☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡♚ Taks 1

782 26 0
                                    

⛨.ཻུ۪۪⸙─ٜٜٜٜٜٜٜ͡҈ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ٜٜٜٜٜٜٜ҈ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ❁ཻུ۪۪⸙─ٜٜٜٜٜٜٜ͡҈ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ͜҈ٜٜٜٜٜٜٜ҈ٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜٜ❁ཻུ۪۪⸙.
     ╔══*.·:·.☽✧✦✧☾.·:·.*══╗
        ⃟ ⃟ ⃟ ────── ───── ɪ⃟ɪ⃟ɪ⃟ɪ⃟ɪ⃟ɪ⃟⛨̣̣̣̣̣•͙✧⃝ ⃟ ⃟۪
                        DOVREI
               SMETTERE ?
         ⊱⊰───❅☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡♚❅───❁ཻུ۪۪⸙

Love yourself - Justin bieber
      00.02 ━━━●────── 03.41
      ⇆ㅤ      ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷           ↻

"apa yg kau lakukan ara" dengan sorot mata yg tajam, aldrich lansung membuang selang air dari tangan adik nya.

"siap yg suruh kamu pegang itu, apa gunanya pembantu banyak di rumah ini kalau pekerjaan kayak gini bisa kamu pegang ! "

"enggak papa kok kak, lagian ara tadi kok yg maksa bibi susi"

"ikut kakak, ayo" aldrich menarik bahu adik nya lembut masuk ke dalam rumah. Sampai di atas, aldrich membuka pintu kamar ara.

"kita mau ngapain di kamar kak ?" tanya ara.

   Aldrich tak lupa mengunci pintu, setelah selesai mengunci pintu aldrich lansung duduk di sofa dengan tv di biarkan menyala.

"sini sayang" aldrich menepuk nepuk pahanya, pertanda adik nya itu harus duduk di pangkuannya.

"kakak kok pulang dari kantor cepet banget " tanya ara, dengan pelan ara duduk di pangkuannya kakak nya. Tangan kekar aldrich melingkar di pinggang ara, sesekali aldrich menghirup leher jenjang adik nya.

"kangen, sama adik kakak yg satu ini. "  mesih sama dengan posisi tadi, aldrich terus kaja menghujami ara nya dengan kecupan kecil di bahu hingga leher nya.

"kan ara cuman pergi tiga hari untuk lomba sih kak" jawab ara

"tapi itu lama banget bagi kakak"

Ara terkeke kecil "minggir kak, ara mau ganti baju dulu" ara mencoba lepas dari lingaran tangan aldrich.

"mau ke mana rupanya kamu, kakak pulang mau ke temu kamu malah kamu mau pergi"

"kata papa kalau ara sudah pulang harus segera ke kantor kak, katanya papa kangen banget sama ara" aldrich menggeram pelan, persetan dengan papa nya. Apa tidak cukup mama nya seorang, hingga papa nya harus memonopoli ara nya.

"enggak, kamu tidur sama kakak aja" aldrich menggendong adik nya ke ranjang.

Aldrich terus memeluk ara, hingga yg punya badan pun sulit bernapas.

"kakak, ara enggak bisa napas" aldrich terkeke kecil "nanti kamu kabur, kalau enggak kakak peluk gini sayang"

"kan pintunya kakak kunci" jawab ara.

" tidur sayang, kakak aja ngantuk banget nih"

"yah udah, hp ara mana kak ? " lama menunggu jawaban dari aldrich, ara terus saja memencet mencet pipi aldrich, tetapi aldrich terus saja menutup matanya.

"kakak cepet banget tidur nya sih, ara kan belum ngantuk " ara terus saja bergerak gelisah, hingga ia menemukan hp nya di kantung celana aldrich.

Karna aldrich sudah tidur, ara mencoba mengambil ponsel nya sendiri.
"susah banget sih, ha sedikit lagi"

Sedang kan aldrich, terus saja mengumpat dalam hati" hu ara terus saja menyenggol nya"

Hingga panas menyelimuti aldrich  "sayang jangan gerak gerak dong, kakak ngantuk nih" ucap aldrich serak

Ara menautkan alisnya, wajah kakak nya memerah.  Apa kakak nya sakit ? "kakak kenapa,  Kakak sakit yah !"

Aldrich mengusap keringat di pelipisnya.
"panas sayang" ucap nya dengan tarikan nafas.

"kembalikan hp ara dong kak, susah itu ngambil nya" rengek ara.

Aldrich bangkit dari tidur nya, dengan sembarangan arah aldrich melepaskan kemeja putihnya. Hingga ia bertelanjang dada, dengan santai ia kembali merangkul bahu ara dan tertidur.

"yah udah deh, ara tidur juga " ara menyerah,  ia segerah mencari tempat yg nyaman, hingga dapat di depan dada bidang kakak nya.

Aldrich menyeringai kecil, ara kecil nya sudah tidur. Dengan hati hati ia membuka baju adik nya, dan hanya menyisakan bawahanya saja. Tanda kepemilikan harus aldrich buat di sekitar dada adik nya.

   Ara dan aldrich tertidur sampai makan malam tiba. Susi terus mengtuk ngtuk pintu kamar ara. Hingga hasial nya nihi. Aldrich terbangun karna sinar bulan mengganggu nya. Saat kesadarannya terkumpul, ia menoleh ke samping menemukan wajah cantik adik nya. Aldrich terus memandangin nya, sampai di mana ia mengusap lembut bibi adik nya.

"panas" aldrich lansung duduk tegak, dan terus mengecek suhu tubuh ara. Adik nya sakit.

"bibir nya pucat, tapi tetap menggoda" aldrich mengusap lembut bibir ara. Tiga hari adik nya pergi, terasa lama bagi aldrich. Rasa rindu nya mesih mendominasi besar di hati nya.

Aldrich memungut kembali kemejanya di lantai, ia lansung memakainya dan keluar untuk makan malam bersama keluarga nya, tidak lupa dengan kecupan kecil di bibir ara . "sebentar yah sayang"

Aldrich menurunin tangga menuju ruang makan, saat turun ia sudah melihat papa, mama dan ke dua adik laki lakinya. Gracious dan Delvin.

"Sorry aldrich telat" ia lansung menarik bangku di sebelah papa nya.

"papa kira kamu mesih di kantor "

"oh, tadi aldrich sudah pulang dari kantor siang tadi pah, sampai rumah aldrich malah ketiduran di kamar ara" jawab aldrich.

"dev itu kangen banget sama ara, kapan sih ara pulang nya" potong delvin yg terus mengaduk aduk makanan nya.

"sabar bocah, princess abang entar lagi juga pulang" jawab gracious.

"emang kalau ara pulang, kamu mau apa sama putri mama" tanya mama rose.

"dev itu kangen banget, jadi kalau ara pulang dev mau cium, peluk, tidur sama sama main sepuas nya" jawab dev dengan berseri seri, ia terus saja membayangi adik nya pulang.

"NO NO, bang deluan baru kamu dev. Abang itu lebih kangen dari pada kamu" ujar gracious sarkas.

Sedangkan aldrich tidak bisa membayangkan ara nya di monapoli kedua adik hingga papa nya . Rasa kangen nya belum terobati. Demi tuhan, aldrich tidak akan membiarkan adik adiknya menyentuh miliknya. 







∩⌒ヽ∩ 
 (  ゚ω゚)☆⌒ ミ
 ヽ⊂彡(´・ω・')"
 ┳━┳━∪━∪┳━┳━━┳
            thank you
┻━━┻━━┻━━┻━━┻

╰┄─➤⛨.ཻུ۪۪⸙DOVREI SMETTERE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang