Kenneth Rafael

65 5 53
                                    

"Kak Kenneth, tau gak?"

"Gak. Kan belum dikasih tau"

"Hehehe. Ini deh aku kasih tau. Tadi aku ketemu kak Rahel"

Kenneth masih setia mendengarkan adiknya itu bercerita, walau topiknya terlalu malas untuk ia bahas.

"Ka Rahel baik. Dia minjemin aku flashdisknya buat aku copy koleksi anime dia. Seleranya bagus-bagus kak"

"Ntar balikin flashdisk nya, jangan kamu makan"

Gadis kecil itu cemberut mendengar ejekan kakaknya itu.

Kezia, adik kandung Kenneth, sekarang duduk di bangku kelas 1SMP. Terjangkit virus anime dari teman-temanya dari awal masuk kelas 5 yang menyebabkan perubahan hobi yang tadinya suka mengoleksi segala sesuatu tentang Disney menjadi hobi nonton anime dan tentu saja, makan apa saja yang bisa membuat saku maupun dompet kakaknya rata.

"Emang aku kambing? Apa aja dimakan?"

Kenneth terkekeh melihat adiknya itu.

"Gak deh becanda"

Mendengarnya, Kezia mengacungkan jempol.

"Padahal emang bener" lanjut Kenneth membuat bola mata kezia membulat. Sungguh, kakaknya ini tidak terlalu besar untuk ia telan hidup-hidup. Tapi sayang, kekejiannya untuk menelan kakaknya kandas sebelum berlayar karena smartphone itu berjerit di atas meja makan, tanda ada telepon masuk.

"Iya ma?"

"Udah pulang kamu Kak?"

"Iya udah"

"Kezia?"

"Di samping aku"

"Hm. Jangan tidur larut. Mama shift malam. Oh iya, papa udah berangkat?"

"Udah"

"Ya udah. Jaga adik kamu yah kak! mama tutup telponnya."

Danselanjutnya bunyi sambungan terputus.

Kenneth punya satu keluarga yang terdiri atas Ayah dan Ibu yang dipanggilnya Papa dan Mama, serta seorang adik perempuan bernama Kezia.

Ibunya seorang dokter, ayahnya seorang direktur utama di suatu perusahaan bercabang-cabang.

Keluarganya memang harmonis, namun diikat oleh pekerjaan. Ingin menghabiskan banyak waktu bersama, tapi rasanya tidak bisa. Karena itu Kenneth lebih sering makan hanya berdua dengan adiknya saja.

Siapa yang masak? Kenneth. Di rumah Kenneth rasanya mustahil jika tidak memperkerjakan pembantu. Tapi, itu hanya jika orangtuanya ada di rumah. Kalau tidak ada, rasanya risih jika pembantunya ada di rumah.

"Pembantu lo ada Ken?" Tanya Darren.

"Ada"

"Apa cuma gue di sini yang ngerasa Kenneth, Kezia, sama ART nya kayak papa, anak, sama mama yang tinggal se-atap?"

Dan selanjutnya adalah ringisan akibat Kenneth melempar ponselnya sehingga memantul ke pelipis Darren. Sakit atau tidak? Cuma benjolan agak membiru itu yang dapat menjelaskannya.

***

"Lah kok bisa sih?" Suara Darren membeo. Bagaimana tidak. Lionnel, cowok dengan kecerdasan di atas rata-rata itu sudah berapa kali mencoba menyelesaikan soal Fisika itu, tapi tak kunjung mendapat jawaban yang tepat. Lain dengan cowok di sampinya itu, Kenneth. Jawaban di kertasnya tertera jelas dan benar.

DoraemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang