Identitas Baru

2.2K 210 27
                                    

Zhuocheng memberitahu,"Untuk sementara kami akan bergantian menjagamu. Hari ini aku akan menjagamu, besok Yubin."

"Lalu bagaimana dengan Wang... ehm... maksudku Yibo?"

"Ia terlalu sibuk. Jadi tolong, jangan bertingkah aneh selama disini."

"Baiklah Jiang Cheng."

"Namaku Zhuocheng!" omel Zhuocheng.

Petang menjelang, Weiying (Xiao Zhan) bosan berbaring di ranjangnya. Sementara Zhuocheng sibuk menggeser layar ponselnya, sekedar melihat kabar terbaru di weibo.

Weiying butuh angin segar dari luar, ingin sekali ia berjalan sebentar tetapi ada sebuah benda yang menarik perhatiannya.

"Kalau kau mencari ponselmu, ambil saja diatas." ucap Zhuocheng cuek.

"Zhuocheng, ponsel itu apa?"

Zhuocheng agak kesal mendengar pertanyaan yang menurutnya 'bodoh' untuk orang yang lebih tua dan berpengalaman darinya.

"Oh ayolah Zhan-Ge. Apa benturan di kepalamu itu sampai membuatmu lupa cara memakai ponsel?" keluh Zhuocheng.

"Bagaimana kalau aku jawab iya?"

Zhuocheng membuang napas,"Zhan-Ge... sepertinya kau terlalu menghayati dirimu sebagai Wei Wuxian."

"Aku memang Weiying, Jiang Cheng. Hihihi..."

Weiying memasukkan ponselnya ke dalam kantong bajunya. Baru saja kakinya menapak lantai, rasa sakit di kakinya menjatuhkannya. Mendengar temannya jatuh, Zhuocheng bergegas mendatanginya.

"Astaga Zhan-Ge. Kau jangan terlalu memaksakan diri. Merepotkan saja." keluh Zhuocheng sambil memapah Weiying.

"Aku bosan jika berbaring terus, lagipula apa salahnya aku ingin keluar sebentar? Akan lebih baik jika aku berlatih berjalan sekarang."

"Hmm... terserahmu saja. Kalau ada sesuatu telepon aku."

-0-

Weiying berjalan ke luar rumah sakit. Sampe sekarang ia masih memikirkan apakah benar Wang Yibo adalah Lan Wangji. Ia teringat perlakuan yang lelaki dingin itu berikan.

"Apa tanganmu sudah sembuh?"

Pertanyaan Yibo membuyarkan lamunannya. Weiying teringat sesuatu, luka itu. Ia memperhatikan lengannya yang penuh dengan goresan yang telah mengering.

Tanpa sadar ia hampir ditabrak mobil. Hampir saja mobil itu menghempaskan tubuh lemah Weiying. Bunyi klakson berulang-ulang mengejutkannya.

Pintu mobil terbuka, memperlihatkan sopir berpakaian mewah. "Bisakah kau memakai matamu. Kau ini buta?!"

Sementara lelaki yang tengah duduk di mobil yang hampir menabrak Weiying memperhatikannya.

Kemudian ia turun dari mobilnya, sambil tersenyum manis dengan lesung pipi miliknya. "Xiao Zhan? Apa kabar? Lama tak bertemu." tegurnya.

Entah kenapa Weiying begitu kesal dengan lelaki pendek di hadapannya sekarang. Ia mencoba mengingat siapa diri lelaki itu di masa lalunya.

"JIN GUANGYAO! Aku ingat bagaimana cara dia menghancurkan seluruh hidupku dengan semua fitnah keji yang diperbuatnya."

Ingin sekali Weiying menghabisinya, tapi ia urungkan niatnya karena orang yang dihadapannya ini belum tentu Jin Guangyao.

"Uhm... Zhan-Ge? Kau tidak apa-apa,kan?"

"Eh... aku baik-baik saja. Guang..."

"Aku Zhu Zanjin. Memang benar aku adalah A-Yao di drama itu. Zhuocheng bilang kau mengalami amnesia. Oh iya sedang apa kau disini, ge?"

Weiying melihat sekitar, mencari jawaban yang terlintas di pikirannya. "Hanya jalan-jalan... karena aku terlalu bosan tidur selama 2 bulan."

Zanjin menyunggingkan senyum khasnya. "Kalau begitu sebaiknya kau kembali ke kamarmu saja. Disini cukup berbahaya, apalagi ada preman di sekitar sini."

Weiying membalas,"Lalu kau sendiri mau menjenguk siapa?"

"Aku hanya periksa kesehatan rutin disini. Sudahlah, aku pergi dulu." tukasnya.

"Hei..."

Sekarang dia sendiri, malam berlalu begitu cepat. Dan anehnya jalan di sekitar rumah sakit cukup sepi dan suram. "Huh... sepertinya aku harus kembali sekarang. Pasti Zhuocheng khawatir denganku."

Tanpa sadar ada sepasang mata yang memerhatikan Weiying. Gerak gesitnya berhasil memukul wajah tampan Xiao Zhan (Weiying) hingga terjatuh.

Weiying meringis dan mengelus bekas pukulan yang diberikan preman tadi.

"Dasar tidak tahu malu! Kau pikir kau disini bisa menikmati pemandangan secara gratis? Tentu tidak!"

"Dasar preman sialan! Beraninya menendang orang sepertiku ini!"

"Kau tidak tahu ini wilayah siapa? Kau makan darimana? Tempat ini aman karena siapa, hah?! KARENA KAMI!"

Salah satu preman mengepalkan tangan, mengambil ancang-ancang untuk menghabisi Weiying. Tetapi apa yang terjadi?

Yibo mencengkram tangan preman tersebut dan langsung memukul ketiga preman tersebut. Ketika ia menghantam para preman ia sekilas melihat Xiao Zhan terduduk memanggil nama perannya.

"Lan Zhan?" panggil Weiying.

Panggilan itu sontak mengalihkan perhatiannya dan berakhir tendangan dari bos preman itu sendiri. Beruntung Zhuocheng dan petugas rumah sakit segera menghentikan mereka dan menelpon polisi.

"Zhan-Ge. Kau tidak apa-apa?" tanya Yibo khawatir.

"Tak apa."

"Kau ini lama sekali jalannya, seharusnya kau telepon aku."

"Maaf... tapi aku..."

"Sudah, Zhuocheng. Lagipula ingatannya belum sepenuhnya kembali. Bisa saja kan dia lupa menelponmu."

"Ayo Yibo, Zhan-Ge. Kita obati lukamu."

-0-

Setelah kembali ke kamarnya, Weiying memerhatikan refleksi dirinya di cermin kamar mandi. Rambut hitam yang pendek, postur tubuh yang ideal serta wajah manis yang diidamkan semua orang. Oh jangan lupa tambahan tahi lalat dibawah bibirnya mempermanis seorang Xiao Zhan, tubuh yang ditempatinya saat ini.

"Oke... mulai hari ini dan seterusnya kau adalah Xiao Zhan. Ingat itu!" tunjuknya di depan cermin.

-Tbc-

Halo semua! Akhirnya aku update ff ini, terima kasih sudah vomment dan maaf kalo membosankan.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Demonic Cultivator and The IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang