Awal

2.4K 194 12
                                    

Pertumpahan darah tengah terjadi di bukit Luanzang, dimana para kultivator memperebutkan simbol Harimau Yin. Teriakan, jeritan menggema, goresan pedang yang beradu, dan bau anyir darah seakan menambah kengerian dan rasa takut bagi siapapun.

Saat itu, Wei Wuxian (Wei Ying) di ujung jurang dan menjatuhkan dirinya, tetapi usahanya gagal karena Lan Wangji, menolongnya disaat kondisi lengannya penuh luka.

Terlalu lama menahan berat tubuh Wuxian, darah mengalir di lengan pria berwajah dingin tersebut bersamaan dengan air mata Wei Ying yang menetes.

"Kumohon... lepaskan aku." pinta Wei Ying.

Sementara di kejauhan, terlihat Jiang Cheng berjalan mendekati mereka. Sambil membawa pedangnya dengan penuh amarah.

Wangji menoleh, melihat raut kekecewaan sekaligus kemarahan dari Jiang Cheng.

"Jiang... Wanyin..." ucap Wangji terbata.

Weiying mengulang kalimat yang sama, sambil berharap kematian datang menjemput.

Jiang Cheng mengambil ancang-ancang untuk membunuh sang Yiling Laozu.

"Wei Wuxian! PERGILAH KE NERAKA!"

Begitulah ucapan yang terlontar di mulut Jiang Cheng, saudara seperguruannya itu.

"WEIYING!" teriak Wangji. Dan untuk pertama kali raut wajahnya tak sedatar dan sedingin sebelumnya.

Setelah menyaksikan kematian sang Yiling Laozu, Jiang Cheng hanya menggeleng dan membalik badannya meninggalkan Wangji yang masih terduduk di ujung jurang.

Kabar kematian Wei Wuxian alias Yiling Laozu menyebar secepat cahaya, dari mulut ke mulut.

-0-

"Wei Wuxian... Wei Wuxian..."

"Siapa kau?"

"Ini aku Xiao Zhan."

"Oh, jadi kau yang memanggilku?"

"Hmm... ya."

"Kenapa?"

"Aku tak sanggup lagi menghadapi mereka. Mereka sudah kelewat batas. Tolong balaskan dendamku, balaskan dendamku, BALASKAN DENDAMKU!"

Matanya terbuka setelah menerima pesan terakhir pemilik asli tubuh ini. Sekarang ia terbaring di rumah sakit, kamar serba putih dan aroma obat-obatan yang menguar menjawab pertanyaan di pikirannya.

"Akhirnya kau bangun juga. Dasar bodoh, aku mengkhawatirkanmu!"

Suara yang didengar Weiying terdengar tak asing baginya. "Jiang Cheng?"

"Hah? Zhan-ge, ini aku Zhuocheng."

"Oh maaf, kukira kau Jiang Cheng."

Zhuocheng mendecih kesal,"Katanya kau akan meninggalkan peran itu setelah dramanya selesai."

Pintu terbuka menampilkan 2 lelaki tampan. Yang satu perawakannya tinggi dengan bola mata yang cukup lebar mirip Jenderal Hantu, sementara yang satunya berwajah manis dengan tahi lalat di sekitar pipinya.

"Xiao Zhan."

"Wei-Gongzi." Terbesit di pikirannya ketika lelaki yang mirip dengan Wen Ning memanggil namanya.

"Zhan-Ge." panggilnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku?"

"Kau lupa insiden kecelakaan yang membuatmu koma selama 2 bulan?"

"Maaf, aku lupa."

"Hah... sudah kuduga." keluh Zhuocheng.

"Biar kujelaskan, kita berempat berada di satu drama yang sama. Zhan-ge, kau adalah Wei Wuxian, sedangkan aku Wang Zhuocheng sebagai Jiang Cheng."

"Yang wajahnya agak bulat namanya Yubin dia itu Wen Ning. Yang barusan memanggilmu itu namanya Zheng Fanxing dia adalah Lan Yuan atau Sizhui."

Zhuocheng menarik napas,"Apa kau sudah paham penjelasanku?"

"O... ke. Tapi siapa lelaki dingin yang berada di belakangmu itu?"

Zhuocheng baru sadar ternyata Wang Yibo sudah datang kesini. "Zhan-Ge." panggilnya ia balas dengan dengungan.

"Oh iya, ini Wang Yibo. Dia adalah Lan Wangji."

DEG!

Jantungnya berdegup kencang ketika mendengar namanya.

"Mengapa semua orang disini mirip dengan orang yang kutemui? Apa mereka semua bereinkarnasi sepertiku?"

"Apa tanganmu sudah sembuh?"

Pertanyaan Yibo membuyarkan lamunannya. Weiying teringat sesuatu, luka itu. Ia memperhatikan lengannya yang penuh dengan goresan yang telah mengering.

"Pantas saja dia mengorbankan jiwanya rupanya karena ini. Tapi siapa pelakunya? Apa tujuannya?"

Berbagai pertanyaan menghantui pikirannya. Dan ia juga harus mengingat nama barunya dan nama mereka.

-Tbc-

Halo semua! Aku membuat ff baru. Ya, ini fanfic bl pertamaku, jadi maaf kalo kurang bagus. Jangan lupa buat vomment disini ya.




The Demonic Cultivator and The IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang