18 4 0
                                    

Rinai merasa benar-benar aneh belakangan ini. Seorang Bayu, yang semenjak masuk SMA berubah menjadi seperti tembok es, mendadak berubah seolah-olah es itu mencair.

Setahu Rinai, saat SMP Bayu memang memiliki kepribadian yang agak absurd, tetapi lumayan friendly. Tipikal anak aktif yang banyak dikenal di seantero sekolah.

Begitu masuk SMA, Rinai tidak lagi terlalu memperhatikan Bayu. Ia tak benar-benar tahu seperti apa Bayu SMA. Hanya saja, setiap mereka berdua berpapasan, tak ada satupun yang mempunyai itikad untuk menyapa.

Mau tidak mau, perasaan yang sempat Rinai kubur dalam-dalam, sekarang mulai membuncah lagi. Hal yang sangat dibenci Rinai. Ia ingin mempunyai pacar, tetapi agak risih bila didekati orang. Itu yang membuat Rinai lama menyendiri.

Rinai memandang dirinya di depan cermin, kembali, insecurity-nya muncul.

"Dih apaan si cewe jelek kaya gini baper cuma gara-gara disapa? Lo tuh ga secantik Zidny, Rin! Gausah ya lo ngarep!" kata Rinai pada dirinya sendiri.

Rinai sendiri sebenarnya mempunyai love-hate relationship dengan Zidny. Mengapa? Zidny sebenarnya merupakan orang yang sangat baik, yang karakter dan cara berpikirnya sejalan dengan Rinai. Ia merasa sangat klop dengan Zidny. Sampai di waktu dia menyadari, Zidny sangat cantik. Setiap Rinai dan Zidny berpapasan dengan laki-laki, mereka selalu memandang ke arah Zidny.

Awalnya, Rinai bahkan tidak mempedulikan itu. Tetapi, pernah sekali, Rinai dan Zidny jalan berdua, mereka berpapasan dengan Bayu. Dan, seperti yang diduga, Bayu melihat ke arah Zidny, bukan lagi Rinai yang notabene teman lamanya. Mulai saat itu, Rinai tak bisa memperlakukan Zidny dengan biasa lagi seperti dulu. Insecurity-nya mulai menjadi. Rinai memakai masker tiap kali ia bersama Zidny.

"Enak ya, jadi Zidny. Dia diem aja banyak yang suka, lah gue??" gumam Rinai masih di depan cermin.

Ting! Ada notif LINE muncul di handphone Rinai. Halah, paling chat dari grup, pikirnya.

Rinai meninggalkan handphone-nya dan pergi ke bawah untuk makan siang.

"Bun, masak apa?" tanyanya sembari duduk di kursi.

"Kesukaan kamu, dong!" jawab Bundanya ceria.
"Kok ngga seneng, kenapa Kak?" lanjut Bunda.

Yang ditanya hanya mengambil secentong nasi, lalu menyodorkannya kepada Bunda. Tolong ambilin sayurnya, Bun, maksud Rinai.

Bunda mengerti, ada yang salah dengan Rinai. Tapi, sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencecar Rinai dengan berbagai pertanyaan. Bunda hanya akan menunggu sampai Rinai bercerita dengan sendirinya.

🍂

Rinai kembali ke kamarnya, mengecek apakah ada yang penting di handphone-nya.

C. C. Bayuaji added you by ID
Add | Block

Yaampun, udah dong Bay. Lo ngapain nge-add gue segala? keluh Rinai. Menyerah sebelum bahkan mencoba berharap. Ia merutuki dirinya sendiri yang kembali menyukai pria itu tanpa permisi.

Add

Yakali gue ngeblock dia, gitu-gitu juga dia temen lama gue, toh dia gabakal ngechat gue juga, kan? Emang gue siapa? Hahaha, pikir Rinai.

Ting!

C. C. Bayuaji
Hai, Rinai!

Perkiraan Rinai salah. Bayu segera mengirimkan pesan sesaat setelah di-addback oleh Rinai.

Tuhkan, apaan sih? Ini hapenya pasti lagi dibajak orang, ya? Tak habis-habis Rinai berburuk sangka pada Bayu.

Rinai
Hai
Ada apa, Bay?

Secepat kilat, Bayu mengetikkan balasan untuk Rinai.

C. C. Bayuaji
Pengen ngechat aja nih
Gaboleh sama pawangnya ya?

Dih apasi pawang-pawang emang gue uler apa?! gerutu Rinai.

Rinai
Hahah apaan sih Bay

C. C. Bayuaji
Gajelas ya gue wkwk
Btw masih sendiri aja nih, Rin?

Iyalah emangnya elu, mantannya berserakan –rinai

Rinai
Random bgt??
Yagitu wkwk

C. C. Bayuaji
Sipdah hahaha
Btw Rin, lo ada bukcet matL ga?

Rinai
Ada, kenapa?

C. C. Bayuaji
Gue pinjem boleh ga, ini gue ada tugas, tapi gue ga kebagian buku di koperasi

Rinai
Minjem di temen kelas kan bisa? Atau mau gue fotoin?

C. C. Bayuaji
Minjem di kelas gue gabisa, Rin. Sama perlunya kaya gue skrg.
Kalo difoto rada susah juga, mata gue udah rusak, gue gabisa liat hp lama-lama

"Terus, gue harus nganterin buku ke dia gitu? Males banget. Lagian nih Bayu kenapa sih tiba-tiba gini. Temennya kan banyak, harus banget minjemnya di gue?!" gumam Rinai.

Rinai
Yaudah, gue nganterin ke lo gitu bukunya?

C. C. Bayuaji
Gausah, gue aja yg nyamperin rumah lo. Alamat lengkapnya dimana?

Mampus gue yakali ketemu di rumah, gimana nyokap nanti? batin Rinai.

Rinai
Jangan ke rumah, ketemu di taman kompleks perumahan megabiru 2 aja

C. C. Bayuaji
Oke, Rin. Makasih banyak, ya!

Rinai hanya membacanya, lantas mencari buku untuk diberikan kepada Bayu. Ia merapikan pakaiannya sedikit, lantas memakai kacamata minusnya sebelum keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

adios | bang chan (lokal) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang