligus. Pria itu menangis dalam patah hati keduanya. Ia tahu, Changkyun selamanya hanya untuk Jooheon, adiknya.

"Minhyuk-ah..." suara tuan Lee terdengar parau dari biasanya.

"Ayah?" Minhyuk segera mengusap air matanya, kemudian duduk di tengah ranjang.

"Boleh ayah masuk?"

"Boleh" tuan Lee berjalan menuju ranjang anak sulungnya. Berbaring di sisi kanan kemudian menghembuskan nafas lega.

"Sudah lama ya kita tidak tidur bertiga. Padahal dulu jika ibu pergi ke rumah nenekmu di Busan. Kita selalu berebut selimut" Minhyuk rasanya ingin kembali ke masa itu. Saat dia dan Jooheon masih sangat akur dan saling menyayangi.

HEALING (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang